Chaerul Saleh: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
→Masa awal kehidupan: Menambah Konten |
menambah konten dan referensi |
||
Baris 48:
=== Masa Kecil ===
Chaerul lahir pada tanggal 13 September 1916 di [[Kota Sawahlunto|Sawahlunto]], [[Sumatra Barat]].<ref>{{Cite web|last=Nisa|first=Amirul|date=13 Desember 2022|title=Profil 4 Tokoh Golongan Muda yang Terlibat Peristiwa Rengasdengklok - Bobo|url=https://bobo.grid.id/read/083612058/profil-4-tokoh-golongan-muda-yang-terlibat-peristiwa-rengasdengklok|website=bobo.grid.id|language=id|access-date=24 Desember 2022}}</ref> Dia merupakan anak tunggal dari seorang dokter bernama Achmad Saleh yang pernah dicalonkan menjadi anggota [[Volksraad]] dan Zubaidah binti Ahmad Marzuki.<ref name=":0">{{Cite web|last=Satyadarma|date=6 November 2021|title=Chaerul Saleh, Pahlawan Bangsa yang Mati dalam Penjara|url=https://koransulindo.com/chaerul-saleh-pahlawan-bangsa-yang-mati-dalam-penjara/|website=Koran Sulindo|language=id-ID|access-date=24 Desember 2022}}</ref> Pada usia dua tahun, orang tuanya bercerai dan ia dibawa pulang oleh ibunya ke [[Lubuak Jantan, Lintau Buo Utara, Tanah Datar|Lubuk Jantan]], [[Lintau Buo, Tanah Datar|Lintau, Tanah Datar]]. Karena ibunya sakit, Chaerul diasuh oleh pamannya yang bernama Sulaeman Raja Mudo hingga berumur empat tahun. <ref>{{Cite book|last=Soewito|first=Irna Hanny Nastoeti Hadi|date=1993|url=https://books.google.co.id/books?id=KKiKAAAAMAAJ&pg=PA214&dq=Chaerul+Saleh+anak+Achmad+Saleh&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwifhL7UkZP8AhVYHbcAHZwUC18Q6AF6BAgHEAI|title=Chairul Saleh, tokoh kontroversial|location=Jakarta|publisher=Tim Penulis|pages=22|language=id|url-status=live}}</ref>Di usia empat tahun, ayahnya membawa Chaerul ke [[Kota Medan|Medan]] dan menyekolahkannya di sebuah sekolah rakyat di sana.<ref name=":1">{{Cite web|last=|first=|date=20 April 2012|title=Politisi Murba, Jenderal Kehormatan|url=https://tokoh.id/biografi/1-ensiklopedi/politisi-murba-jenderal-kehormatan-tni-ad/|website=Tokoh Id|language=en-US|access-date=25 Desember 2022}}</ref> Setelah ayahnya berpindah tugas ke Bukittinggi, ia melanjutkan sekolahnya di [[Europeesche Lagere School]] yang ada di sana dan akhirnya lulus pada tahun 1931.<ref>{{Cite book|last=Abidin|first=Mas'oed|date=2005|url=https://books.google.co.id/books?id=VJFuAAAAMAAJ&q=Chaerul+saleh+ELS+bukit+tinggi+1931&dq=Chaerul+saleh+ELS+bukit+tinggi+1931&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwiv6M6LqpT8AhVpSWwGHUstDXAQ6AF6BAgJEAI|title=Ensiklopedi Minangkabau|publisher=Pusat Pengkajian Islam dan Minangkabau|isbn=978-979-3797-23-6|pages=109|language=id|url-status=live}}</ref>
Setelah lulus dari ELS, Ia kemudian melanjutkan sekolahnya ke ''[[Hoogere Burgerschool]]'' (HBS) -Bagian B di Medan dan diasuh oleh Suwis.{{Sfn|Soewito|1992|p=8}} Selama sekolah di Medan, dia sering pulang ke Bukittingi yang juga mempertemukannya dengan Yohana Siti Menara Saidah putri [[Lanjumin Dt. Tumangguang]] yang akan menjadi istrinya nanti. Karena Yohana, Chaerul pindah ke Batavia<ref name=":0" /> Chaerul hanya bersekolah selama tiga tahun di sini dan melanjutkan sekolah di [[Koning Willem III School te Batavia]] di umur 18 tahun.<ref>{{Cite web|last=Ningsih|first=Widya Lestari|date=14 Desember 2022|title=Chaerul Saleh, Pejuang Kemerdekaan yang Mati Tanpa Kejelasan Halaman all|url=https://www.kompas.com/stori/read/2022/12/14/235500879/chaerul-saleh-pejuang-kemerdekaan-yang-mati-tanpa-kejelasan|website=|publisher=Kompas|language=id|access-date=25 Desember 2022}}</ref> Selama di Koning, Chaerul menjadi ketua dari sebuah organisasi yang beranggotakan orang Indonesia saja bernama Oesaha Kita.{{Sfn|Soewito|1992|p=13}} Kemudian dia melanjutkan pendidikannya di [[Rechtshoogeschool te Batavia]] pada tahun 1937 sampai 1942. <ref name=":0" />▼
