Sungai Brantas: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
update info |
merapikan |
||
Baris 46:
'''Sungai Brantas''' adalah sebuah [[sungai]] yang mengalir di provinsi [[Jawa Timur]], [[Indonesia]].<ref>[http://www.geonames.org/6753794/kali%20brantas.html Kali Brantas] at Geonames.org (cc-by); Last updated 2013-06-04; Database dump downloaded 2015-11-27</ref> Sungai ini adalah sungai terpanjang kedua di [[Pulau Jawa]], setelah [[Bengawan Solo]]. Hingga tahun 2015, terdapat 18,166 juta orang yang tinggal di wilayah sungai ini atau 46,7% dari total penduduk Jawa Timur. Sungai Brantas juga berperan penting dalam menunjang status Jawa Timur sebagai lumbung pangan nasional. Pada tahun 2015, total produksi padi di wilayah sungai ini mencapai 1,69 juta ton atau 2,24% dari total produksi padi Indonesia.<ref name="pola">{{Cite web|url=https://sda.pu.go.id/balai/bbwsbrantas/assets/uploads/dokumen/10022021111422-POLAWSBRANTAS2020.pdf|title=Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Brantas|publisher=Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat|first=|last=|date=20 Maret 2020|language=id|access-date=16 Januari 2023}}</ref>
Hingga dekade 1960-an, masalah utama
== Hidrologi ==
Baris 83 ⟶ 84:
== Pengembangan infrastruktur ==
[[Berkas:Brantas 140722-44842 kdi.JPG|jmpl|300px|Sungai Brantas yang mendangkal di Kota Kediri. Di kejauhan, tampak sampan penambang [[pasir]]. ]]
▲Hingga dekade 1960-an, masalah utama di Sungai Brantas adalah fluktuasi air permukaan yang ditandai oleh dua peristiwa, yakni kekeringan di musim kemarau dan banjir di musim hujan. Terjadi kegagalan panen dan kelaparan akibat kekurangan air di musim kemarau, sementara di musim hujan terjadi banjir yang mengakibatkan korban harta bahkan jiwa. Selain itu, kondisi aliran air Sungai Brantas juga terhambat endapan sedimen yang dihasilkan oleh letusan [[Gunung Kelud]] (+1.781 mdpl). Setiap 10 hingga 15 tahun, Gunung Kelud meletus dan melontarkan abu dan batu piroklastik ke bagian tengah dari DAS Brantas, sehingga menimbulkan gangguan fluvial pada aliran air Sungai Brantas.
===Pra kemerdekaan===
Pengembangan infrastruktur di Sungai Brantas telah dimulai pada saat Raja [[Airlangga]] memimpin [[Kerajaan Kahuripan]], sebagaimana dijelaskan pada [[Prasasti Kamalagyan]] yang berangka tahun 1037. Prasasti tersebut menjelaskan bahwa Raja Airlangga memerintahkan warga untuk membangun bendungan di Waringin Sapta untuk mengatasi banjir yang sering terjadi di Kamalagyan dan sekitarnya.<ref name="pws">{{cite book| last = Notodihardjo | first = Mardjono | title = Pengembangan Wilayah Sungai di Indonesia | publisher = Yayasan Badan Penerbit Pekerjaan Umum | series = | volume = | edition = | date = 1989| location = Jakarta| pages = | language = Indonesia| url = https://pustaka.pu.go.id/storage/biblio/file/pengembangan-wilayah-sungai-di-indonesia-kumpulan-karangan-9J4GB.pdf}}</ref>
|