Bahasa Kampar: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Cahyogunadi (bicara | kontrib) Hapus aja bagian yg referensinya gak nyambung dgn informasinya. |
Cahyogunadi (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 13:
== Perbandingan ==
Berikut pola perubahan ucapan dan pelafalan dari [[Bahasa Melayu Malaysia|bahasa Melayu Standar]] kedalam bahasa Minang Kampar:<ref>{{Cite news|url=https://issuu.com/ikatankamparputramalaysia/docs/complete_glosari_kata_kampau|title=PANDUAN BAHASA MELAYU BAKU - DIALEK KAMPAR|newspaper=Issuu|language=en|access-date=2018-08-25}}</ref>
{| class="wikitable"
|+
Baris 20:
|-
|'''Melayu Standar'''
|'''Minang Kampar'''
|'''Melayu Standar'''
|'''Minang Kampar'''
|-
|Bunyi awal '''''en-'''''
Baris 161:
Dialek Padang
!Dialek Limapuluh Kota
!
|-
|Beras Solok itu enak kalau di tanak di dandang.
Baris 227:
{| class="wikitable sortable"
!Bahasa Indonesia
!
|-
|Apa
Baris 263:
{| class="wikitable sortable"
!Bahasa Indonesia
!
|-
|Satu
Baris 308:
{| class="wikitable sortable"
!Bahasa Indonesia
!
|-
|Kakek
Baris 336:
== Karya sastra ==
Karya sastra tradisional berbahasa Minang Kampar memiliki persamaan bentuk dengan karya sastra tradisional rumpun bahasa Melayu lainnya, khususnya dengan [[Sastra Minangkabau|sastra tradisional Minangkabau]], yaitu berbentuk prosa, cerita rakyat, dan hikayat. Penyampaiannya biasa dilakukan dalam bentuk cerita (''[[kaba]]'') atau dinyanyikan (''dendang''). Adapula karya sastra yang digunakan untuk prosesi [[Adat Minangkabau|adat Minang Kampar]], seperti pepatah-petitih dan persembahan (''basiacuong'' atau ''basisombau''). Pepatah-petitih dan persembahan banyak menggunakan kata-kata kiasan. Agar tidak kehilangan makna, karya sastra jenis ini tidak bisa diterjemahkan ke dalam bahasa lain. Oleh karenanya sangat sedikit sekali orang yang menguasai karya sastra ini, yang hanya terbatas pada ninik mamak dan pemuka adat.<ref>Edwar Jamaris, Pengantar Sastra Rakyat Minangkabau, Yayasan Obor Indonesia, 2001</ref>
=== Basiacuong atau basisombau ===
'''Basiacuong''' atau '''basisombau''' adalah tradisi lisan masyarakat Minang Kampar yang berisi pikiran, ide, dan nasihat berupa pepatah-petitih dalam dialog antara dua ninik mamak. ''Basiacuong'' berasal dari kata ''Siacuong'' yang berarti sanjung menyanjung dari satu pihak ke pihak lainnya yang biasanya diwakili oleh ninik mamak suatu suku yang berdialog atau mereka yang karena kedudukannya diberi kesempatan bicara. Kata ''basiacuong'' juga berarti menyengaja suatu perbuatan. Adapun nama lain dari basiacuong adalah ''sisombau'' atau ''basisombau'' artinya sembah menyembah.<ref name=":2">YUNUS, Mohd. Tradisi Basiacuong dalam Masyarakat Adat Limo Koto Kampar. ''MENARA'', 2013, 12.2: 92-114.</ref>
Basiacuong dilakukan dalam berbagai acara adat Minang Kampar, seperti pertunangan, pernikahan, kenduri, khitanan, serta penobatan ninik mamak. Di dalamnya setiap maksud dan tujuan seorang ninik mamak disampaikan dalam wujud kiasan, pepatah, ataupun pantun.
Berikut salah satu contoh dialog dalam basiacuong saat pihak laki-laki datang ke rumah perempuan yang akan dilamar:<ref name=":2" />
|