Lakilaponto: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Rujukan: clean up, removed stub tag
Ariyanto (bicara | kontrib)
k perapian (via JWB)
Baris 72:
 
Lakilaponto pada saat memerintah Kerajaan Muna, menanamkan falsafa atau nilai-nilai dasar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara seperti yang diajarkan oleh SUGI MANURU yaitu:
# Pobini-biniti kuli, ( saling tengang rasa )
# Poangka-angka tau, ( Saling harga-menghargai )
# Poma-masigho, ( Saling sayang- menyayangi )
# Poadha-adhati. (Saling menghormati )
Keempat prinsip dasar diatas wajib dipahami dan dijalankan oleh setiap warga kerajaan muna dalam hal ini termasuk juga Raja dan aparat kerajaan lainnya. Lakilaponto juga menyebar luaskan konstitusi Negara kerajaan Muna pada kerjaan-kerajaan yang dipimpinnya Yaitu:
# Hansuru –hansuru badha Sumano kono hansuru liwu ( Biarlah badan binasa asal Negara tetap berdiri ).
# Hansuru-hansuru Liwu Sumano kono hansuru Ahdati ( kalaupun Negara harus bubar adat tetap harus dipertahankan ).
# Hansuru-hansuru Adhati sumano Tangka Agama ( Kalupun adat tidak bisa lagi dipertahankan, agama harus tetap ditegakkan ).
 
Falsafah dasar dan Konstitusi kerajaan Muna yang telah di ajarkan oleh Ayahandanya Raja Muna VI Sugi Manuru kemudian disebar luaskan pada kerajaan-kerajaan yang dipimpin oleh Lakilaponto berikutnya.
 
=== La kilaponto sebagai Sultan Buton ===
Pada saat islam masuk ke kerajaan Buton yang dibawa oleh imam arab, Syeh Abdul Wahid bentuk pemerintahan dari kerajaan berubaha menjadi kesultanan dimanadi mana Lakilaponto menerima islam sebagai agama resmi. Pada menjadi kesultanan, Lakilaponto diangkat sebagai Sultan Pertama bergelar Sultan Muhammad Isa Kaimuddin Khalifatul Khamis. Pengangkatan lakilaponto sebagai sultan mendapat persetujuan langsung dari Khalifah di [[Kesultanan Utsmaniyah]]. Lakilaponto memerintah kesultanan buton cukup lama yaitu selama 43 tahun. Oleh karena itu anak keturunannya menyebutkan bahwa ia adalah orang yang diberkahi.
 
== Rujukan ==