Sejarah Indramayu: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
→‎Sejarah KAART: Penambahan Konten
Tag: menambah kata-kata yang berlebihan atau hiperbolis kemungkinan perlu pemeriksaan terjemahan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
→‎Sejarah Kabupaten Indramayu: Perbaikan pengetikan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 96:
Presiden Sukarno dan Moh. Hatta bersama Jendran Nasution mulai pamit dari Dermayu menuju ke Stasiun Jatibarang dan disana beliau menandai suatu tempat dekat stasiun kereta api jatibarang Indramayu sebagai simbol tugu kemerdekaan dari kayu jati, yang mana tugu kayu jati itu di Jatibarang bukan semerta-merta sebagai napak tilas Presiden Sukarno-Hatta dan Jendral Nasution, namun tugu itu adalah simbol kedaulatan suatu daerah yang dahulunya lebih dahulu merdeka sebelum negara Indonesia berdiri dan tidak semua daerah di Indonesia memiliki tugu yang didirikan oleh Sukarno-Hatta, oleh karena itu tugu di jatibarang Indramayu itu adalah satu-satunya simbol Tugu Kemerdekaan Indonesia yang sengaja dibuat oleh Sukarno-Hatta, Jendral Nasution dan Ma. Sentot sebagai simbol pendirian negara Indonesia.
 
''"Kebijakan M. I. Syafiuddin''"
 
Kemudian di Keraton Dermayu, bahwa M.I. Syafiuddin kebingungan tentang bentuk kepemerintahaan, yang mana harus menggunakan sistem Kota atau Kabupaten untuk daerah Indramayu itu. Sebenarnya Dr. Raden Murjani lebih menginginkan Indramayu itu dibentuk sebagai kepemerintahan Kota, karena Indramayu juga dulu adalah Karesidenan (Kota) dan juga sistem Kota untuk membangun putaran ekonomi lebih cepat dari pada putaran ekonomi kabupaten yangtergolong lambat, namun kendalanya saat itu tahun 1948 jumlah populasi penduduk di Indramayu itu kurang dari 1 juta penduduk, sedangkan untuk menjadi Kota atau pemukiman besar dibutuhkan lebih dari 1 juta penduduk agar ekonomi dapat berputar dengan cepat.
 
Ditambah lagi pasca perang tahun 1945, yang mana penduduk Indramayu separuhnya mengalami kemiskinan hebat akibat perang berkepanjangan yang terjadi di Indramayu sampai ada keluarga yang makan dengan sega king (nasi aking). Selain itu angka pendidikan penduduk Indramayu tahun 1948 hanya sampai Kuliah CI (SI)Tehnik itupun anak orang kaya yang bisa pergi ke jerman, sedangkan yang mencapai pendidikan SMA, SMP hanya keluarga kaya di Indramayu dan sebagian penduduk di Indramayu tidak tamat SD.
 
Menurut M.I. Syafiuddin, bahwa IndramahuIndramayu menjadi daerah Kota itu percuma saja jika penduduknya masih berada dalam angka kemiskinan dan tingkat pendidikan yang rendah bahkan tidak sekolah, itu hanya akan membuat nama Kota Indramayu saja yang terkenal tapi tidak dengan keterampilan yang dimiliki penduduk Indramayu.
 
M.I. Syafiuddin lebih memilih Indramayu ini menjadi Kabupaten, yang mana tingkat kabupaten tidaklah memalukan jika memiliki sedikit kekurangan dari pada memilih menjadi Kota akan lebih memalukan lagi jika memiliki angka kemiskinan tinggi.
Indramayu hanya perlu meningkatkan mutualisme dalam pendidikan bagi anak penduduk Indramayu.
 
Perang dimasa lalu adalah masalah utama yang menjadi penyebab penduduk Indramayu tertinggal dalam dunia pendidikan, yang mana penduduk bangsa lain setiap harinya belajar bagaimana caranya membuat benda untuk dijual ke berbagai negara agar bisa menghasilkan uan dan membangun daerah serta negaranya agar bisa maju, sedang penduduk Indramayu saat itu sedang sibuk mengisi peluru dan menyuling minyak untuk menjadi peledak.
 
Jadi jelas itu adalah ketertinggalan yang nyata bagi penduduk Indramayu, oleh karena itu M.I. Syafiuddin lebih menekan penduduk Indramayu agar memandang pendidikan dan menyuruh anak-anak mereka pergi kesekolah untuk belajar agar bisa mengejar ketertinggalan dunia pendidikan keterampilan dan membangun daerahnya menjadi maju, karena pemerintah hanya bisa mengarahkan dan membangun jalan serta sarana umum, namun tidak bisa membangun pekerjaan penduduk dengan keuangan negara yang bisa merugikan negara.
YangJadi yang bisa membangun daerah Indramayu adalah masyarakatnya sendiri yang membangun Industri Swasta dan pekerjaan lainnya oleh keterampilannya.
 
