Bahasa Jawa Surabaya: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 110:
Fenomena kebahasaan yang tidak lazim bagi para penutur bahasa Jawa pada umumnya tersebut menjadikan bahasa Jawa Surabaya kerap dipandang sebagai bentuk bahasa Jawa paling tidak sopan bila dibandingkan dengan rumpun bahasa Jawa Timur lainnya, atau terlebih lagi bila dibandingkan dengan rumpun bahasa Jawa Tengah. Namun demikian, taraf penerimaan akan bahasa Jawa Surabaya bagi masyarakat etnis Jawa di Malang Raya (dan juga mencakup Pasuruan) masih dapat ditolerir dan dilazimkan dikarenakan ragam bahasa Jawa yang dituturkan di daerah-daerah tersebut masih berserumpun dengan bahasa Jawa Surabaya, yakni tergolong ke dalam rumpun kontinum dialek Arekan.
 
Bila dibandingkan dengan rumpun bahasa Jawa Tengah secara umum, pemaknaan akan tingkat ''ngoko'' (rendah) itu sendiri dalam bahasa Jawa Surabaya dan rumpun bahasa Jawa Tengah dapatlah mempunyai perbedaan yang mencolok. Misalnya, apa yang dianggap sebagai tingkatan ''ngoko'' di Jawa Tengah mungkin dapat dipresepsikan sebagai tingkatan yang sopan (''madya'' maupun ''krama'') bagi masyarakat Surabaya; salah satu contohnya yakni kata ''ndeleng'' (yang berarti "melihat") dapat dianggap sebagai suatu kata dalam tingkat ''madya'' ataupun ''krama'' oleh penutur bahasa Jawa Surabaya, sedangkan penutur [[bahasa Jawa Surakarta]] akan menganggap kata tersebut sebagai varian kata paling kasar atau tidak sopan (''ngoko'').
 
==Kosakata==