Khawarij: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Glorious Engine (bicara | kontrib)
Baris 57:
{{Utama|Najdah}}
Selama berada di Ahwaz, Najdah memutuskan hubungan dengan Ibnu al-Azraq karena Ibnu al-Azraq menganut ideologi yang ekstrem.{{Sfn|Wilkinson|2010|p=148}} Najdah, bersama para pengikutnya, pindah ke Yamamah, tanah air [[Banu Hanifah]].{{Sfn|Rotter|1982|p=80}} Dia menjadi pemimpin faksi Khawarij Abu Talut, yang kemudian dikenal sebagai [[Najdah]] berdasarkan namanya.{{Sfn|Rotter|1982|p= 80}}{{Sfn|Dixon|1971|pp=169–170}} Najdah menguasai [[Bahrain]], memukul mundur 14.000 tentara Ibnu Zubair yang dikerahkan untuk melawannya. Letnannya, [[Atiyyah bin al-Aswad]], merebut [[Oman]] dari penguasa setempat, meskipun penguasa tersebut merebut kembali wilayah mereka beberapa bulan kemudian. Najdah merebut [[Hadramaut]] dan [[Yaman]] pada tahun 687 M dan kemudian merebut [[Thaif]], sebuah kota dekat dengan ibu kota Ibnu Zubair, yaitu Mekah. Najdah membuat Ibnu Zubair terpojok di Hijaz karena dia menguasai sebagian besar Arab. Tidak lama kemudian, para pengikut Najdah menjadi kecewa dengannya karena dugaan korespondensinya dengan khalifah Umayyah [[Abdul Malik bin Marwan|Abdul Malik]], gaji yang diberikan secara tidak teratur kepada tentaranya, dan penolakannya untuk menghukum seorang tentara yang telah mengkonsumsi anggur, serta membebaskan cucu perempuan khalifah Utsman yang tertawan. Dia kemudian digulingkan karena dianggap tersesat dan kemudian dieksekusi pada tahun 691 M.{{Sfn|Dixon|1971|pp=171–173}} Atiyyah yang berlepas diri dari Najdah kemudian pindah ke [[Sistan]] di timur Persia atau kemungkinan di [[Sind]], dan akhirnya dia dibunuh di sana {{Sfn|Watt|1961|p=219}}.{{Sfn|Dixon|1971|p=171}} Di Sistan, pengikutnya terpecah menjadi berbagai sekte, termasuk Atawiyyah dan Ajaridah.{{Sfn|Gaiser|2020}} Di Arab, Abu Fudaik Abdullah bin Tsaur mengambil alih kepemimpinan Najdah dan mengalahkan beberapa serangan tentara Ibnu Zubair dan kemudian Umayyah. Dia akhirnya dibunuh bersama dengan 6.000 pengikutnya pada tahun 692 M oleh pasukan Umayyah di Bahrain.{{Sfn|Dixon|1971|pp=175–176}}{{Sfn|Wellhausen|1901|pp=30–32}} Dimusnahkan secara politis, kelompok Najdah mundur ke dalam ketidakjelasan dan menghilang sekitar abad kesepuluh.{{Sfn|Crone|1998|p=56}}{{Sfn|Gaiser|2010|p=131}}
===Khawarijarijite moderat===
Menurut catatan para heresiografer, Khawarij terpecah menjadi empat kelompok utama selama Fitnah Kedua. Sebuah kelompok moderat yang dipimpin oleh [[Abdullah bin Saffar]] (atau Asfar) dan [[Abdallah bin Ibad|Abdallah bin Ibad]] merasa tidak setuju dengan Azariqah dan Najdah yang radikal mengenai masalah pemberontakan dan pemisahan dari non-Khawarij. Ibnu Saffar dan Ibnu Ibad kemudian berselisih pendapat di antara mereka sendiri mengenai keyakinan non-Khawarij, dan dengan demikian muncullah dua sekte lainnya: [[Sufriyyah]] dan [[Ibadi|Ibadiyyah]]. Semua subkelompok Khawarij yang tidak dikategorikan lainnya biasanya dianggap cabang dari Sufriyyah.{{Sfn|Lewinstein|1992|pp=77–78}} Dalam skema pembagian ini, seluruh orang-orang Khawarij dari wilayah [[Al-Jazirah]] (Irak barat laut), termasuk seorang zahid yang bernama Salih bin Mussarih, pemimpin suku [[Shabib bin Yazid Asy-Syaibani]], pemimpin pemberontakan yang bernama [[Dahhak bin Qais Asy-Syaibani]] selama [[Fitna Ketiga]] (744–750), mereka semua memiliki afiliasi dengan Sufriyyah.{{Sfn|Lewinstein|1992|pp=80–81}}{{Sfn|Robinson|2000|pp=111–112}} Setelah kematian Ibnu Ibad, Ibadiyyah dipimpin oleh [[Jabir bin Zaid]] dan Abu Ubaidah Muslim bin Abi Karimah. Jabir, seorang cendekiawan yang dihormati, memiliki hubungan persahabatan dengan Khalifah Abdul Malik serta dengan Hajjaj.{{Sfn|Lewicki|1971|pp=648–649}}{{Sfn|Hoffman|2012|pp=11–12}} Mengikuti kematian Abdul Malik, hubungan antara para pemimpin Ibadiyyah dengan Hajjaj memburuk karena para pemimpin Ibadiyyah memiliki kecenderungan ke arah aktivisme. Akibatnya, Hajjaj mengasingkan beberapa dari mereka ke Oman dan memenjarakan yang lainnya. Abu Ubaidah, yang dibebaskan setelah kematian Hajjaj pada tahun 714 M, menjadi pemimpin berikutnya dari Ibadiyyah. Setelah gagal memenangkan khalifah Bani Umayyah dengan doktrin Ibadi, dia mengirim para dai untuk menyebarkan doktrin tersebut di berbagai bagian kekaisaran.{{Sfn|Lewicki|1971|pp=649–650}}{{Sfn|Hoffman|2012 |pp=12–13}} Hampir bersamaan, Sufriyyah juga menyebar ke Afrika Utara dan Arabia selatan melalui kegiatan dakwah. Sufriyyah akhirnya punah ketika para pengikutnya bersepakat untuk mengadopsi ajaran Ibnu Ibad.{{Sfn|Madelung|Lewinstein|1997|p=767}} Sumber-sumber Ibadi juga kurang lebih sejalan dengan skema ini, di mana Ibadiyyah mengklaim dirinya muncul sebagai penerus sejati dari komunitas asli Madinah dan Khawarij pra-Fitnah Kedua awal, meskipun Ibnu Ibad dalam literatur Ibadi tidak begitu menonjol dan Jabir dinyatakan sebagai pemimpin gerakan Ibadiyyah setelah Abu Bilal Mirdas.{{Sfn|Gaiser|2021}}
 
==Catatan==