=== Pergerakan sebagai mahasiswa ===
▲Setelah lulus dari ELS, Ia kemudian melanjutkan sekolahnya ke ''[[Hoogere Burgerschool]]'' (HBS) -Bagian B di Medan dan diasuh oleh Suwis.{{Sfn|Soewito|1992|p=8}} Selama sekolah di Medan, dia sering pulang ke Bukittingi yang juga mempertemukannya dengan Yohana Siti Menara Saidah putri [[Lanjumin Dt. Tumangguang]] yang akan menjadi istrinya nanti. Karena Yohana, Chaerul pindah ke Batavia<ref name=":0" /> Chaerul hanya bersekolah selama tiga tahun di sini dan melanjutkan sekolah di [[Koning Willem III School te Batavia]] di umur 18 tahun.<ref>{{Cite web|last=Ningsih|first=Widya Lestari|date=14 Desember 2022|title=Chaerul Saleh, Pejuang Kemerdekaan yang Mati Tanpa Kejelasan Halaman all|url=https://www.kompas.com/stori/read/2022/12/14/235500879/chaerul-saleh-pejuang-kemerdekaan-yang-mati-tanpa-kejelasan|website=|publisher=Kompas|language=id|access-date=25 Desember 2022}}</ref> Kemudian dia melanjutkan pendidikannya di [[Rechtshoogeschool te Batavia]] pada tahun 1937 sampai 1942. <ref name=":0" />
Saat masih menjadi mahasiswa, Chaerul merupakan penggemar dari [[Mohammad Yamin]]. Bahkan, dia pernah mengajak temannya, [[Zainal Sabaruddin Nasution]] mengunjungi Jalan Pejambon yang menjadi lokasi gedung [[Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia|Kementerian Luar Negeri]] pada saat ini untuk mendengarkan pidato dari Yamin saat menghadiri sidang Volksraad. Chaerul juga pernah diundang untuk mengunjungi rumah Yamin bersama Sabaruddin, Suyono Siegfried, [[Astrawinata|Achmad Astrawinata]] dan [[Soepeno|Supeno]] di Pecenongan, [[Sawah Besar, Jakarta Pusat|Sawah Besar]]. Mereka berdiskusi tentang para pribumi yang didiskriminasi, kemerdekaan serta masalah politik. Akibat perisitiwa inii, sebuah surat dari [[Rechtshoogeschool te Batavia]] terbit dan memberitahukan agar para mahasiswa untuk tidak mengikuti kegiatan politik dan hanya harus fokus dengan kegiatan akademik mereka. {{Sfn|Soewito|1992|p=13}}
Selama menjadi pelajar di [[Rechtshoogeschool te Batavia]], Chaerul sempat menjabat sebagai Ketua [[Perhimpoenan Peladjar-Peladjar Indonesia]] pada tahun 1939.<ref>{{Cite book|last=Rahman|first=Momon Abdul|last2=Darmansyah|last3=Wardoyo|first3=Kusumo|last4=Winarti|first4=Siti Sugi|date=2006|url=https://repositori.kemdikbud.go.id/24323/1/PERGERAKAN%20MAHASISWA%20PADA%20MASA%20HINDIA%20BELANDA.pdf|title=Pergerakan Mahasiswa Pada Masa Hindia Belanda|location=Jakarta|publisher=Museum Sumpah Pemuda|pages=58|url-status=live}}</ref> Setelah [[Kekaisaran Jepang|Jepang]] masuk Indonesia, dia menjadi anggota panitia [[Seinendan]] dan anggota Angkatan Muda Indonesia. Kemudian ia berbalik arah menjadi anti-Jepang dan ikut membentuk Barisan Banteng serta menjadi anggota [[Putera]] pimpinan [[Soekarno]], [[Hatta]], [[Ki Hajar Dewantoro]] dan [[Mas Mansyur|Kyai Haji Mas Mansyur]].<ref name=":1" />
Chaerul merupakan salah satu tokoh penting dibalik [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia]]. Bersama [[Sukarni]], [[Wikana]], dan pemuda lainnya dari Menteng 31, ia menculik [[Soekarno]] dan [[Hatta]] dalam [[Peristiwa Rengasdengklok]]. Mereka menuntut agar kedua tokoh ini segera membacakan [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia|proklamasi kemerdekaan Indonesia]]. Pada tahun 1946, Chaerul bergabung dengan Persatuan Perjuangan pimpinan [[Tan Malaka]]. Kelompok ini menuntut kemerdekaan 100% dan berdiri sebagai pihak oposisi pemerintah. Oleh karenanya pada tanggal 17 Maret 1946, beberapa tokoh kelompok ini ditangkap termasuk diantaranya Chaerul. Pada tanggal 6 Juli 1948, Tan Malaka mendirikan Gerakan Rakyat Revolusioner dan menunjuk Chaerul Saleh sebagai sekretaris pergerakan.
|