Bahasa Melayu: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Kesalahan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 36:
{{legend|#76f36b|Singapura dan Brunei, tempat bahasa Melayu sebagai bahasa resmi}}
{{legend|#88caff|Timor Leste, tempat bahasa Indonesia sebagai bahasa kerja}}
{{legend|#f7f36b|Thailand Selatan
| sign=[[Kode Tangan Bahasa Malaysia|Bahasa Melayu Berkode Tangan]]
|ancestor4=[[Bahasa Melayu Pramodern|Melayu Pramodern]]|pronunciation={{IPA-id|ba.ha.sa mə.la.ju|}}|lingua=31-MFA-a|minority={{ubl|
Baris 48:
[[Berkas:WIKITONGUES- Nila speaking Indonesian.webm|thumb|Penutur bahasa Indonesia]]
[[Berkas:WIKITONGUES- Zairul speaking Malay.webm|thumb|Penutur bahasa Melayu]]
Sebagai bahasa yang luas pemakaiannya, bahasa ini menjadi bahasa
Bahasa Melayu merupakan [[basantara|bahasa perantara]] dalam kegiatan perdagangan dan keagamaan di Nusantara sejak abad ke-7. Migrasi kemudian juga turut memperluas pemakaiannya. Selain di negara yang disebut sebelumnya, bahasa Melayu dituturkan pula di sebagian kecil [[Afrika Selatan]], [[Sri Lanka]], [[Thailand Selatan]], dan [[Myanmar]] selatan. Bahasa ini juga dituturkan oleh penduduk [[Pulau Natal]] dan [[Kepulauan Cocos]], yang menjadi bagian [[Australia]].<ref>{{Citeweb|last=worldwide|primary=Marc I. left my 'comfortable' job on Facebook to fulfill my dream-educating people|url=https://www.ilovelanguages.com/where-is-malay-language-spoken/|title=Where Is Malay Language Spoken?|accessdate=2022-04-21|language=en-US}}</ref>
Baris 102:
Pemeliharaan bahasa Melayu baku (bahasa Melayu Riau) terjaga akibat meluasnya penggunaan bahasa ini dalam kehidupan sehari-hari. Sikap orang Belanda yang pada waktu itu tidak suka apabila orang pribumi menggunakan bahasa Belanda juga menyebabkan bahasa Melayu menjadi semakin populer.
== Penggolongan ==
Baris 377 ⟶ 375:
Penggunaan bahasa Melayu sebagai [[Basantara|bahasa perantara]] di seluruh [[Kepulauan Melayu|Kepulauan Nusantara]] yang bertautan dengan kebangkitan kerajaan-kerajaan [[Islam]] dan penyebaran [[Islam]], yang merupakan akibat dari pertumbuhan perdagangan sekawasan. Bahasa kesusastraan telah dibentuk [[Kesultanan Melaka|Melaka]]. Setelah kejatuhan Melaka oleh Portugis pada tahun 1511, pusat kesusastraan beralih ke [[Kesultanan Lingga|Kesultanan Johor-Riau]]. Oleh sebab itu, bahasa itu sering dipanggil bahasa Melayu Johor-Riau walaupun ia adalah kesinambungan bahasa Melayu Melaka. Ketika kesultanan itu dibagi antara [[Malaya Britania]] ([[Johor]]) dan [[Hindia Belanda|Hindia Timur Belanda]] ([[Kepulauan Riau]]), bahasa itu telah diberikan status resmi di kedua wilayah.
