Istilah ini dicetuskan oleh kepala Kepala Kereta Api Ukraina Oleksandr Kamyshin karena ia melihat begitu banyak diplomat dan pemimpin negara menggunakan sarana kereta api menuju kota [[Kyiv]].<ref>{{Cite web|date=2022-4-25|title=Russia Announces Expulsion of 40 German Diplomats in Tit-for-tat Move|url=https://archive.ph/20220425205611/https://www.dw.com/en/russia-announces-expulsion-of-40-german-diplomats-in-tit-for-tat-move-live-updates/a-61577651|website=DW|access-date=2022-12-8|archive-date=2022-04-25|archive-url=https://archive.ph/20220425205611/https://www.dw.com/en/russia-announces-expulsion-of-40-german-diplomats-in-tit-for-tat-move-live-updates/a-61577651|dead-url=unfit}}</ref> Kereta api dipilih sebagai transportasi utama karena fasilitas penerbangan [[Kyiv]] lumpuh selama krisis berlangsung. Kereta api juga dipilih karena dianggap lebih aman oleh para perwakilan negara tersebut. Pada mulanya, pemerintah Polandia menawarkan para utusan yang hendak berangkat ke Kyiv menggunakan jet militer mereka namun tawaran ini ditolak karena khawatir akan dipahami oleh Rusia sebagai tindakan ofensif. Oleh karena itu, kereta api menjadi sarana penting bagi diplomasi Ukraina. Kereta Api menjadi transportasi utama dalam mengantar pemimpin asing ke Kyiv. Para diplomat dan pemimpin dunia menaiki kereta api dengan gerbong kelas mewah dari Polandia menuju ibu kota Ukraina.