M. I. Syafiuddin berpendapat jika penduduk Indramayu berpendidikan dan berketerampilan untuk membuat benda pastinya tidak akan sulit untuk mendirikan Industri Swasta karya buah tangannya sendiri.
 
Pada tahun 1958 masehi M.I. Syafiuddin mengirim surat kepada Presiden Sukarno di Ibu Kota lama Yogyakarta untuk mengirim guru [[Bahasa Jerman]] atau Deutschlehrer ke [[Indramayu]] dan terdapat guru [[bahasa jerman]] asal Austria yang hidup Surabaya. Pemuda-pemuda Indramayu setelah lama belajar kosa kata dan lulus ujian bahasa jerman di sebuah perusahaan resmi Kedutaan Besae Jerman yaitu Goethe-Institut di Jakarta, mereka dikirim untuk kuliah bidang perminyakan, perlogaman, möbel (mebel) di Jerman Barat dan Timur.
 
Setelah lama belajar di Jerman para anak muda Indramayu mulai satu-persatu pulang ke Indramayu membangun kedaerahnnya dan mendirikan Industri Kecil seperti membuat baud dan mur, membuat plat panduan (stainless stell), menjadi dokter ahli, membuat mesin penyedot air, mesin generator strüm, membuat mesin pemisah kulit padi, membuat mesin alat perontok padi (Grabagan), membuat paduan logam dari garam laut dan yang terakhir paling mengubah wajah Indonesia adalah penemuan tanur sembur modern yang terbuat dari plat paduan logam Garam laut pertama di Indonesia, yang mana plat tersebut memiliki sifat tahan karat serta tahan air laut yang dapat digunakan untuk membuat atau membangun tanur sembur untuk penyulingan perminyakan di sumur minyak Indramayu.
 
Pada tahun 1994 Insinyur-Insinyur mesin dan perminyakan asal Indramayu diminta oleh wakil presiden Indonesia yaitu Alm. Bj. Habibi untuk membangun Kilang Minyak penyulingan modern untuk memproses minyak mentah dari Tanur Sembur modern termasuk tehnik hilirisasi.
Kilang Minyak itu bernama Kilang Minyak Balongan yang dikelola langsung oleh Perusahaan Minyak Negara Indonsia atau pertaminaPertamina dan menjadi Kilang Modern pertama di indonesia pada Jamannya. Pembangunan kilang minyak balongan ini juga terdapat tenaga dari Jerman yang membantu untuk menemukan titik atau sumber ladang minyak di daerah Indramayu tahun 1994.
 
Hasil pemrosesan Minyak di Kilang Minyak Balongan ini menghasilkan minyak Bensin yang berasal dari [[bahasa jerman]] yaitu ''Das Benzin'' atau minyak hasil sulingan yang lebih ringan kandungan belerangnnya.
Kehadiran Benzin di Indonesia juga bertujuan untuk menghentikan jual beli minyak mentah yang lebih beresiko terhadap lingkungan.
 
Selain itu mesin perontok padi atau dalam bahasa jawa dermayu disebut Grabagan adalah mesin buatan asli anak muda Indramayu tahun 1977-an dan menjadi daerah dengan pertanian modern pertama di Indonesia. Biji Padi yang di Grabag menggunakan mesin itu tidak pecah dan jelas tidak mengurangi kualitas biji padi, sedangkan daerah pertanian lain masih menggunakan Gebotan yang terbuat dari kaya, yang mana biji padi ketika di Gebot akan pecah dan tentunya mengurangi kualitas biji padi tersebut. Dari penemuan-penemuan jenius dalam mesin untuk pertanian padi itu nama Indramayu dikenal sebagai Lumbung Beras berkualitas Internasional sejak tahun 1977 dan sampai sekarang.
 
Perusahaan-perusahaan yang masih memproduksi alat pertanian ini sudah mulai berkurang di Indramayu yang biasanya diproduksi oleh perusahaan Arjuna Ireng dan Schamin pasca pemberlakuan batasan pembelian logam minimal 1 Ton metrik, mereka mulai mengurangi angka produksinya dan mulai mengkonsep untuk menciptaan alat baru.
 
== Hari Jadi Indramayu ==