Penggunaan bahasa Melayu di negara-negara ini berbeda bergantung kepada [[sejarah]] dan [[budaya]]. Indonesia menyebut "bahasa Melayu Riau" (Melaka–Johor-Riau) sebagai akar bahasa Indonesia dan menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi ketika memperoleh kemerdekaan. Sejak tahun 1928, kaum nasionalis dan muda di seluruh kepulauan Indonesia telah menyatakan bahasa Indonesia sebagai satu-satunya bahasa resmi, sebagaimana [[Proklamasi|dipermaklumkan]] dalam [[Sumpah Pemuda]]. Dengan demikian, Indonesia
Di Malaysia, [[Konstitusi Malaysia#Pasal 152|Pasal 152]] Perserikatan Malaysia menerima pakai bahasa Melayu Melaka-Johor-Riau sebagai bahasa resmi (bahasa Malaysia) pada tahun 1957. Kata "Malaysia", baik dalam bahasa maupun negara, menekankan bahwa negara itu terdiri dari lebih dari sekadar [[Suku Melayu]]. Pemerintah Malaysia bermaksud untuk menamakan bahasa kebangsaan sebagai "[[bahasa Malaysia]]" sebagai bahasa yang diusulkan, yang berlawanan dengan bahasa Indonesia yang sebenarnya dianggap Malaysia sebagai bahasa baku Melayu yang dibakukan dan digunakan secara resmi sebagai bahasa kebangsaan di Indonesia, tetapi konsep itu bertentangan dengan keterangan bahasa kebangsaan yang termaktub dalam Pasal 152 [[Konstitusi Malaysia|Undang-Undang Dasar Perserikatan Malaysia]]. Jadi, di Malaysia, bahasa Melayu mengalami perubahan nama beberapa kali. Pada awal [[1970-an]], bahasa Melayu di Malaysia dinamakan "bahasa Malaysia" atas sebab politik, yang berlawanan dengan [[bahasa Indonesia]]. Kemudian, pada tahun 1986, nama resmi bahasa telah diubah menjadi bahasa Melayu. Mulai tahun 2007, bahasa kebangsaan Malaysia dinamakan kembali menjadi "bahasa Malaysia" sebagai simbol bahwa bahasa ini adalah bahasa untuk semua dan tidak memandang kaum (tanpa membedakan ras). Namun begitu, hal tersebut tidaklah dapat dibenarkan sebab menurut Pasal 152 [[Konstitusi Malaysia|Undang-Undang Dasar Perserikatan Malaysia]], menyebut bahwa: "Bahasa kebangsaan adalah "bahasa Melayu". Pada tahun 2007, diubah menjadi bahasa Malaysia, kemudian diubah menjadi bahasa Melayu. Nama "bahasa Melayu" digunakan kembali dalam masyarakat. Sampai saat ini, tidak ada perubahan nama bahasa Melayu ke bahasa Malaysia terjadi.<ref>{{Cite web |url=http://jpt.mohe.gov.my/RUJUKAN/akta/Perkara%20152.pdf |title=Teks PDF oleh Jabatan Pengajian Tinggi, Kementerian Pengajian Tinggi Malaysia-Perkara 152. Bahasa kebangsaan. |access-date=2022-05-18 |archive-date=2012-11-08 |archive-url=https://web.archive.org/web/20121108012837/http://jpt.mohe.gov.my/RUJUKAN/akta/Perkara%20152.pdf |dead-url=yes }}</ref> Bahasa Melayu menjadi bahasa resmi di Malaysia pada [[1968]], tetapi bahasa Inggris masih digunakan dengan luas terutama sekali dalam kalangan masyarakat [[Tionghoa]] dan [[India Malaysia|India]], sama seperti di Brunei. Di Brunei, bahasa Melayu diakui sebagai bahasa resmi Brunei dalam Undang-Undang Dasar Negara Brunei Tahun 1959. Bahasa ini juga berdasarkan baku Melaka-Johor-Riau, sedangkan [[bahasa Melayu Brunei]] digunakan sebagai bahasa sehari-hari. Berbeda di Indonesia, [[bahasa Indonesia]] berhasil menjadi bahasa perantaraan utama atau ''lingua franca'' untuk rakyat yang berbilang kaum (multiras) karena usaha gigih pemerintah Indonesia dalam menggalakkan penggunaan bahasa Indonesia. Di [[Timor Leste]], meski telah terlepas dari Indonesia, bahasa Indonesia masih tetap dipertahankan sebagai bahasa resmi utamanya sebagai "bahasa kerja".
