Sejarah Indramayu: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Penambahan konten Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Penmbahan Konten Tag: menambah kata-kata yang berlebihan atau hiperbolis menambah tag nowiki Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 211:
Dengan belanja kesultanan dermayu melebihi pendapatan, era Sultan Khalif ini mampu menggalakan pekerjaan umum, termasuk pembangunan pelabuhan pasekan, pelabuhan teluk kerimun, pelabuhan juntinyuat, pembuatan batik dermayon, pembangunan tanggul untuk jalan raya dan kemaritiman. Pulihnya ekonomi [[Indramayu|Dermayu]] meningkatkan kepopuleran Kesultanan Dermayu di nusantara. Kemaritiman menjadi bagian dari ideologi Raden Khalif ini. Perdagangan bebas dianggap oleh Raden Khalif sebagai sumber ekonomi utama.
=== Pelabuhan Dermayu ===
Menurut peta pulau Jawa yang dibuat orang Portugis pada abad ke-16 masehi muara sungai Cimanuk dan pelabuhan Kesultanan Dermqyu diperkirakan berada di sebelah hilir atau sedikit dari desa Pagirikan sekarang. Kehadiran tiga desa: Pabean, Pagirikan dan Pasekan memberi petunjuk bahwa disanalah lokasi
Nama Pabean berasal dari kata '''bea''', maksudnya '''bea cukai''', nama Pagirikan berasal dari kata '''girik''' artinya surat izin untuk keluar masuk daerah pelabuhan, sedang desa Pasekan berasal dari kata '''pasek''' artinya tempat penimbunan barang-barang yang akan bongkar muat di kapal. Itu penjelasan dari W.J.S Purwadarminta, Bahusastra Jawa, J.B. Wolters, Groningen, Batavia, 1937, hal. 34-145, 75.▼
Raden Khalif mulai mengatur komoditif barang yang akan di naik turunkan di kapal dagang dermayu untuk penjualan. Komoditif andalan dermayu adalah minyak kayu putih, buah mangga dermayu, beras putih, beras ketan hitam, beras ketan putih, beras merah, gula putih, gula tebu, belekutak (cumi-cumi), tongkol (tuna), rajungan (kepiting), pasir besi, bahan besi, dandang tembaga, wajan tembaga, tekel keramik, keramik, kain batik dermayon, kayu rinsom, batu bata, bubuk rempah, bubuk belanggur (mesiu), kerupuk kulit ikan, kelapa, benang kain, tanur sembur tembaga, genting, jeruk junti, garam laut (non sodium), urang pletok (lobster), kacang, kayu manis, bijih logam garam laut dan komoditif lainnya.
Raja lebar daun VII sebagai penguasa palembang mulai menjalin hubungan dagang dengan dermayu, selain itu Raja lebar daun ke VII ini keturunan tionghoa [[Dinasti Ming|dinasti ming]] dan putri Raja lebar daun ke VII yang bernama Nyi
[[Berkas:Masjid Agung Dermayu 1478-1910.jpg|thumb|Masjid Agung Baiturahmman sebelah barat dekat Keraton Dermayu, sekaligus Padepokan Sapu Angin dan sebelum di pugar oleh Tjoe Teng.]]
Dari pernikahaan Raden
Raden khalif, Kiyai jebug angrum, 25 pangeran senopati palembang dan prajurit dermayu menyerang kerajaan galuh dan menewaskan Raja Gading, Raden Endang dan prajuritnya, namun Raden jaya anaknya Raja Gading yang masih kecil bersama pengasuhnya tidak dibunuh, yang mana mereka diasingkan ke timur dan setelah dewasa Raden Jaya mendirikan kerajaan galuh kawali.
Baris 228 ⟶ 234:
Kesultanan Dermayu menduduki separuh wilayah galuh atau pada wilayah [[Kota Tasikmalaya|Tasikmalaya]] dan wilayah ini secara keagamaan diganti menggunakan agama islam pengaruh dermayu di dalamnya. Selain itu penduduk dermayu juga bermigrasi, yang mana penduduk dermayu di Tasikmalaya ini ditandai dengan ciri fisik kelopak mata sipit dan kulit kuning. Namun wilayah tasikmalaya ini ditinggalkan tahun 1522 pasca dermayu mengalami krisi ekonomi akibat wilayah yang terlalu luas yang tidak dapat dikendalikan terutama era Sulthonul Wirakusuma dengan [[Rasisme ilmiah|biologi krusial]].
