Wilayah administratif khusus di Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
RHKt (bicara | kontrib)
k Bekas: Perbaikan kesalahan ketik
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
RHKt (bicara | kontrib)
Bekas: Penambahan pranala, mengganti dan menghapus pranala yang tidak sesuai dan tidak menyambung dengan artikel ini
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
Baris 132:
 
=== Berau ===
Daerah Istimewa [[Kesultanan Berau|Berau]] (1953-1959) adalah daerah istimewa setingkat kabupaten di dalam lingkungan [[Provinsi Kalimantan]]. Daerah Istimewa Berau dibentuk oleh negara Indonesia dengan UU Darurat 3/1953 tentang Pembentukan Kabupaten Daerah Tingkat II di Kalimantan karena hak asal usul yang dimilikinya. Daerah Istimewa Berau terdiri atas swapraja [[Kesultanan Sambaliung|Sambaliung]] dan swapraja [[Kesultanan Gunung- Tabur|Gunung Tabur]]. Keistimewaan Daerah Istimewa Berau meliputi pengangkatan Kepala Daerah Istimewa. Kepala Daerah Istimewa Berau dijabat oleh [[Sultan Muhammad Amminuddin]]. Daerah Istimewa Berau dihapus dengan UU 27/1959 tentang Penetapan UU Darurat 3/1953 tentang Pembentukan Kabupaten Daerah Tingkat II di Kalimantan. Daerahnya dijadikan Kabupaten Berau di dalam lingkungan [[Provinsi Kalimantan Timur]]. Daerah istimewa ini merupakan daerah istimewa dengan wilayah terkecil sepanjang sejarah.
 
=== Bulongan (1953-1959) ===
Daerah Istimewa [[Kesultanan Bulungan|Bulongan]] adalah daerah istimewa setingkat kabupaten di dalam lingkungan Provinsi Kalimantan. Daerah Istimewa Bulongan dibentuk oleh negara Indonesia dengan UU Darurat 3/1953 tentang Pembentukan Kabupaten Daerah Tingkat II di Kalimantan karena hak asal usul yang dimilikinya. Daerah Istimewa Bulongan terdiri atas swapraja Bulongan. Keistimewaan Daerah Istimewa Bulongan meliputi pengangkatan Kepala Daerah Istimewa. Kepala Daerah Istimewa Bulongan dijabat oleh Sultan Maulana Muhammad Jalaluddin, sampai mangkat dia pada 1958. Daerah Istimewa Bulongan dihapus dengan UU 27/1959 tentang Penetapan UU Darurat 3/1953 tentang Pembentukan Kabupaten Daerah Tingkat II di Kalimantan. Daerahnya dijadikan Kabupaten Bulongan di dalam lingkungan Provinsi Kalimantan Timur. Kini wilayah bekas Daerah Istimewa Bulongan, yang meliputi kabupaten-kabupaten [[Kabupaten Bulungan|Bulungan]], [[Kabupaten Malinau|Malinau]], [[Kabupaten Nunukan|Nunukan]], [[Kabupaten Tana Tidung|Tana Tidung]], dan Kota [[Kota Tarakan]], menjadi satu provinsi, [[Kalimantan Utara|Provinsi Kalimantan Utara]] pada 17 November 2012, terpisah dari Provinsi Kalimantan Timur.
 