Bahasa Melayu Piawai (disebut juga sebagai bahasa Melayu baku, bahasa baku Melayu, atau bahasa piawai Melayu) adalah [[Bahasa Melayu Riau|bahasa Melayu Johor-Riau]] yang berasal dari [[Johor]] (Malaysia) & [[Kepulauan Riau]] (Indonesia), seperti yang disepakati dan diakui oleh Indonesia, Malaysia, dan Brunei. Bahasa Melayu Johor-Riau selanjutnya dikenal sebagai induk kelahiran bahasa Melayu yang dipakai sebagai bahasa resmi kebangsaan pada zaman modern. Istilah bahasa Melayu biasanya dikelirukan dengan [[bahasa Malaysia]] yang merupakan nama umum yang digunakan untuk bahasa Melayu yang dituturkan di Malaysia, yang berlawanan dengan [[bahasa Indonesia]]. Bahasa Melayu sebenarnya adalah bahasa makro yang mencakupi kedua bahasa itu (bahasa Malaysia dan bahasa Indonesia). Tidak ada kata sepakat yang lengkap mengenai perbedaan ini karena badan bahasa di Malaysia, [[Dewan Bahasa dan Pustaka (Malaysia)|Dewan Bahasa dan Pustaka Malaysia]], telah menyatakan bahwa kedua istilah tersebut dapat digunakan untuk bahasa Melayu yang dituturkan di Malaysia bergantung kepada konteks, yang menjadikan penutur di Malaysia dapat memilih untuk menggunakan istilah yang mereka sukai, baik menggunakan istilah "bahasa Melayu" maupun "bahasa Malaysia".<ref>{{Cite web|last=Fernandez|primary1=Kathleen|last2=Fernandez|primary2=Kathleen|url=https://www.expatgo.com/my/2016/06/01/-history-bahasa-melayu-malaysia/|title=The history of Bahasa Melayu / Malaysia: The language of the Malay(sian) people|data=2016-06-01|accessdate=2022-04-21|website=ExpatGo|language=en-US}}</ref>▼
Menurut sejarah, di Singapura, bahasa Melayu adalah [[Basantara|bahasa perantara]] dalam kalangan orang yang berlainan bangsa. Walaupun bahasa ini sebagian besar telah digantikan oleh bahasa Inggris, status bahasa Melayu masih dipertahankan sebagai bahasa kebangsaan dan [[lagu kebangsaan]], [[Majulah Singapura]], sepenuhnya dalam bahasa Melayu. Selain itu, [[Komando|perintah]] [[Parade|perbarisan]] dalam tentara, polisi, dan pertahanan sipil hanya diberikan dalam bahasa Melayu. Bahasa Melayu masih menjadi bahasa kebangsaan walaupun Singapura mempunyai empat bahasa resmi (yaitu bahasa Inggris, Cina, India, dan Melayu). Di selatan [[Thailand]], sebagian besar penduduk di lima provinsi paling selatan [[Thailand]]—wilayah yang sebagian besarnya pernah menjadi bagian dari kerajaan Melayu Kuno bernama [[Kerajaan Pattani|Patani]] — bertutur dalam dialek Melayu yang dipanggil [[Bahasa Melayu Kelantan-Pattani|bahasa Yawi]] (jangan dikelirukan dengan Jawi), yang serupa dengan bahasa Melayu Kelantan, tetapi bahasa itu tidak mempunyai status atau pengakuan resmi.
Baris 389 ⟶ 383:
Disebabkan hubungan terdahulu dengan [[Filipina]], perkataan Melayu—seperti ''dalam hati'' (simpati), ''luwalhati'' (kemuliaan), ''tengah hari'', ''sedap''—telah berkembang dan [[Integrasi|disepadukan]] ke dalam [[bahasa Tagalog]] dan [[Bahasa di Filipina|rumpun bahasa Filipina yang lain]].{{cn}}
▲Bahasa Melayu Piawai (disebut juga sebagai bahasa Melayu baku, bahasa baku Melayu, atau bahasa piawai Melayu) adalah [[Bahasa Melayu Riau|bahasa Melayu Johor-Riau]] yang berasal dari [[Johor]] (Malaysia) & [[Kepulauan Riau]] (Indonesia), seperti yang disepakati dan diakui oleh Indonesia, Malaysia, dan Brunei. Bahasa Melayu Johor-Riau selanjutnya dikenal sebagai induk kelahiran bahasa Melayu yang dipakai sebagai bahasa resmi kebangsaan pada zaman modern. Istilah bahasa Melayu biasanya dikelirukan dengan [[bahasa Malaysia]] yang merupakan nama umum yang digunakan untuk bahasa Melayu yang dituturkan di Malaysia, yang berlawanan dengan [[bahasa Indonesia]]. Bahasa Melayu sebenarnya adalah bahasa makro yang mencakupi kedua bahasa itu (bahasa Malaysia dan bahasa Indonesia). Tidak ada kata sepakat yang lengkap mengenai perbedaan ini karena badan bahasa di Malaysia, [[Dewan Bahasa dan Pustaka (Malaysia)|Dewan Bahasa dan Pustaka Malaysia]], telah menyatakan bahwa kedua istilah tersebut dapat digunakan untuk bahasa Melayu yang dituturkan di Malaysia bergantung kepada konteks, yang menjadikan penutur di Malaysia dapat memilih untuk menggunakan istilah yang mereka sukai, baik menggunakan istilah "bahasa Melayu" maupun "bahasa Malaysia".