Acting white: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Penikmat Senja (bicara | kontrib)
Fitur saranan suntingan: 3 pranala ditambahkan.
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 0 sources and tagging 2 as dead.) #IABot (v2.0.9.3
Baris 51:
 
== Komentar ==
Anne Arnett Ferguson, seorang profesor di [[Universitas Smith]] pada tahun 2001 berkomentar bahwa [[Budaya Eropa|budaya kulit putih]] telah mengecualikan budaya Afrika-Amerika. Ia juga menyoroti adanya desakan di sekolah atas standar bahasa Inggris terhadap bahasa Inggris Vernakular Hitam.<ref>{{Cite book|last=Ferguson|first=Ann Arnett|year=2001|url=https://en.id1lib.org/book/1060842/0f9351|title=Bad boys: public schools in the making of black masculinity|location=USA|publisher=University of Michigan Press|isbn=978-0-472-08849-2|pages=2|url-access=|url-status=live}}{{Pranala mati|date=Maret 2023 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>
 
Sosiolog Karolyn Tyson dan ekonom William Darity Jr. dalam studi tahun 2003 mengungkapkan bahwa staf sekolah dan pengajar yang bersikap rasis terhadap kemampuan siswa kulit hitam akan menggunakan ungkapan ''acting white'' saat meninjau perbedaan kinerja siswa.<ref name=":3" /> Shelby Steele dalam ''The Content of Our Character'' mengatakan bahwa apa yang ia identifikasi sebagai [[nilai]] hitam kelas menengah dipandang secara keliru oleh mayoritas orang kulit hitam sebagai "putih". Ia berargumen bahwa sikap ini sangat berbeda dengan isu-isu kemiskinan yang terjadi pada remaja kulit hitam.<ref name=":1" />
Baris 57:
Clarence Page membandingkan sikap ini dengan mentalitas kepiting ([[Bahasa Inggris|Inggris]]: ''mentality crab'', arti: "jika saya tidak dapat memilikinya, anda juga tidak dapat") di ''[[PBS NewsHour|The News Hour with Jim Lehrer]]'' pada tahun 2004:
{{quote|Dalam cerita rakyat Afrika-Amerika, kepiting laut adalaj salah satu makhluk paling bodoh yang memberikan pelajaran berharga. Ketika anda menangkapnya dalam ember, maka anda tidak perlu menutupnya. Karena ketika salah satu kepiting mencoba keluar, yang lain hanya akan menariknya kembali. Beberapa orang mungkin juga seperti itu. Sehingga, ketika mereka melihatmu bekerja keras untuk mencapai impianmu, mereka akan mengolok-olokmu hanya untuk membuatmu kesal.<ref name=page>{{cite news|date=2004 |title=Essay: Acting White |access-date=14 Maret 2022 |url=https://www.pbs.org/newshour/essays/july-dec04/page_9-27.html |publisher=News Hour with Jim Lehrer |author=Clarence Page |url-status=dead |archive-url=https://web.archive.org/web/20090522174354/http://www.pbs.org/newshour/essays/july-dec04/page_9-27.html |archive-date=2009}}</ref>}}
Kenji Yoshino, seorang profesor hukum di Universitas New York, dalam ''Covering: The Hidden Assault on Our Civil Rights'' (2006), menyatakan bahwa tekanan sosial selaras dengan arus budaya kulit putih. Ia berpendapat bahwa hal ini melanggar hak-hak sipil Afrika-Amerika, di mana setiap ras menurutnya dapat menjunjung tinggi perbedaan sosialnya masing-masing. Ia mengatakan bahwa orang kulit hitam harus bebas memilih identifikasi yang terkait dengan budaya kulit putih jika mereka mau.<ref>{{Cite book|last=Yoshino|first=Kenji|date=2007|year=2006|url=https://en.id1lib.org/book/1169192/98fbff|title=Covering: The Hidden Assault on Our Civil Rights|title-link=|location=New York|publisher=Random House|isbn=978-0-375-50820-2|pages=4|author-link=|url-status=live}}{{Pranala mati|date=Maret 2023 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref> Sementara itu, John McWhorter selaku pengamat politik memberikan komentar pada tahun 2008. Ia menyatakan bahwa remaja dapat melihat berbagai identitas, bahkan yang terkait dengan [[anti-kemapanan]]. Anak-anak kulit putih bisa menjadi ''stoner'' atau ''gothic,'' sementara anak-anak kulit hitam bisa menjadi ''<nowiki/>'non white'''. Ia menafsirkan bahwa pelabelan ''nerd'' ([[Nerd|kutu buku]]) hitam dan ''acting white'' hanyalah perkembangan "[[Liyan (filsafat)|liyan]]" di antara anak-anak Afrika-Amerika yang disekolahkan campur.<ref name=":2" />
 
== Referensi ==