=== Kalimantan Barat (1946-1950) ===
Daerah Istimewa [[Kalimantan Barat]] adalah satuan kenegaraan yang tegak sendiri dalam lingkungan [[Republik Indonesia Serikat]] yang berkedudukan sebagai daerah istimewa. Daerah Istimewa Kalimantan Barat dibentuk oleh [[Pemerintah Sipil Hindia Belanda]] pada [[28 Oktober]] [[1946]] sebagai Dewan Borneo Barat dan mendapat kedudukan sebagai Daerah Istimewa pada 12 Mei 1947<ref name="Amran Halim 1998">Amran Halim (ed). (1998) ''30 Tahun Indonesia Medeka''. Jilid 1. Cetakan 8. Jakarta: Sekretariat Negara RI dan PT Citra Lamtoro Gung Persada</ref> Daerah Istimewa Kalimantan Barat meliputi Swapraja [[Kesultanan Sambas|Sambas]], Swapraja [[Kesultanan Pontianak|Pontianak]], Swapraja [[Kerajaan Mempawah|Mampawah]], Swapraja [[Kerajaan Landak|Landak]], Swapraja [[Kerajaan Kubu|Kubu]], Swapraja [[Matan]], Swapraja [[Kerajaan Tanjungpura|Sukadana]], Swapraja [[Simpang]], Swapraja [[Kerajaan Sanggau|Sanggau]], Swapraja [[Kerajaan Tayan|Tayan]], Swapraja [[Kerajaan Sintang|Sintamg]], Neo-swapraja [[Meliau]], Neo-swapraja [[Pinoh]], dan Neo-swapraja [[Kapuas Hulu]].<ref>Data swapraja ini diambil dari UU 27/1959 tentang tentang Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 3 Tahun 1953 tentang Pembentukan Kabupaten Daerah Tingkat II di Kalimantan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1953 Nomor 9), sebagai Undang-Undang</ref> Kepala Daerah Istimewa Kalimantan Barat adalah Sultan Swapraja Pontianak, [[Sultan Hamid II]].<ref name="Amran Halim 1998" /> Sebelum 5 April 1950 Satuan Kenegaraan Yang Tegak Sendiri Daerah Istimewa Kalimantan Barat bergabung dengan Negara Bagian Republik Indonesia (RI-Yogyakarta).<ref>Amran Halim (ed). (1998) ''30 Tahun Indonesia Medeka''. Jilid 2. Cetakan 8. Jakarta: Sekretariat Negara RI dan PT Citra Lamtoro Gung Persada</ref> Daerahnya kemudian menjadi bagian dari Provinsi Administratif Kalimantan.<ref>berdasarkan kesepakatan RIS-RI (lihat PP RIS 21/1950)</ref> Kini wilayah Daerah Istimewa Kalimantan Barat menjadi Provinsi Kalimantan Barat yang telah dibentuk pada tahun 1956.<ref>UU 25/1956 dan UU 27/1959</ref>
 
=== Kutai (1953-1959) ===
Daerah Istimewa [[Kesultanan Kutai Kertanegara ing Martapura|Kutai]] adalah daerah istimewa setingkat kabupaten di dalam lingkungan [[Provinsi Kalimantan]]. Daerah Istimewa Kutai dibentuk oleh negara Indonesia dengan UU Darurat 3/1953 tentang Pembentukan Kabupaten Daerah Tingkat II di Kalimantan karena hak asal usul yang dimilikinya. Daerah Istimewa Kutai terdiri atas swapraja Kutai. Keistimewaan Daerah Istimewa Kutai meliputi pengangkatan Kepala Daerah Istimewa. Kepala Daerah Istimewa Kutai dijabat oleh [[Sultan A.M. Parikesit]]. Daerah Istimewa Kutai dihapus dengan UU 27/1959 tentang Penetapan UU Darurat 3/1953 tentang Pembentukan Kabupaten Daerah Tingkat II di Kalimantan. Daerahnya dijadikan [[Kabupaten Kutai]], [[Kota Balikpapan]], dan [[Kota Samarinda]] di dalam lingkungan Provinsi Kalimantan Timur. Kini wilayah bekas Daerah Istimewa Kutai meliputi Kabupaten [[Kutai Kertanegara]], Kabupaten [[Kutai Barat]], Kabupaten [[Kutai Timur]], Kota Balikpapan, Kota Samarinda, dan Kota [[Bontang]] di dalam lingkungan Provinsi Kalimantan Timur.<ref>UU 27/1959 dan UU 47/1999</ref>
 
=== Surakarta (1945-1946) ===