Poligini dalam Islam: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Rescuing 2 sources and tagging 1 as dead.) #IABot (v2.0.9.5 |
||
Baris 22:
== Ragam pandangan ==
Beberapa ulama kontemporer seperti Syekh Muhammad Abduh, Syekh Rashid Ridha, dan Syekh Muhammad al-Madan (ketiganya ulama terkemuka Al Azhar [[Mesir]]) lebih memilih memperketat penafsirannya. Muhammad Abduh dengan melihat kondisi Mesir saat itu (tahun [[1899]]), memilih mengharamkan poligami. Syekh Muhammad Abduh mengatakan: Haram berpoligami bagi seseorang yang merasa khawatir akan berlaku tidak adil.<ref name="Muhammad Abduh">Muhammad Abduh, Al-Manar, juz IV, hlm. 350</ref>.Saat ini negara Islam yang mengharamkan poligami hanya [[Maroko]].<ref>[http://www.liputan6.com/view/8,133720,1,0,1165710531.html]{{Pranala mati|date=Juni 2023 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref> Namun sebagian besar negara-negara Islam di dunia hingga kini tetap membolehkan poligami, termasuk Undang-Undang Mesir dengan syarat sang pria harus menyertakan slip gajinya.<ref>
<!-- disembunyikan dulu, agak kurang nyambung
Syarat poligami pun cukup berat, yaitu harus mampu berbuat adil sebagaimana- namun telah diisyaratkan di dalam Al Qur'an Surat An-Nisa ayat 129 yang artinya:
Baris 53:
== Pranala luar ==
* [http://muslimin.id/poligami/ Poligami menurut Syariat Islam]
* [http://muslimin.id/poliandri/ Poliandri menurut Syariat Islam] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20160308073858/http://muslimin.id/poliandri/ |date=2016-03-08 }}
[[Kategori:Hukum Islam]]
|