Pembelajaran terkondisi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k top: clean up, added orphan tag
Lim Mery (bicara | kontrib)
Fitur saranan suntingan: 3 pranala ditambahkan.
Baris 2:
 
{{Yatim|Oktober 2022}}
'''Pembelajaran terkondisi''' adalah teori yang menjelaskan perolehan keterampilan profesional seseorang dan termasuk penelitian tentang magang, tentang bagaimana [[partisipasi periferal yang sah]], yang dapat mengarah pada keanggotaan dalam [[komunitas praktik]].<ref>{{Cite book|last1=Auer|first1=Michael E.|title=The Challenges of the Digital Transformation in Education: Proceedings of the 21st International Conference on Interactive Collaborative Learning (ICL2018) -|last2=Tsiatsos|first2=Thrasyvoulos|date=2019|publisher=Springer|isbn=978-3-030-11931-7|location=Cham|pages=178}}</ref> Pembelajaran terkondisi "fokus pada hubungan antara belajar dan situasi sosial di mana itu terjadi secara alami".<ref>[[William Hanks|Hanks, William F.]], "Foreword", {{cite book |author=[[Jean Lave]] and [[Étienne Wenger]] |year=1991 |title=Communities of Practice: Creating Learning Environments for Educators |url=http://www.cambridge.org/us/academic/subjects/psychology/developmental-psychology/situated-learning-legitimate-peripheral-participation|title=Communities of Practice: Creating Learning Environments for Educators|publisher=Cambridge University Press |isbn=9780521423748|page= 14}}</ref>
 
Teori ini dibedakan dari pandangan alternatif pembelajaran karena teori ini mendefinisikan pembelajaran sebagai perolehan pengetahuan proposisional.<ref name=":0" /> [[Lave]] dan [[Wenger]] menempatkan pembelajaran dalam bentuk partisipasi sosial tertentu, seperti proses kognitif dan struktur konseptual yang terlibat, sebenarnya itu berfokus pada jenis keterlibatan sosial yang memberikan konteks yang tepat hingga terjadi pemfasilitasan pembelajaran.<ref name=":0">Hanks, p. 14</ref>
Baris 9:
Pembelajaran terkondisi pertama kali diusulkan oleh Jean Lave dan Etienne Wenger sebagai model [[pembelajaran]] di komunitas praktik. Sederhananya, pembelajaran terkondisi adalah pembelajaran yang terjadi dalam konteks yang sama di mana ia diterapkan. Misalnya, tempat kerja dianggap sebagai komunitas praktik yang dapat dilihat yang terjadi sebagai konteks di mana pendatang baru mengasimilasi norma, perilaku, nilai, hubungan, dan kepercayaan.<ref>{{Cite book|last1=Lees|first1=Helen E.|title=The Palgrave International Handbook of Alternative Education|last2=Noddings|first2=Nel|date=2016|publisher=Springer|isbn=978-1-137-41291-1|location=|pages=135}}</ref>
 
Lave dan Wenger (1991)<ref name="lavewenger">Jean Lave and Etienne Wenger (1991) Situated Learning. Legitimate peripheral participation, Cambridge: University of Cambridge Press</ref> berpendapat bahwa belajar adalah proses sosial di mana pengetahuan dibangun bersama; mereka berpendapat bahwa pembelajaran semacam itu terletak dalam konteks tertentu dan tertanam dalam [[lingkungan sosial]] dan fisik tertentu.
 
Melihat dari sisi pandangan umum, tentang pembelajaran yang melibatkan proses kognitif di mana masing-masing individu terlibat sebagai peserta didik, Lave dan Wenger memandang pembelajaran sebagai partisipasi dalam dunia sosial, menyarankan pembelajaran sebagai aspek integral dan tak terpisahkan dari praktik sosial. Menurut pandangan mereka tentang belajar, belajar adalah proses dimana pendatang baru menjadi bagian dari komunitas praktik dan bergerak menuju partisipasi penuh di dalamnya. Partisipasi peserta didik dalam komunitas praktik selalu melibatkan negosiasi dan makna di dunia. Mereka memahami dan mengalami dunia melalui interaksi terus-menerus sehingga mereka membuat identitas mereka (yaitu, menjadi orang yang berbeda) dan mengubah bentuk keanggotaan mereka di masyarakat sebagai hubungan antara pendatang baru dan orang-orang tua yang berbagi perubahan praktik sosial. Dalam pandangan mereka, motivasi juga berperan, karena peserta didik secara alami termotivasi oleh meningkatnya nilai partisipasi dan keinginan mereka untuk menjadi praktisi penuh.
Baris 24:
 
==Sejarah==
Dalam artikel 2003 berjudul "Pembelajaran Terkondisi Alami", Paula Vincini berpendapat bahwa "teori di balik pembelajaran terkondisi atau [[kognisi]] terkondisi muncul dari bidang [[psikologi]], [[antropologi]], [[sosiologi]], dan [[ilmu kognitif]]."<ref name="VP 2003">Vincini, P. "The nature of situated learning." ''Innovations in Learning'' (2003): 1-4.</ref> Dia merangkum:
 
<blockquote>Makalah berjudul "Kognisi Terkondisi dan Budaya Belajar" oleh [[John Seely Brown]], [[Allan Collins]], dan [[Paul Duguid]] membawa kognisi terkondisi ke garis depan sebagai model pengajaran yang lebih awal. Dalam makalah ini, penulis mengkritik, bahwa sekolah umum berfungsi untuk memisahkan antara "mengetahui dan melakukan" dan untuk memperlakukan pengetahuan "sebagai suatu hal yang bersifat integral, mandiri, secara teoritis bersifat independen dari situasi di mana ia dipelajari dan digunakan."
Baris 34:
Namun, ada kecenderungan sekarang untuk menyajikan segala macam opini pendidikan sebagai tanda persetujuan dari psikologi kognitif.... seperti dalam banyak penerbitan terbaru dalam pendidikan matematika, banyak dari apa yang dijelaskan dalam buku itu mencerminkan dua gerakan, "pembelajaran terkondisi" dan "konstruktivisme", yang telah mendapatkan pengaruh pada pemikiran tentang pendidikan dan penelitian pendidikan.<ref>Anderson, John R., Lynne M. Reder, and Herbert A. Simon. "Situated learning and education." Educational researcher 25.4 (1996): 5-11.</ref></blockquote>
 
Vincini (2003) terus menjelaskan, bahwa "[[interaksi sosial]] yang terjadi dalam komunitas praktik antara para ahli dan pemula, sangat penting untuk teori kognisi terkondisi atau belajar. Dalam sebuah karya berjudul Pembelajaran Terkondisi: Partisipasi Periferal yang Sah, Lave dan Wenger menekankan, bahwa seorang pemula mulai belajar dengan mengamati anggota komunitas dan kemudian perlahan-lahan pindah dari pinggiran komunitas ke anggota yang sepenuhnya berpartisipasi."<ref name = "VP 2003"/>
 
==Elemen==