Mekarsari, Tukdana, Indramayu: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Sejarah: Penambahan Konten
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Sejarah: Penambahan Konten
Tag: kemungkinan menambah konten tanpa referensi atau referensi keliru Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 21:
 
Syeikh Subaqir mulai memberitahu beberapa penduduk Tionghoa Muslim di [[Jatibarang, Indramayu|Kademangan Jatibarang]] bagi yang membutuhkan air bersih pergi ke selatan. Penduduk-penduduk pernakan tionghoa itu mulai berbondong-bondong mengambil air bersih pada sumber mata air itu, namun lama kelamaan penduduk itu mulai menetap untuk tidak bolak-balik mengambil air lagi dan mulai mendirikan desa ini dengan nama [[Mekarsari, Tukdana, Indramayu|Desa Kedhokkan]] yang artinya sumber mata air sekaligus tentang ethnis atau sukunya yaitu Hokkien atau Hokkan.
 
Pendiri Desa Kedhokkan yang menjadi kepala desa pertama yaitu Kiyai Ageng Dharman seorang ulama desa mekarsari pertama dan beliau adalah murid dari Syeikh Subaqir (persia atau Iran), Syeikh Rakinem (sukagumihwang), Syeikh Dzatul Khafi (Champa atau Thailand yang tinggal di Sukagumihwang), Syeikh Hasanuddin (Champa atau Thailand), Syeikh Wongsoyudo (dari Semarang dan tinggal di Rancajawat), Syeikh Syahid (Sunan Kalihjaga) ketika di Dermayu dan Habib Keling di Krangkeng.
 
Desa ini mulai memiliki beberapa pendatang dari luar desa yang bermigrasi ke desa kedhokkan ini seperti dari [[Juntinyuat, Indramayu|desa Juntinyuat]], [[Tunggul Payung, Lelea, Indramayu|desa Tunggul Payung]] (Tugu),[[Sukadana, Tukdana, Indramayu|desa Sukadhana]], [[Sukagumihwang, Indramayu|Sukagumihwang]] dan [[Tukdana, Tukdana, Indramayu|desa Tukdana]].