Suku Karo: Perbedaan antara revisi
[revisi tidak terperiksa] | [revisi tidak terperiksa] |
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
k clean up |
||
Baris 64:
== Sejarah & etimologi ==
Suku Karo adalah suku yang mendiami Dataran Tinggi Karo, Kabupaten Deli Serdang, Kota Binjai, Kabupaten Langkat, Kabupaten Dairi, Kota Medan, dan Kabupaten Aceh Tenggara. Suku ini memiliki bahasa yang disebut Bahasa Karo dan memiliki salam khas yaitu ''Mejuah-juah''. Adapun Rumah adat Suku Karo atau yang dikenal dengan nama [[Siwaluh Jabu|Rumah Siwaluh Jabu]] yang berarti rumah untuk delapan keluarga, yaitu Rumah yang terdiri dari delapan bilik yang masing-masing bilik dihuni oleh satu keluarga. Tiap keluarga yang menghuni rumah itu memiliki tugas dan fungsi yang berbeda-beda sesuai dengan pola kekerabatan masing-masing.
[[File:COLLECTIE TROPENMUSEUM De bekende Karo-Batak schaker Si Narser met zijn vrouw Karolanden Noord-Sumatra TMnr 10005391.jpg|thumb|upright|Seorang Wanita Karo mengenakan kain (''Gatip Ampar'') di atas bahunya dan anting-anting (''padung perak''), dan seorang Pria Karo kemungkinan mengenakan ''Julu Berjongkit'' atau ''Ragi Santik'' sebagai penutup pinggul. Foto diambil di salah satu desa di Kabupaten Karo, sekitar tahun 1914-1919.]]
Baris 325:
Seni bela diri orang karo merupakan [[Silat Karo]] yang dalam Bahasa Karo disebut ''ndikar''. Kata tersebut mulai jarang digunakan masyarakat Karo sehingga kini asing terdengar. Masyarakat Karo dewasa ini cenderung menyebutnya dengan nama Silat Karo saja.
Kata ''ndikar'' untuk penamaan bela diri/silat dalam Bahasa Karo kadang kerap disamakan dengan kata ''Pandikar''. Kata ''ndikar'' hanya untuk menyebut silat/bela diri, sedangkan ''pandikar'' merupakan seseorang yang mempunyai ilmu bela diri yang tinggi atau bisa juga orang yang mendalami ilmu bela diri dan memiliki ilmu bela diri.
=== Seni Musik ===
Baris 402:
[[Berkas:Desa Perteguhen, Simpang Empat, Karo.jpg||thumb|upright|Gereja GBKP dan [[Masjid]] yang berhadapan di [[Perteguhen, Simpang Empat, Karo|Desa Perteguhen]] ]]
Mayoritas orang Karo memeluk [[agama]] [[Kristen Protestan]] sekitar 57.5%, dan 18.7% [[Kristen Katolik]], [[Islam]] 21.3%, Sekitar 1.1% masih menganut aliran kepercayaan yakni [[Pemena]]. Lalu ada sebagian kecil yang beragama [[Hindu]] dan [[Buddha]] yaitu sekitar 1.4%.
Sebagian kecil orang Karo di [[Lau Rakit, Sinembah Tanjung Muda Hilir, Deli Serdang|Dusun Pintu Besi Desa Lau Rakit]], Kecamatan [[Sinembah Tanjung Muda Hilir, Deli Serdang|Sinembah Tanjung Muda Hilir]], [[Deli Serdang]] menganut agama [[Hindu]] yang dimana memiliki kemiripan dengan agama [[Hindu Bali]] mulai dari tempat ibadah berupa [[pura]] hingga upacara keagamaan.<ref>[https://medanbisnisdaily.com/m/news/online/read/2020/03/25/103996/melihat_umat_hindu_di_tanah_karo/]</ref>
|