Hidangan Tionghoa-Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Gunkarta (bicara | kontrib)
rapikan
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
Gunkarta (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
Baris 63:
Karena [[Hidangan Tionghoa|makanan]] adalah bagian penting dalam [[budaya Tionghoa]], sudah menjadi kebiasaan bagi keluarga Tionghoa untuk menghabiskan waktu berkualitas mereka untuk pergi makan ke luar, sebagaimana kebiasaan jamuan makan bersama keluarga [[Tionghoa perantauan]]. Karena itulah banyak [[Pecinan]] di Indonesia berkembang menjadi pusat kuliner di kota tersebut, penuh dengan deretan kedai dan rumah makan. Banyak orang Tionghoa Indonesia yang membuka usaha kuliner sehingga banyak usaha makanan menjamur, dari warung sederhana di tepi jalan hingga rumah makan mewah. Kawasan pecinan seperti [[Glodok]], Pecenongan, dan [[Kelapa Gading]] di [[Jakarta]]; [[Kesawan]], Pusat Pasar, Jalan Semarang, Asia Mega Mas, Cemara Asri dan Sunggal di [[Medan]]; Gardu Jati di [[Bandung]], Kya-kya Kembang Jepun di [[Surabaya]], dan Pecinan di [[Cirebon]], [[Semarang]], dan kota [[Surakarta|Solo]] dipenuhi dengan aneka [[warung]], kedai, dan rumah makan, yang tak hanya menawarkan hidangan Tionghoa-Indonesia, tetapi juga aneka hidangan Indonesia dan hidangan internasional.
 
== Adaptasi terhadapdengan budaya kuliner setempat ==
Masakan Tionghoa-Indonesia juga dapat bervariasi tergantung dari tempat. Sebagai contoh di berbagai tempat di [[pulau Jawa]], masakan ini menjadi bagian dari budaya setempat. Di [[Jawa]] masakan ini cenderung agak manis. Di [[Medan]], [[Sumatra Utara]] masakan tradisional Tionghoa masih lebih mudah ditemukan.
 
Baris 71:
* Masakan Tionghoa-Indonesia dengan pengaruh barat ([[Belanda]]).
* Masakan Tionghoa yang diadaptasi ke budaya setempat, seperti menggantikan babi dengan ayam atau sapi untuk membuatnya halal serta menghilangkan penggunaan cairan beralkohol seperti angciu dan anggur putih.
 
== Daftar hidangan Tionghoa-Indonesia ==