Kekhalifahan Rasyidin: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
Baris 81:
[[Berkas:Rashidun Caliph Abu Bakr as-Șiddīq (Abdullah ibn Abi Quhafa) - أبو بكر الصديق عبد الله بن عثمان التيمي القرشي أول الخلفاء الراشدين.svg|250px|Kaligrafi Khalifah Abu Bakar Ash Shiddiq, khalifah pertama Kekhalifahan Rasyidin|jmpl|ki]]
==== Menjadi Khalifah ====
{{Main|Saqifah Bani Sa'idah}}
Setelah kematian Muhammad pada bulan Juni 632, Pertemuan kaum Ansar, penduduk asli Madinah, berlangsung di Saqifah (halaman) klan [[Bani Sa'idah]]. Kepercayaan umum pada saat itu adalah bahwa tujuan pertemuan itu adalah agar kaum Ansar memutuskan pemimpin baru komunitas Muslim di antara mereka sendiri, dengan mengesampingkan Muhajirin (pendatang dari Makkah), meskipun ini kemudian menjadi topik perdebatan.<ref name=madelung31>{{harvnb|Madelung|1997}}, hlm. [https://archive.org/details/TheSuccessionToMuhammadByWilferdMadelung/page/n50 31].</ref>
Namun demikian, Abu Bakar dan Umar, keduanya [[sahabat Muhammad]] yang terkemuka, setelah mengetahui pertemuan itu menjadi khawatir tentang kemungkinan kudeta dan bergegas ke pertemuan itu. Setelah tiba, Abu Bakar berbicara kepada orang-orang yang berkumpul dengan peringatan bahwa setiap upaya untuk memilih seorang pemimpin di luar suku Muhammad sendiri, yaitu [[Suku Quraisy|Quraisy]], kemungkinan akan mengakibatkan perselisihan karena hanya mereka yang dapat memerintahkan rasa hormat yang diperlukan di antara masyarakat. Dia kemudian membawa Umar dan sahabat lainnya, [[Abu Ubaidah bin Jarrah]], dengan tangan dan menawarkannya kepada Anshar sebagai pilihan potensial. Dia ditentang dengan saran bahwa Quraisy dan Ansar memilih seorang pemimpin masing-masing dari antara mereka sendiri, yang kemudian akan memerintah bersama. Kelompok itu menjadi panas setelah mendengar proposal ini dan mulai berdebat di antara mereka sendiri. Umar buru-buru menjabat tangan Abu Bakar dan bersumpah setia kepadanya, sebuah contoh yang diikuti oleh orang-orang yang berkumpul.<ref name=MandelungP32>{{harvtxt|Madelung|1997|page=32}}</ref>
|