Suku Waropen: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 14:
==Sejarah==
===Penemuan oleh peneliti Belanda===
[[Jacob Weyland]], seorang peneliti Belanda pertama kali menyebutkan kata "''Aropen''",<ref name="Asal Nama">[http://www.pustakapapua.com/2022/04/asal-muasal-nama-waropen.html?m=1 Asal Muasal Nama Waropen] ''www.pustakapapua.com''. Diakses tanggal 22 Juli 2022</ref> disebutkan pertama kali oleh Jacob Weyland pada tahun 1705. Saat itu Weyland berlayar ke Aropen atas perintah [[Kerajaan Belanda|pemerintah Belanda]] dengan kapal layar Geelvink, Kraanvogel, dan Nova Guinea.<ref name="Waropen"/> Kemudian Weyland turun dari kapal layar dan mencapai suatu pemukiman yang disebut "''Erropang''" (Aropen) pada 30 Mei 1705.<ref name="Asal Nama"/> Saat itu penduduk di sana takut dan merasa was-was kepada orang berkulit putih.
Penduduk asli sendiri menyebutnya dengan kata "''Waropen''" yang artinya orang yang berasal dari pedalaman yaitu dari Gunung Tonater, Wamusopedai.<ref name="Asal Nama"/> Hal ini bisa dibenarkan, karena ada hubungan dengan kepercayaan yang hidup di dalam masyarakat hukum adat Waropen. Artinya bahwa orang Waropen adalah orang yang bermigrasi ke wilayah pantai akibat adanya air terjun yang deras, sehingga orang-orang Waropen terhanyut sampai ke Waropen Ambumi dan [[Pulau Roon|Roon]] di [[Kabupaten Nabire]] dan [[Kabupaten Manokwari]] di sebelah barat, dan Waropen Ronari disebelah timur. Sedangkan yang lainnya tinggal di pesisir Waropen Kai.<ref name="Waropen"/>
[[Antropologi]] asal Belanda Held, membagi wilayah Waropen sesuai wilayah adat yang tercermin dalam perbedaan dalam menggunakan bahasa sehari-hari. Wilayah itu antara lain, Waropen Ambumi, Waropen Kai dan Waropen Ronari. Masyarakat Waropen Ambumi terbagi dari dua kelompok wilayah kabupaten Nabire masing-masing [[Napan, Nabire|Kampung Napan]], [[Weinami, Napan, Nabire|Weinami]], [[Masipawe, Napan, Nabire|Masipawe]], [[Makimi, Nabire|Makimi]], [[Kepulauan Moora, Nabire|Moor]], [[Mambor, Kepulauan Moora, Nabire|Mambor]], dan [[Ambumi, Kuri Wamesa, Teluk Wondama|Ambumi]]. Selain itu ada kelompok yang masuk wilayah Kabupaten Manokwari dan mendiami kampung-kampung Yendeman, Saybes, War, Kayob, dan Menarbu. Sedangkan masyarakat Waropen Kai mendiami kampung-kampung Semanui, Wapoga, Desawa, Waren, dan kampung-kampung Paradoi, Sanggei, Mambui, dan Nubuai yang tergabung dalam satu pemukiman yaitu Urei Faisei, Risei Sayati, Wonti, Bokaro, dan Koweda.<ref name="Waropen"/> Kelompok inilah yang menurut penelitian dari Vesibe Rhibka Assa dan Desy Polla Usmany dari [[Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan]] Direktur Jenderal Kebudayaan Balai Pelestarian Nilai Budaya Jayapura Papua 2015, dalam buku Sistem Kepemimpinan Sera adalah orang-orang asli Waropen.<ref name="Waropen"/>
===Wilayah Kabupaten Waropen===
Wilayah yang dihuni oleh suku Waropen ini kemudian secara resmi masuk kedalam wilayah administratif Kabupaten Waropen di Provinsi Papua yang terdiri dari daerah distrik Waropen Atas, distrik Masirei dan distrik Waropen Bawah.<ref name="Waropen"/>
|