Carok: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Membalikkan revisi 22576991 oleh 2001:448A:6000:E7B:8400:1FC1:AC27:8B34 (bicara)
Tag: Pembatalan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 5:
Dalam masyarakat Madura, melecehkan istri dan anak orang lain merupakan hal yang memalukan bagi suaminya dan keluarganya. Masyarakat Madura menganggap istri sebagai bagian dari kehormatan laki-laki, sehingga bentuk pelecehan apapun berarti mencari kematian.{{Sfn|Supriyadi, Ardhana, dan Wahyuni|2017|p=89}} Salah satu prinsip hidup masyarakat Madura yaitu membalas sesuatu sama persis dengan perbuatan yang diterimanya. Bila ada anggota keluarga yang terbunuh, maka keluarganya juga akan membalas dengan cara yang sama. Pemenang Carok selalu menyimpan baju dan senjata lawan yang dibunuhnya dan kemudian memberikannya kepada anak dan kerabat dekat pelaku Carok yang terbunuh. Tujuannya adalah untuk membalaskan dendam atas kematiannya. Hal ini membuat Carok menjadi sesuatu yang diwariskan secara turun temurun.{{Sfn|Jufri|2017|p=16}} Dalam perkara sengketa, Carok dijadikan sebagai cara terakhir untuk menyelesaikan masalah. Pihak yang bersengketa akan mengadakan [[musyawarah]] terlebih dahulu untuk mencapai kesepakatan damai. Jika tidak terjadi kesepakatan maka Carok diterapkan.{{Sfn|Jufri|2017|p=15}}
 
Budaya yg harus di musnahkan
== Cara ==
Carok dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu ''ngonggai'' dan ''nyelep''. ''Ngonggai'' yaitu menantang lawan secara terang-terangan dengan mendatangi rumahnya. Sedangkan ''nyelep'' yaitu menyerang lawan dari samping atau dari belakang saat dalam keadaan lengah. Selain itu, Carok juga dapat terjadi secara mendadak tanpa ada persiapan sebelumnya. Ini terjadi saat ada pelecehan harga diri secara tiba-tiba.{{Sfn|Hastijanti|2005|p=11}} Carok secara terang-terangan memerlukan tiga syarat yaitu ''kadigdajan'', ''tampeng sereng'', dan ''banda. Kadigdajan'' berarti pihak yang akan berkelahi harus memiliki kesiapan secara fisik dan mental yaitu bela diri dan keberanian. ''Tampeng sereng'' berarti memiliki tubuh yang kebal, sedangkan ''banda'' adalah biaya yang harus disiapkan untuk memulai Carok dan menanggung biaya setelahnya. ''Banda'' digunakan untuk membayar [[mantra]] tubuh kebal, membiayai ritual kematian dari pelaku Carok yang terbunuh serta meringankan hukuman dalam putusan sidang peradilan.{{Sfn|Hastijanti|2005|p=12}}
 
Carok hanya dilakukan jika pihak yang akan berkelahi telah menerima persetujuan dari keluarganya. Selain itu, Carok harus dilakukan dii tempat yang sepi dan sulit dijangkau oleh masyarakat. Para pelaku Carok juga harus mengenakan [[pakaian adat]] Madura dan hanya diperbolehkan menggunakan celurit sebagai senjata. Sebelum Carok dimulai, diadakan tukar celurit dan penyampaian pesan kepada keluarga masing-masing apabila terbunuh.{{Sfn|Jufri|2017|p=15}}
 
== Pemaknaan ==