Khawarij: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 5:
 
== Etimologi ==
Istilah ''Al-Khariji'' digunakan sebagai [[Eksonim dan endonim|eksonym]] oleh lawan mereka ketika kelompok tersebut meninggalkan tentara Khalifah [[Ali]] selama [[Fitnah Pertama]]. Istilah ini berasal dari [[akar bahasa Semit|akar bahasa Arab]] {{Lang|ar|[[:wikt:خ ر ج|خ ر ج]]}}, yang memiliki arti utama "meninggalkan" atau "keluar",{{Sfn|Francesca|2006|p=84}} seperti pada kata dasarnya {{Lang|ar|[[:wikt:خرج|خرج]]}}, ''ḵẖaraja'', "keluar". Mereka menyebut diri mereka sendiri ''Asy-Syurat'' ("Para Pedagang"), yang mereka pahami dalam konteks kitab suci Islam ({{Cite quran|2|207|s=ns}}) dengan pemaknaan bahwa "mereka telah memperdagangkan barang fana, yaitu kehidupan dunia, dengan kehidupan lain yang lebih kekal, yaitu "kehidupan [[akhirat]]".{{Sfn|Della Vida|1978|p=1075}}{{Sfn|Gaiser|2016|pp=1–2}}
 
==Sumber primer dan klasik==
Hampir tidak ada sumber Khawarij utama yang bertahan, kecuali karya penulis dari satu-satunya sekte Khawarij yang masih hidup yaitu [[Ibadi|Ibadiyah]]. Kebanyakan sumber mengenai Khawarij berasal dari kutipan yang ada dalam karya non-Kharwarij.{{Sfn|Gaiser|2013}} Karena kebanyakan sumber informasi utama berasal dari karya di luar golongan mereka dan berasal dari periode berikutnya,{{Sfn|Hagemann|2021|p=3}} maka transmisi, pengumpulan, dan klasifikasi mengenai golongan Khawarij sering kali telah mengalami perubahan dan distorsi.{{Sfn|Gaiser|2020}}
 
Sumber-sumber non-Khawarij terbagi dalam dua kategori, yaitu sejarah dan karya [[Heresiologi|heresiografi]] yang saat itu disebut sebagai sastra ''al-firaq'' (persektean).{{Sfn|Gaiser|2013}} Sejarah Khawarij ditulis jauh lebih lambat dari peristiwa yang sebenarnya, dan banyak perselisihan teologis serta politik di antara umat Islam awal telah diselesaikan pada saat itu. Sebagai perwakilan dari ortodoksi yang muncul,{{Sfn|Kenney|2006|p=25}} penulis [[Islam Sunni|Sunni]] serta [[Islam Syiah|Syiah]] {{Sfn|Gaiser|2016 |p=2}} yang menulis tentang Khawarij memandang peristiwa asli sejarah Khawarij melalui kacamata pandangan mereka.{{Sfn|Kenney|2006|p=25}} Sumber-sumber mengenai Khawarij yang berasal dari luar golongan mereka seringkali langsung memicu polemik, hal ini dikarenakan penulis cenderung menggambarkan sekte mereka sendiri sebagai perwakilan sebenarnya dari Islam asli dan menempatkan Khawarij sebagai sekte sesat yang wajib dimusuhi.{{Sfn|Gaiser| 2013}}{{Sfn|Kenney|2006|pp=28–29}} Meskipun penulis Sunni maupun Syiah menggunakan sumber Khawarij yang sebelumnya sudah tidak ada lagi dan juga sumber non-Khawarij, terjemahan mereka tentang peristiwa kemunculan Khawarij tersebut telah banyak diubah sebagai topos sastra.{{Sfn|Gaiser|2020}}{{Efn|1=Banyak laporan pemberontakan Khawarij misalnya, mengikuti pola yang berbeda: pengumpulan anggota Khawarij; penunjukan pemimpin yang dengan enggan menerima penunjukan setelah pada awalnya menolak mentah-mentah; khotbah yang mengharukan pemimpin mengobarkan semangat jihad; dan akhirnya pemberontakan.{{Sfn|Hagemann|2021|p=122}} Gambaran lain tentang Khawarij sering kali termasuk kesalehan ekstrem, keinginan untuk perang suci dan kesyahidan, dan kekerasan ekstrim.{{Sfn|Hagemann|2021|pp=86ff}}}}
Baris 14:
Berdasarkan [[hadits]] (perkataan atau tradisi yang dikaitkan dengan nabi Islam [[Muhammad]]) yang menubuatkan munculnya 73 sekte dalam Islam, yang salah satunya akan diselamatkan dan yang lainnya dikutuk sebagai sesat, para heresiografer (peneliti aliran sesat) kemudian sangat mementingkan pengklasifikasian apa yang mereka anggap sebagai sekte sesat dan doktrin sesat mereka.{{Sfn|Kenney|2006|p=28}} Akibatnya, pandangan sekte tertentu kemudian diubah dan dikarang-karang sendiri agar sesuai dengan klasifikasi kesesatan, dan terkadang ada beberapa sekte fiktif yang dibuat-buat dengan tujuan untuk disesat-sesatkan.{{Sfn|Gaiser|2020}}{{Sfn|Lewinstein|1992|pp=75–77, 92–96}} Selain itu, laporan para heresiografer sering kali membingungkan dan kontradiktif karena mereka membuat rekonstruksi tentang "apa yang sebenarnya terjadi" dengan mencocok-cocokkan motif sebenarnya dari kaum Khawarij agar sesuai dengan keinginan penulis.{{Sfn|Hagemann|2021|pp=64–65}} Menurut sejarawan Hannah-Lena Hagemann dan Peter Verkinderen, sumber sejarah non-Khawarij kadang-kadang menggunakan Khawarij sebagai contoh buruk dalam berbagai masalah, seperti masalah "status Ali, bahaya perselisihan komunal, atau aspek hukum pemberontakan".{{Sfn|Hagemann|Verkinderen|2020|p=501}} Sumber Ibadi, di di sisi lain, dapat dikategorikan sebagai [[Hagiografi|hagiografi]] dan sumber-sumber tersebut memiliki muatan pelestarian identitas kelompok Khawarij. Untuk tujuan tersebut, sumber Ibadi sering kali membuat-buat cerita atau mengubah peristiwa yang pernah terjadi untuk meromantisasi dan mengagungkan pemberontakan Khawarij awal dan pemimpin mereka sebagai simbol identitas kelompok.{{Sfn|Gaiser|2016|p=169}} Meski begitu, sumber-sumber Ibadi juga memusuhi kelompok Khawarij lainnya.{{Sfn|Lewinstein|1991}} Sumber-sumber tentang Khawarij, baik yang berasal dari Ibadi, historiografis, atau heresiografis, sering kali tidak melaporkan peristiwa sebagaimana yang sebenarnya terjadi. Para penulis tersebut lebih suka menunjukkan bagaimana cara dirinya dalam memandang Khawarij, dan ingin pembacanya melihat peristiwa yang mereka baca sebagai kenyataan.{{Sfn|Gaiser|2020}}{{Sfn|Hagemann|Verkinderen|2020|p=490}}
 
