Teori bencana Toba: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.9.2
Baris 43:
 
Penelitian lain memunculkan keraguan terhadap teori penyusutan genetik. Misalnya, [[peralatan batu]] kuno di India selatan ditemukan di atas dan di bawah lapisan debu tebal dari letusan Toba dan bentuknya serupa, artinya awan debu dari letusan tersebut tidak memusnahkan populasi di daerah ini.<ref>{{cite news|first= |last= |title= Mount Toba Eruption – Ancient Humans Unscathed, Study Claims|date= |publisher= |url= http://anthropology.net/2007/07/06/mount-toba-eruption-ancient-humans-unscathed-study-claims/|work= |pages= |accessdate= 2008-04-20|language= |archive-date= 2018-07-08|archive-url= https://web.archive.org/web/20180708135026/https://anthropology.net/2007/07/06/mount-toba-eruption-ancient-humans-unscathed-study-claims/|dead-url= yes}}</ref><ref>{{Cite journal|title=Super-eruption: no problem?|journal=Nature|date=July 2007|first=Katherine|last=Sanderson|volume=|issue=|pages=|doi=10.1038/news070702-15|url=http://www.nature.com/news/2007/070702/full/news070702-15.html|accessdate=2008-12-12|format=– <sup>[http://scholar.google.co.uk/scholar?hl=en&lr=&q=author%3ASanderson+intitle%3ASuper-eruption%3A+no+problem%3F&as_publication=Nature&as_ylo=&as_yhi=&btnG=Search Scholar search]</sup>|archive-date=2008-12-07|archive-url=https://web.archive.org/web/20081207012423/http://www.nature.com/news/2007/070702/full/news070702-15.html|dead-url=yes}}</ref><ref>{{cite web|url=http://johnhawks.net/weblog/reviews/archaeology/middle/petraglia_toba_india_continuity_2007.html|title= At last, the death of the Toba bottleneck|author=John Hawks|authorlink= John D. Hawks}}</ref> Bukti arkeologi lain dari India selatan dan utara juga menunjukkan sedikitnya bukti dampak letusan terhadap penduduk setempat, sehingga para peneliti berkesimpulan bahwa "banyak makhluk hidup yang selamat dari letusan super ini, bertentangan dengan penelitian lain yang menunjukkan kepunahan hewan dan penyusutan genetik dalam jumlah besar".<ref>Lihat pula {{cite web|url=http://anthropology.net/2010/02/25/newly-discovered-archaeological-sites-in-india-reveals-ancient-life-before-toba/|title=Newly Discovered Archaeological Sites in India Reveals Ancient Life before Toba|author=|date=25 February 2010|work=|publisher=Anthropology.net|accessdate=28 February 2010|archive-date=2011-07-22|archive-url=https://web.archive.org/web/20110722183053/http://anthropology.net/2010/02/25/newly-discovered-archaeological-sites-in-india-reveals-ancient-life-before-toba/|dead-url=yes}}</ref> Akan tetapi, bukti dari analisis serbuk sari memperlihatkan adanya deforestasi panjang di Asia Selatan. Sejumlah peneliti berpendapat bahwa letusan Toba mungkin memaksa manusia menggunakan strategi adaptasi yang baru, sehingga mereka dapat menggantikan manusia [[Neanderthal]] dan "spesies manusia kuno lainnya".<ref>{{cite news|title = Supervolcano Eruption In Sumatra Deforested India 73,000 Years ago|first=|last=|newspaper=Science Daily|date=24 November 2009|url=http://www.sciencedaily.com/releases/2009/11/091123142739.htm}};
<!-- name=williams2009 -->{{Harvnb|Williams|others|2009}}.</ref> Pendapat tersebut tidak sejalan dengan bukti keberadaan Neanderthal di Eropa dan ''[[Homo floresiensis]]'' di Asia Tenggara yang masing-masing selamat dari letusan ini selama 50.000 dan 60.000 tahun.<ref>{{cite web|url=http://anthropology.net/2009/11/24/environmental-impact-of-the-73-ka-toba-super-eruption-in-south-asia-sciencedirect/|title=Environmental Impact of the 73 ka Toba Super-eruption in South Asia – ScienceDirect|author=|date=24 November 2009|work=|publisher=Anthropology.net|accessdate=3 March 2010|archive-date=2011-07-22|archive-url=https://web.archive.org/web/20110722183142/http://anthropology.net/2009/11/24/environmental-impact-of-the-73-ka-toba-super-eruption-in-south-asia-sciencedirect/|dead-url=yes}}; {{cite news|title=New Evidence Shows Populations Survived the Toba Super-eruption 74,000 Years ago|first=|last=|newspaper=University of Oxford|date=22 February 2009|url=http://www.ox.ac.uk/media/news_releases_for_journalists/100222_1.html|access-date=2014-03-19|archive-date=2010-12-30|archive-url=https://web.archive.org/web/20101230210026/http://www.ox.ac.uk/media/news_releases_for_journalists/100222_1.html|dead-url=yes}}</ref>
 
Kekurangan lain dalam teori penyusutan pasca-Toba adalah sulitnya memperkirakan dampak iklim global dan regional letusan ini dan sedikitnya bukti pasti letusan ini sebelum penyusutan.<ref>{{Harvnb|Oppenheimer|2002}}, pp. 1605, 1606.</ref> Selain itu, analisis genetik [[urutan Alu]] di seluruh [[genom manusia]] memperlihatkan bahwa ukuran populasi manusia yang efektif kurang dari 26.000 orang pada 1,2 juta tahun yang lalu. Penjelasan yang memungkinkan untuk rendahnya jumlah leluhur manusia meliputi penyusutan populasi yang terjadi berulang-ulang atau peristiwa penggantian periodik dari subspesies ''[[Homo]]'' lain.<ref>Jika hasil ini akurat, maka sebelum kemunculan ''Homo sapiens'' di Afrika, jumlah ''Homo erectus'' sangat kecil ketika spesies ini menyebar ke seluruh dunia. Lihat {{Harvnb|Huff|others|2010}}, p.6; {{Harvnb|Gibbons|2010}}.</ref>