Konflik peran ganda: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
DesemberCeria (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Copyofamedicine (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
Anoraga (2001) mengartikan konflik'''Konflik peran ganda''' adalah seseorang yang memiliki peran sebagai wanita bekerja (baik secara psikis, maupun fisik, dan juga berperan sebagai [[ibu rumah tangga]] yang bertanggung jawab keluarganya. Pekerjaan yang dimaksud dapat bergerak di bidang pemerintahan, swasta dan segala sesuatu yang mendatangkan kemajuan dalam karirnya (Anoraga, 2001).<ref name=":0">{{Cite journal|last=Wijayanti & Indrawati|first=Ade Tri & Endang Sri|date=2016|title=HUBUNGAN ANTARA KONFLIK PERAN GANDA DENGAN KEPUASAN
PERNIKAHAN PADA WANITA YANG BEKERJA SEBAGAI
PENYULUH DI KABUPATEN PURBALINGGA|url=https://media.neliti.com/media/publications/60761-ID-hubungan-antara-konflik-peran-ganda-deng.pdf|journal=Jurnal Empati|volume=Volume 5(2)|pages=282-286}}</ref> Sedangkan Spector (2006) mengartikan konflik peran ganda sebagai suatu bentuk konflik yang terjadi dalam menjalankan peran dalam dunia pekerjaan dan peran dalam menjalankan rumah tangga.<ref name=":0" />
 
Hal ini biasa terjadi pada wanita karir, dimana mereka harus menjalankan tugasnya sebagai ibu rumah tangga dan wanita karir secara bersamaan.  Jika dahulu wanita identik dengan pekerjaan rumah tangga, seperti mengurus anak, mengurus pasangan dan urusan rumah tangga lainnya. Namun kini, banyak wanita telah terjun ke dalam dunia karir.<ref>{{Cite journal|last=Rahmayati|first=T. Elfira|date=2020-01-31|title=KONFLIK PERAN GANDA PADA WANITA KARIER : KONFLIK PERAN GANDA PADA WANITA KARIER|url=https://jurnal.polgan.ac.id/index.php/juripol/article/view/10920|journal=Juripol (Jurnal Institusi Politeknik Ganesha Medan)|language=en|volume=3|issue=1|pages=152–165|doi=10.33395/juripol.v3i1.10920|issn=2599-1787}}</ref> Hal inilah yang menyebabkan beberapa wanita menjalankan peran ganda.
Spector (2006), mengartikan konflik peran ganda sebagai suatu bentuk konflik yang terjadi dalam menjalankan peran dalam dunia pekerjaan dan peran dalam menjalankan rumah tangga.<ref name=":0" />
 
Greenhaus dan Beutell (1985), mendefinisikan konflik peran ganda sebagai adanya ketidakcocokan dalam tekanan yang diberikan dalam pekerjaan ataupun tekanan dalam kehidupan rumah tangga.<ref name=":0" />
 
Hal ini biasa terjadi pada wanita karir, dimana mereka harus menjalankan tugasnya sebagai ibu rumah tangga dan wanita karir secara bersamaan.  Jika dahulu wanita identik dengan pekerjaan rumah tangga, seperti mengurus anak, mengurus pasangan dan urusan rumah tangga lainnya. Namun kini, banyak wanita telah terjun ke dalam dunia karir.<ref>{{Cite journal|last=Rahmayati|first=T. Elfira|date=2020-01-31|title=KONFLIK PERAN GANDA PADA WANITA KARIER : KONFLIK PERAN GANDA PADA WANITA KARIER|url=https://jurnal.polgan.ac.id/index.php/juripol/article/view/10920|journal=Juripol (Jurnal Institusi Politeknik Ganesha Medan)|language=en|volume=3|issue=1|pages=152–165|doi=10.33395/juripol.v3i1.10920|issn=2599-1787}}</ref> Hal inilah yang menyebabkan beberapa wanita menjalankan peran ganda.
 
== Faktor penyebab konflik peran ganda ==
Ada empat faktor penyebab konflik peran ganda, yaitu:<ref name=":1">{{Cite journal|last=Dewi|first=Salamiah Sari|date=2018-05-02|title=HUBUNGAN KONFLIK PERAN GANDA DENGAN KETAKUTAN UNTUK SUKSES PADA IBU YANG BEKERJA DI PT. BUMI SARI PRIMA PEMATANG SIANTAR|url=https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/Konseling/article/view/9634|journal=PSIKOLOGI KONSELING|language=en|volume=10|issue=1|doi=10.24114/konseling.v10i1.9634|issn=2502-7190}}</ref>
 
Pertama, faktor pekerjaan. Dimana wanita yang bekerja dituntut untuk menunjukkan dedikasi, keuletan, ambisius, mandiri, progresif dan bermotivasi tinggi.<ref name=":1" />
 
Kedua, faktor keluarga. Status para wanita sebagai ibu rumah tangga dituntut untuk bisa memberikan perhatian kepada suami dan anak, mampu menjaga keharmonisan keluarga serta dapat menyelesaikan tugas-tugas rumah tangga lainnya.<ref name=":1" />
 
Ketiga, faktor masyarakat. Wanita dituntut untuk lebih bersikap feminism, lembut dan hangat. Sangat bertentangan dengan tuntutannya sebagai wanita karir yang harus memiliki jiwa kompetitif.<ref name=":1" />
 
Pertama,# faktorFaktor pekerjaan. Dimana wanita yang bekerja dituntut untuk menunjukkan dedikasi, keuletan, ambisius, mandiri, progresif dan bermotivasi tinggi.<ref name=":1" />;
Keempat, nilai individu. Keyakinan, kepercayaan dan norma yang dianut menjadi penentu bagaimanan individu memandang perannya.<ref name=":1" />
Kedua,# faktorFaktor keluarga. Status para wanita sebagai ibu rumah tangga dituntut untuk bisa memberikan perhatian kepada suami dan anak, mampu menjaga keharmonisan keluarga serta dapat menyelesaikan tugas-tugas rumah tangga lainnya.<ref name=":1" />;
Ketiga,# faktorFaktor masyarakat. Wanita dituntut untuk lebih bersikap feminism[[feminim]], lembut dan hangat. Sangat bertentangan dengan tuntutannya sebagai wanita karir yang harus memiliki jiwa kompetitif.<ref; name=":1" />dan
Keempat,# nilaiNilai individu. Keyakinan, kepercayaan dan norma yang dianut menjadi penentu bagaimanan individu memandang perannya.<ref name=":1" />
 
== Referensi ==
[[Kategori:Psikologi]]