[[Berkas:Nasab Sultan Dermayu.jpg|size=130px]]
▲Menurut peta pulau Jawa yang dibuat orang Portugis pada abad ke-16 masehi muara sungai Cimanuk diperkirakan berada di sebelah hilir atau sedikit dari desa Pagirikan sekarang. Kehadiran tiga desa: Pabean, Pagirikan dan Pasekan memberi petunjuk bahwa disanalah lokasi pelabuhan Kesultanan Dermayu pada abad 16 masehi.
Kepemerintahan Sulthan Khalif diturunkan kepada putranya Pangeran Wirakusuma sebagai sultan dermayu yang kedua dan ia menjabat dari tahun 1510. Ia juga menikahi Nyi Mas Ratu Ilir putri dari Raden Husyahin (Kussen) [[Demak]]. Sultan Wirakusuma juga mulai memigrasi para pengrajin Batik Lasem untuk menjadi guru seni batik dermayu atau dermayon.
▲Nama Pabean berasal dari kata '''bea''', maksudnya '''bea cukai''', nama Pagirikan berasal dari kata '''girik''' artinya surat izin untuk keluar masuk daerah pelabuhan, sedang desa Pasekan berasal dari kata '''pasek''' artinya tempat penimbunan barang-barang yang akan bongkar muat di kapal. Itu penjelasan dari W.J.S Purwadarminta, Bahusastra Jawa, J.B. Wolters, Groningen, Batavia, 1937, hal. 34-145, 75.
Pada era kepemimpinannya ini bisa dikatakan awal mulanya ditemukan ladang minyak bumi di Kesultanan Dermayu, yang mana sumur minyak bumi itu ditemukan di Desa Sukaperna tahun sekitar 1512 masehi ([[Sukaperna, Tukdana, Indramayu|Sukaperna, Tukdanan, Indramayu]]). Menurut naskah jawa kuno gumi hwang yang merujuk pada Sultan Dermayu pertama atau Sulthonul Khalif Aria Wirasamudra mengucapakan suatu kalimat, bahwa disebutkan <nowiki>''</nowiki> '''Akan Ada Cahaya yang Menyala Tanpa Damar (Getah) <nowiki>''</nowiki>'''. Ucapannya itu benar-benar nyata terjadi di era kepemimpinan putranya yaitu Suthonul Wirakusuma.
Minyak Bumi yang masih mentah itu di tahun 1512 juga ditemukanya teknologi untuk pemisah minyak dengan belerang yaitu dengan tehnik suling menggunakan Tanur Lanseng (lanzheng). Kesultanan Dermayu berhasil menjadi Kerajaan kaya pasca ditemukannya sumur minyak itu dan minyak bakar menjadi komoditas andalan Dermayu.
Terdapat juga produk dari kejeniusan orang Dermayu yaitu menciptakan sebuah Damar (lampu) yang menggunakan bahan bakar minyak di dalam Tanur Cemprong dengan Deles (serat kelapa dan kain). Bemda itu dinamakan dengan Damar Cemprong atau Cempor asal Kesultanan Dermayu. Dari hal itu Pangeran Wirakusuma dijuluki sebagai Sultan Lenga Lantung atau Sultan Minyak Mentah.
Pada tahun 1511, satu kapal dagang Maskapai Perdagangan Portugis yaitu Hernique Leme berlabuh di [[Pagirikan, Pasekan, Indramayu|Pagirikan]], sebuah pelabuhan kesultanan dermayu. Itu menjadi kali pertama kapal dagang Portugis masuk ke wilayah Dermayu, yang mana mereka sedang mencari tempat berdagang di pulau jawa.
Satu awak kapal, sekaligus saudagar besar Portugis, Hernique Leme, diperkenankan bertemu penguasa Dermayu atau Sultan Wirakusuma. Dalam kesempatan itu mereka meminta izin mendirikan kantor dagang Portugis di Kota Dermayu untuk menjual beberapa komoditas andalannya, namun permintaan izin tersebut ditolak. Portugis hanya memiliki komoditas Kain dan Keramik, yang mana barang tersebut sudah banyak berhamburan pada beberapa pasar dan ditambah dengan komoditas kain sutra dari [[Dinasti Ming]] di Kesultanan Dermayu.