Sumber-sumber mengenai Khawarij yang temasuk ke dalam kategori historiografi antara lain adalah ''[[Sejarah Para Nabi dan Raja]]'' karya [[Ath-Thabari]] (wafat 923), [[https://en.wiki-indonesia.club/wiki/Genealogies_of_the_Nobles|Ansab al-Ashraf]] dari [[Ahmad bin Yahya bin Jabir al-Baladzuri|Al-Baladzuri]] (w. 892),{{Efn|1=Al-Baladhuri agak bersimpati terhadap kaum Khawarij karena dia lebih mementingkan penggambaran Bani Umayyah sebagai tiran, yang kezaliman rezim tersebut dia lawankan dengan kesalehan Khawarij. Sebaliknya, Ath-Tabari berfokus pada kecaman terhadap militan Khawarij.{{Sfn|Hagemann|2016}}}} {{transliterasi|ar|Al-Kamil}} dari [[al-Mubarrad]] (wafat 899), dan {{transliterasi|ar|[[Padang Emas]]}} dari [[Al-Mas'udi]] (w. 956).{{Sfn|Della Vida|1978| p=1077}} Sumber penting lainnya termasuk sejarah dari [[bnulIbnul Atsir al-Jazari|Ibnul Atsir al-Jaziri]] (w. 1233), dan [[Ibnu Katsir]] (w. 1373), tetapi kedua penulis tersebut banyak mengambil materi dari Ath-Thabari.{{Sfn|Gaiser|2013}} Inti informasi dalam sumber-sumber historiografi tersebut didasarkan pada karya sejarawan terdahulu seperti [[Abu Mikhnaf]] (wafat 773), [[Ma'mar bin al-Mutsanna]] (wafat 825), dan [[Al-Mada'ini]] (wafat 843).{{Sfn|Della Vida|1978|p=1077}} Penulis yang pada umumnya masuk ke dalam kategori heresiografi meliputi [[Abu al-Hasan al-Asy'ari|Al-Asy'ari]] (wafat 935),{{Efn|1=Kitab'' Maqalat al-Islamiyyin wa Ikhtilaf al-Musallin''.}} [[ Abu Mansur alAl-Baghdadi| al-Baghdadi]] (w. 1037),{{Efn|1=''Al-farq bainal firaq''.}} [[Ibnu Hazm]] (w. 1064),{{Efn|1=Kitab ''al-Fasl fi'l-Milal wa'l-Ahwa wa'l-Nihal''.}} [[Asy-Syahrastani]] (w. 1153 ),{{Efn|1=Kitab ''Al-Milal wa'l-Nihal''.}} dan lain-lainnya.{{Sfn|Gaiser|2013}}{{Sfn|Kenney|2006|pp= 28–29}} Karya terkemuka di antara orang Ibadi yang bertahan adalah tulisan heresiografi abad kedelapan dari Salim bin Dzakwan.{{Sfn|Crone|Zimmermann|2001}} Tulisan ini membedakan Ibadisme dari kelompok Khawarij lain yang diperlakukan sebagai ekstremis.{{Sfn |Sonn|Farrar|2009}} ''Al-Kasyf wal Bayan'', sebuah karya abad ke-12 oleh Al-Qalhati, adalah contoh lain dari tulisan heresiografi Ibadi dan membahas asal-usul kaum Khawarij dan perpecahan di dalam pergerakan Khawarij.{{Sfn|Gaiser|2013}}
 
== Referensi ==