<ref>{{Cite web|last=Fernandez|primary1=Kathleen|last2=Fernandez|primary2=Kathleen|url=https://www.expatgo.com/my/2016/06/01/-history-bahasa-melayu-malaysia/|title=The history of Bahasa Melayu / Malaysia: The language of the Malay(sian) people|data=2016-06-01|accessdate=2022-04-21|website=ExpatGo|language=en-US}}</ref>
[[Dewan Bahasa dan Pustaka (Malaysia)|Dewan Bahasa dan Pustaka]] (Malaysia), [[MABBIM]], atau Perdana Menteri Malaysia pernah mengusulkan bahasa Melayu dijadikan bahasa resmi [[ASEAN]] mengingat lebih dari separuh jumlah penduduk ASEAN mampu bertutur dalam bahasa Melayu (jika penutur bahasa Indonesia tergolong dalam sensus). Namun, usulan itu mendapat pertentangan dari sebagian pihak di Indonesia sebab lebih banyak penutur bahasa Indonesia dalam perhitungan dibandingkan dengan penutur bahasa Melayu, dan pada dasarnya bahasa Indonesia masih dapat dipahami oleh sebagian besar penutur bahasa Melayu terutama yang sudah terbiasa dengan bahasa Melayu Baku (juga disebut bahasa Melayu Piawai, bahasa standar Melayu, atau bahasa baku Melayu) yang sememangnya berasal dari bahasa Melayu Riau.<ref>Chairman’s Statement of the 12th ASEAN Plus Three Summit</ref><ref>ASEAN Regional Plan of Action</ref> Pada masa lampau, Indonesia pernah berencana keluar dari MABBIM, tetapi pihak Malaysia memohon agar Indonesia tetap menganggotai organisasi itu untuk meneruskan sinergi dan kerja sama untuk mewujudkan bahasa Melayu/Indonesia sebagai bahasa perantara di ASEAN.<ref>{{Cite web |url=https://www.freemalaysiatoday.com/category/opinion/2019/04/18/selamat-meninggalkan-kami-indonesia/. |title=freemalaysiatoday.com. |access-date=2022-05-18 |archive-date=2020-12-08 |archive-url=https://web.archive.org/web/20201208142210/https://www.freemalaysiatoday.com/category/opinion/2019/04/18/selamat-meninggalkan-kami-indonesia/ |dead-url=yes }}</ref>▼
▲[[Dewan Bahasa dan Pustaka (Malaysia)|Dewan Bahasa dan Pustaka]] (Malaysia), [[MABBIM]], atau Perdana Menteri Malaysia pernah mengusulkan bahasa Melayu dijadikan bahasa resmi [[ASEAN]] mengingat lebih dari separuh jumlah penduduk ASEAN mampu bertutur dalam bahasa Melayu (jika penutur bahasa Indonesia tergolong dalam sensus). Namun, usulan itu mendapat pertentangan dari sebagian pihak di Indonesia sebab lebih banyak penutur bahasa Indonesia dalam perhitungan dibandingkan dengan penutur bahasa Melayu, dan pada dasarnya bahasa Indonesia masih dapat dipahami oleh sebagian besar penutur bahasa Melayu terutama yang sudah terbiasa dengan bahasa Melayu Baku (juga disebut bahasa Melayu Piawai, bahasa standar Melayu, atau bahasa baku Melayu) yang sememangnya berasal dari bahasa Melayu Riau.<ref>Chairman’s Statement of the 12th ASEAN Plus Three Summit</ref><ref>ASEAN Regional Plan of Action</ref> Pada masa lampau, Indonesia pernah berencana keluar dari MABBIM, tetapi pihak Malaysia memohon agar Indonesia tetap menganggotai organisasi itu untuk meneruskan sinergi dan kerja sama untuk mewujudkan bahasa Melayu/Indonesia sebagai bahasa perantara di ASEAN.<ref>{{Cite web |url=https://www.freemalaysiatoday.com/category/opinion/2019/04/18/selamat-meninggalkan-kami-indonesia/. |title=freemalaysiatoday.com. |access-date=2022-05-18 |archive-date=2020-12-08 |archive-url=https://web.archive.org/web/20201208142210/https://www.freemalaysiatoday.com/category/opinion/2019/04/18/selamat-meninggalkan-kami-indonesia/ |dead-url=yes }}</ref> Rencana ini belum pernah terwujud, tetapi ASEAN sekarang selalu membuat dokumen asli dalam [[bahasa Inggris]] dan diterjemahkan ke dalam bahasa resmi masing-masing negara anggotanya.
==Tata bunyi==
|