Hernique Leme bersama awak kapalnya mulai mencari tempat berdagang di seluruh pulau jawa dan kabarnya mereka memiliki kantor dagang di Sunda Kelapa berkat hubungan dengan Raja Sunda Surawisesa. Hubungan mereka itu juga menjadi pemicu awal mula perang barat, yang mana keduanya berusaha keras memonopoli dagang di nusantara. Portugis membeli beberapa komoditas dari nusantara dan mereka menjual lagi ke beberapa negera di eropa dengan harga yang lebih mahal, sedangkan Raja Sunda memigrasi orang-orangnya disetiap daerah untuk menguasai pelabuhan dengan pengaturan proyek komoditif dan itu terjadi di Kesultanan Dermayu.
Orang-orang suruhan Raja Sunda Surawisesa dimigrasi ke Kesultanan Dermayu di pelabuhan Serayu (sekarang wilayah [[Brebes]]) untuk mendirikan kantor dagangnyq disana, namun para pekerja termasuk barang atau komoditasnya bukan berasal dari Kesultanan Dermayu, melaikan pekerja dan komoditas dagang atau barang sepenuhnya dari orang-orang surawisesa.
Mereka hanya numpang lapak untuk berdagang di Kesultanan Dermayu tapi barang dagangan mereka seperti Kain dan Keramik itu dari Portugis, padahal jenis komoditas Kain dan Keramik Kesultanan Dermayu memiliki produksi atau Industrinya, selain itu orang-orangnya Raja Sunda Surawisesa melakukan persaingan dagang yang tidak sehat, mereka melarang penduduk Sunda di Pajajaran untuk tidak membeli Komoditas asal Dermayu dan itu jelas memicu konflik antara Kesultanan Dermayu dengan Kerajaan Sunda.
Berawal dari penduduk Serayu yang mengusir mereka dari pelabuhan karena tidak nyaman dengan kehadiran penduduk Sunda di Serayu (Brebes). Menurut catatan lama dermayu, orang-orang suruhan Surawisesa itu, ketika diusir oleh penduduk Serayu mereka mengaku punya tanah di Serayu dan juga mengaku wilayahnya luas sampai Serayu ([[Brebes]]), padahal wilayah kerajaan mereka tidak sampai ke [[Bekasi]] dan [[Karawang]].
Pangeran Wirakusuma mulai menaikan harga minyak per Chen Tong (1/8 Teko) dengan harga 10 keping perak, yang mana sebelumnya hanya 3 keping perak, hal itu dilakukan untuk menekan Portugis agar tidak membantu mempersenjatai Surawisesa. Pangeran Wirakusuma juga mulai mengendalikan Kerajaan Palembang dan Jambi agar tidak menjual minyak sawit ke Portugis. Tujuan itu agar Portugis angkat kaki dari Betawi.
Kapal-kapal dagang Portugis yang biasanya sampai 16, itu tersisa hanya dua kapal portugis yang berlabuh di Betawi. Hernique Leme memindahkan kantor dagangnya ke Siam (Thailand) pada 5 Juli 1522, namun Portugis kembali mendirikan kantor di sebelah timur betawi dengan maskapai kapal yang berbeda.
Pada 22 Agustus 1522, Pangeran Wirakusuma mengambil tindakan pengusiran paksa portugis dengan jalur perang, pasca menaikan harga minyak yang dinilai gagal oleh Pangeran Wirakusuma, menurut Raden Fatah yang diundang ke Dermayu untuk menghadiri pembahasan Portugis, ia juga ikut berpendapat, bahwa menaikan harga minyak justru hanya menekan Surawisesa, tapi tidak untuk Portugis, yang mana mereka kembali lagi untuk mendirikan kantornya di nusantara karena terbukanya sumber daya alam.
