Tradisi pemakaman Tionghoa: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 40:
Upacara Jib Gong dilaksanakan saat memasukan jenazah ke dalam liang kubur.<ref name="Matakin"/> Prosesi [[pemakaman]] dilakukan tanpa dilihat oleh keluarga bahkan keluarga pergi jauh saat peti diturunkan. Pada saat itu, putra tertua dari almarhum akan mengambil tanah dari kubur untuk ditaruh di mangkuk dupa yang akan diletakkan di meja leluhur sebagai tempat persembahyangan. Anggota keluarga dan kerabatnya melempar segenggam tanah sebelum ditimbun. Setelah pemakaman, semua pakaian yang dikenakan oleh para pelayatakan dibakar untuk menghindari nasib buruk.
 
Upacara Peng Tuh atau Ki Hok[ dilaksanakan dengan cara membalikkan meja-meja yang digunakan untuk sembahyang pada saat pemakaman jenazah, dan ini menunjukkan bahwa upacara pengurusan jenazah sudah dianggap selesai. Upacara ini dilakukan pada malam menjelang hari ke tujuh dan dihitung mulai dari jenazah dimakamkan.<ref>Nio Joe Lan, Peradaban Tionghoa Selayang Pandang, Jakarta: Keng Po, 1961. hal 188.</ref>
 
Upacara Siau Siang (1 tahun) dan Upacara Tai Siang (3 tahun) sebagai upacara berkabung selama 1 tahun dan 3 tahun bagi penganut Khong hu cuKonghucu, dihitung sejak penguburan jenazah.<ref name="Matakin">[http://matakin.or.id/ [[Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia]] (Matakin), Tata Agama dan Tata Laksana Upacara Agama [[Khong Hu Cu]]]</ref>
Periode berkabung keluarga berlangsung selama seratus hari setelah upacara pemakaman selesai. Sepotong kain berwarna dikenakan pada lengan masing-masing anggota keluarga: hitam oleh anak-anak almarhum, biru oleh cucu dan hijau oleh cicit. Keluarga yang lebih tradisional akan memakai kain-kain ini sampai 3 tahun (mengikuti ajaran Kong Hu Cu).