Bahasa Osing: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Borgxbot (bicara | kontrib)
k Robot: Cosmetic changes
Borgx (bicara | kontrib)
k rv
Baris 16:
* Gambiran
* Singojuruh
* sebagian Genteng
* sebagian Genteng(ds.Kembiritan)[[Pengguna:Danibalilah|Danibalilah]] ([[Pembicaraan Pengguna:Danibalilah|bicara]]) 01:12, 14 Mei 2009 (UTC)
* Licin
 
Baris 24:
Bahasa Jawa Osing mempunyai keunikan dalam sistem pelafalannya, antara lain:
 
* Adanya diftong [ai] untuk vokal [i] : semua leksikon berakhiran "i" pada bahasa Jawa Osing khususnya Banyuwangi selalu terlafal "ai". Seperti misalnya "geni" terbaca "genai", "bengi" terbaca "bengai", "gedigi" (begini) terbaca "gedigai" terkecuali Kunci bukan dibaca Kuncai(salah) melainkan dibaca sereg.[[Pengguna:Danibalilah|Danibalilah]] ([[Pembicaraan Pengguna:Danibalilah|bicara]]) 01:12, 14 Mei 2009 (UTC)
* Adanya diftong [au] untuk vokal [u]: leksikon berakhiran "u" hampir selalu terbaca "au". Seperti "gedigu" (begitu) terbaca "gedigau", "asu" terbaca "asau", "awu" terbaca "awau".
* Lafal konsonan [k] untuk konsonan [q]. Di Bahasa Jawa, terutama pada leksikon berakhiran huruf "k" selalu dilafalkan dengan glottal "q". Sedangkan di Bahasa Jawa Osing, justru tetap terbaca "k" yang artinya konsonan hambat velar. antara lain "apik" terbaca "apiK", "manuk", terbaca "manuK" dan seterusnya.
* Konsonan glotal [q] yang di Bahasa Jawa justru tidak ada seperti kata [piro'], [kiwo'] dan demikian seterusnya.
* Palatalisasi [y]. Dalam Bahasa Jawa Osing, kerap muncul pada leksikon yang mengandung [ba], [pa], [da], [wa]. Seperti "bapak" dilafalkan "byapak", "uwak" dilafalkan "uwyak", "embah" dilafalkan "embyah", "Banyuwangi" dilafalkan "banyuwangaibyanyuwangai", "dhawuk" dibaca "dyawuk".
 
=== Varian Bahasa Osing ===
Baris 40:
 
**Hiro/Iro = digunakan/lawan bicara untuk yang lebih muda(umur)
**Siro = digunakan/lawan bicara untuk yang selevel(umur)
**Riko = digunakan/lawan bicara untuk yang diatas kita (umur)
**Ndiko = digunakan/lawan bicara untuk orang tua (bapak/ibu) [[Pengguna:Danibalilah|Danibalilah]] ([[Pembicaraan Pengguna:Danibalilah|bicara]]) 06:08, 11 Mei 2009 (UTC)
]
Sedangkan ''Cara Besiki''adalah bentuk "Jawa Halus" yang dianggap sebagai bentuk wicara ideal. akan tetapi penggunaannya tidak seperti halnya masyarakat Jawa, ''Cara Besiki'' ini hanya dipergunakan untuk kondisi-kondisi khusus yang bersifat ''keagamaan'' dan '''ritual''', selain halnya untuk acara pertemuan menjelang perkawinan.