Raden Fatah sebagai penguasa [[Kabupaten Demak|Demak]] meminta Sultan Wirakusuma untuk [[Feodalisme|memfeodalisme]] sumber daya alam Kesultanan Dermayu dari bangsa-bangsa pendatang. Harapan Pangeran Wirakusuma juga demikian, bahwa sumber daya alam dermayu sebaikannya hanya di perjual belikan kepada penduduk di nusantara, namun ia juga tidak ingin kehilangan bisnis minyak mentah dengan [[Dinasti Ming]] sebagai pemasukan ekonomi utama Kesultanan Dermayu.
Pada tanggal 1 September 1522 Pangeran Wirakusuma mulai menjatuhkan harga nilai uang perak dengan logam Maas. Setelahnya Mata uang Maas dermayu digunakan untuk nilai tukar jual beli benda dan perak hanya digunakan sebagai pemesanan. Hal itu juga mempengaruhi Portugis di Betawi.
Portugis yang berhasil menguasai ekonomi Siam (Thailand), mereka juga memiliki mata uang Maas-nya sendiri sebagai tandingan agar kebal dari serangan Dermayu. Pangeran Wirakusuma yang tidak memiliki ide, mulai berambisi untuk memerangi portugis di betawi akibat pemikiran yang buntu.
Pada tanggal 23 Agustus 1522 Prajurit Kesultanan Dermayu menyerang Surawisesa bersama prajuritnya di daerah Sunda Kelapa dekat Banten. Serangan itu adalah kebencian pribadi dari diri Pangeran Wirakusuma terhadap Surawisesa, karena telah melakukan fitnah besar di daerah Pasundan, yang mana Surawisesa mengatakan, bahwa orang-orang Dermayu adalah orang terkutuk.
Padahal surawisesa sendiri yang ingin merebut tanah jawa Kesultanan dermayu dengan memigrasi suku sunda di serayu (Brebes) hingga ada nama Cipamali disana agar dikira batas wilayah kerajaan sunda sampai disana. Sebenarnya itu adalah politik kelicikan dari seorang Surawisesa. Dari hal itu Pangeran Wirakusuma membunuh Surawisesa di sunda kelapa dari kebencian pribadinya.
Tindakan Surawisesa itu juga diketahui oleh Raden Fatah di Demak, bahwa Surawisesa memainkan politik fitnah seperti memigrasi suku sunda di Banyumas yang kemudian orang-orang surawisesa itu mengaku-mengaku memiliki batas wilayah kerajaan sunda sampai Banyumas. Hal itu mengapa terdapat kehadiran Raden Fatah dan prajurit dari Demak menyerang orang-orang Surawisea di Sunda Kelapa dan Galuh Kawali.
Selebihnya Pangeran Wirakusuma pasca Surawisesa terbunuh di Sunda Kelapa, ia mulai menyerang Portugis di laut dengan perang antar kapal di laut jawa pada 27 Agustus 1522. Di waktu yang bersamaan, di darat pasukan dari Demak juga menyerang portugis. Sunda Kepala berhasil dikuasai Demak dan menurut catatan lama demak, bahwa nama Sunda Kelapa diganti menjadi Jayakarta.
Pasca perang telah usai, beberapa tuntutan seperti dari Palembang yang sebelumnya memiliki perjanjian dengan Pangeran Wirakusuma akan menjadikan daerah mereka sebagai Kesultanan jika membantu kesultanan dermayu. Pangeran Hadi Samudra salah satu putra dari Pangeran Wirakusuma menjadi penguasa di Palembang untuk mengubah Kerajaan menjadi Kesultanan Palembang.
== Pangeran Koesumawijaya (Kowi) ==
Tahta Pangeran Wirakusuma mulai diturunkan kepada Pangeran Koesumawijaya sebagai Sulthonul Koesumawijaya atau Sultan Dermayu III, ia juga putra kedua dari Pangeran Wirakusuma.
Nama Koesumawijaya adalah pemberian dari Nyi Mas Ratu Ilir sebagai ibunya atau istri Sultan Wirakusuma.
Sejak kecil teman-temannya menjuluki Pangeran Koesumawijaya ini sebagai Pangeran Kowi, nama singkatnya. Pangeran Koesumawijaya mulai menjabat dari tahun 1572. Pada kepemimpinannya, Pangeran Wirakusuma sebagai ayahnya dijadikan sebagai Wirapati.
Tujuan itu untuk membimbing Pangeran Koesumawijaya agar ahli dalam Maritim.
|