Khawarij: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Syahramadan (bicara | kontrib) |
|||
Baris 9:
Hampir tidak ada sumber Khawarij utama yang bertahan, kecuali karya penulis dari satu-satunya sekte Khawarij yang masih hidup yaitu [[Ibadi|Ibadiyah]]. Kebanyakan sumber mengenai Khawarij berasal dari kutipan yang ada dalam karya non-Kharwarij.{{Sfn|Gaiser|2013}} Karena kebanyakan sumber informasi utama berasal dari karya di luar golongan mereka dan berasal dari periode berikutnya,{{Sfn|Hagemann|2021|p=3}} maka transmisi, pengumpulan, dan klasifikasi mengenai golongan Khawarij sering kali telah mengalami perubahan dan distorsi.{{Sfn|Gaiser|2020}}
Sumber-sumber non-Khawarij terbagi dalam dua kategori, yaitu sejarah dan karya [[Heresiologi|heresiografi]] yang saat itu disebut sebagai sastra ''al-firaq'' (persektean).{{Sfn|Gaiser|2013}} Sejarah Khawarij ditulis jauh lebih lambat dari peristiwa yang sebenarnya, dan banyak perselisihan teologis serta politik di antara umat Islam awal telah diselesaikan pada saat itu. Sebagai perwakilan dari ortodoksi yang muncul,{{Sfn|Kenney|2006|p=25}} penulis [[Islam Sunni|Sunni]] serta [[Islam Syiah|Syiah]] {{Sfn|Gaiser|2016 |p=2}} yang menulis tentang Khawarij memandang peristiwa asli sejarah Khawarij melalui kacamata pandangan mereka.{{Sfn|Kenney|2006|p=25}} Sumber-sumber mengenai Khawarij yang berasal dari luar golongan mereka sering kali langsung memicu polemik, hal ini dikarenakan penulis cenderung menggambarkan sekte mereka sendiri sebagai perwakilan sebenarnya dari Islam asli dan menempatkan Khawarij sebagai sekte sesat yang wajib dimusuhi.{{Sfn|Gaiser| 2013}}{{Sfn|Kenney|2006|pp=28–29}} Meskipun penulis Sunni maupun Syiah menggunakan sumber Khawarij yang sebelumnya sudah tidak ada lagi dan juga sumber non-Khawarij, terjemahan mereka tentang peristiwa kemunculan Khawarij tersebut telah banyak diubah sebagai [[topos sastra]].{{Sfn|Gaiser|2020}}{{Efn|1=Banyak laporan pemberontakan Khawarij misalnya, mengikuti pola yang berbeda: pengumpulan anggota Khawarij; penunjukan pemimpin yang pada awalnya enggan untuk ditunjuk; khotbah yang mengharuskan umat untuk mengobarkan semangat jihad; dan akhirnya pemberontakan.{{Sfn|Hagemann|2021|p=122}} Gambaran lain tentang Khawarij sering kali termasuk kesalehan ekstrem, keinginan untuk perang suci dan kesyahidan, dan kekerasan ekstrim.{{Sfn|Hagemann|2021|pp=86ff}}}}
Berdasarkan [[hadits]] [[Nabi Muhammad]] yang menubuatkan munculnya 73 sekte dalam Islam, yang salah satunya akan diselamatkan dan yang lainnya dikutuk sebagai sesat, para heresiografer (peneliti aliran sesat) kemudian sangat mementingkan pengklasifikasian apa yang mereka anggap sebagai sekte sesat dan doktrin sesat mereka.{{Sfn|Kenney|2006|p=28}} Akibatnya, pandangan sekte tertentu kemudian diubah dan dikarang-karang sendiri agar sesuai dengan klasifikasi kesesatan, dan terkadang ada beberapa sekte fiktif yang dibuat-buat dengan tujuan untuk disesat-sesatkan.{{Sfn|Gaiser|2020}}{{Sfn|Lewinstein|1992|pp=75–77, 92–96}} Selain itu, laporan para heresiografer sering kali membingungkan dan kontradiktif karena mereka membuat rekonstruksi tentang "apa yang sebenarnya terjadi" dengan mencocok-cocokkan motif sebenarnya dari kaum Khawarij agar sesuai dengan keinginan penulis.{{Sfn|Hagemann|2021|pp=64–65}} Menurut sejarawan Hannah-Lena Hagemann dan Peter Verkinderen, sumber sejarah non-Khawarij kadang-kadang menggunakan Khawarij sebagai contoh buruk dalam berbagai masalah, seperti masalah "status Ali, bahaya perselisihan komunal, atau aspek hukum pemberontakan".{{Sfn|Hagemann|Verkinderen|2020|p=501}} Sumber Ibadi, di di sisi lain, dapat dikategorikan sebagai [[Hagiografi|hagiografi]] dan sumber-sumber tersebut memiliki muatan pelestarian identitas kelompok Khawarij. Untuk tujuan tersebut, sumber Ibadi sering kali membuat-buat cerita atau mengubah peristiwa yang pernah terjadi untuk meromantisasi dan mengagungkan pemberontakan Khawarij awal dan pemimpin mereka sebagai simbol identitas kelompok.{{Sfn|Gaiser|2016|p=169}} Meski begitu, sumber-sumber Ibadi juga memusuhi kelompok Khawarij lainnya.{{Sfn|Lewinstein|1991}} Sumber-sumber tentang Khawarij, baik yang berasal dari Ibadi, historiografis, atau heresiografis, sering kali tidak melaporkan peristiwa sebagaimana yang sebenarnya terjadi. Para penulis tersebut lebih suka menunjukkan bagaimana cara dirinya dalam memandang Khawarij, dan ingin pembacanya melihat peristiwa yang mereka baca sebagai kenyataan.{{Sfn|Gaiser|2020}}{{Sfn|Hagemann|Verkinderen|2020|p=490}}
|