Dianion dietunilbenzena: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k →Referensi: clean up |
Wiz Qyurei (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
Baris 29:
}}
Dalam [[kimia organik]], '''dianion
*dianion ''orto''-
*dianion ''meta''-
*dianion ''para''-
Keadaan gas anion ini menarik secara
==Pengamatan==
Dianion ini dihasilkan dalam spektrometer massa perangkap ion
[[
▲Dianion ini dihasilkan dalam spektrometer massa perangkap ion quadrupole linier. [[Ionisasi elektrospray]] (''electrospray ionization'', ESI) dari prekursor diasam menghasilkan dianion dikarboksilat [C<sub>6</sub>H<sub>4</sub>(C<sub>3</sub>O<sub>2</sub>)<sub>2</sub>]<sup>2−</sup> dengan hilangnya dua atom hidrogen, diidentifikasi secara spektrometri dengan [[rasio massa terhadap muatan]] (''m''/''z'') sebesar 106. Dianion ini dipilih secara massal dan kemudian mengalami [[disosiasi yang diinduksi tumbukan]] (''collision-induced dissociation'', CID), mengakibatkan hilangnya dua molekul karbon dioksida berturut-turut untuk membentuk dianion dietinil [C<sub>6</sub>H<sub>4</sub>(C<sub>2</sub>)<sub>2</sub>]<sup>2−</sup> pada ''m''/''z'' = 62. Untuk isomer ''orto'', reaksinya adalah sebagai berikut, dengan isomer lain mengikuti proses analog tergantung pada isomer diasam asli:
==Reaksi==
▲[[File:O-diethynylbenzene dianion preparation.png|thumb|center|upright=3.0|Preparasi dianion ''o''-dietinilbenzena dari prekursor asam ''o''-dipropinoik]]
Reaksi dianion dietunilbenzena fase gas dipelajari dengan mereaksikan sejumlah kecil berbagai reagen yang ditambahkan ke gas pembawa helium dalam spektrometer. Misalnya, reaksi dengan deuterium oksida ([[air berat]]) menghasilkan monoanion terdeuterasi tunggal C<sub>6</sub>H<sub>4</sub>(C<sub>2</sub>D)({{chem|C|2|-}}) yang diidentifikasi sebagai ''m''/''z'' = 126. Reaksi dengan benzena menghasilkan anion fenil (''m''/''z'' = 77) yang menyoroti kebasaan ekstrem dianion dietunilbenzena. Percobaan reaksi dengan gas [[deuterium]] dan [[metana]] terdeuterasi tidak berhasil; penulis mengaitkan hal ini dengan [[Energi aktivasi|penghalang aktivasi]] tinggi untuk abstraksi proton dari substrat tersebut.<ref name=RSC/>▼
==
Ketiga isomer ini adalah [[superbasa]]. Menurut perhitungan, dianion ''orto''-
▲Reaksi dianion fase gas dipelajari dengan mereaksikan sejumlah kecil berbagai reagen yang ditambahkan ke gas pembawa helium dalam spektrometer. Misalnya, reaksi dengan deuterium oksida ([[air berat]]) menghasilkan monoanion terdeuterasi tunggal C<sub>6</sub>H<sub>4</sub>(C<sub>2</sub>D)({{chem|C|2|-}}) yang diidentifikasi sebagai ''m''/''z'' = 126. Reaksi dengan benzena menghasilkan anion fenil (''m''/''z'' = 77) yang menyoroti kebasaan ekstrem dianion. Percobaan reaksi dengan gas [[deuterium]] dan [[metana]] terdeuterasi tidak berhasil; penulis mengaitkan hal ini dengan [[Energi aktivasi|penghalang aktivasi]] tinggi untuk abstraksi proton dari substrat tersebut.<ref name=RSC/>
▲Ketiga isomer ini adalah [[superbasa]]. Menurut perhitungan, dianion ''orto''-dietinilbenzena adalah superbasa terkuat dan memiliki afinitas proton sebesar 1.843,987 kJ/mol (440,723 kcal/mol).<ref name="RSC" /> Isomer ''meta'' adalah yang terkuat kedua, dan isomer ''para'' adalah yang ketiga. Ketiganya siap menerima proton apa pun ke ekor etilnya, dari hampir semua senyawa. Ketiga isomer ini berfungsi sebagai superbasa lebih baik daripada [[Ion helium hidrida|helonium]] sebagai [[superasam]].
▲== Lihat pula ==
* [[Anion litium monoksida]]
▲== Referensi ==
{{Reflist}}
|