Oman: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: halaman dengan galat kutipan VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
Tag: halaman dengan galat kutipan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
Baris 99:
==== Perang Jebel Akhdar ====
{{More|Perang Jebel Akhdar}}
[[File:British RAF attacking Nizwa Fort.png|thumb|left|[[Benteng Nizwa]] diserang oleh pesawat serang [[Angkatan Udara Kerajaan Inggris]] selama [[Perang Jebel Akhdar]].]]
Sultan Said bin Taimur menyatakan minatnya untuk menduduki Imamah tepat setelah kematian Imam Alkhalili, dengan demikian mengambil keuntungan dari setiap potensi ketidakstabilan yang mungkin terjadi di dalam Imamah ketika pemilihan akan dilakukan, kepada pemerintah Inggris.<ref name=Planning>Muscat State Affairs. [https://www.qdl.qa/en/archive/81055/vdc_100055776091.0x000046 A.C.Gallowey: ''File 8/62 Muscat State Affairs: Principal Shaikhs and Tribes of Oman' [35r] (69/296)''.] Principal Shaikhs and Tribes of Oman. British National Archive. Page 69. QDL.</ref> Perwakilan politik Inggris di Muscat percaya bahwa satu-satunya cara untuk mendapatkan akses ke cadangan minyak di pedalaman adalah dengan membantu sultan dalam mengambil alih Imamah.<ref name=idea2>Muscat State Affairs. [https://www.qdl.qa/en/archive/81055/vdc_100055776091.0x00009a British Consulate Muscat: File 8/62 Muscat State Affairs: Principal Shaikhs and Tribes of Oman.] British National Archive. File 8/62. Page 153. 25 May 1946. QDL.</ref> Pada tahun 1946, pemerintah Inggris menawarkan senjata dan amunisi, perbekalan tambahan dan petugas untuk mempersiapkan sultan untuk menyerang pedalaman Oman.<ref name=RAFint>Muscat State Affairs. [https://www.qdl.qa/en/archive/81055/vdc_100055776092.0x00005c The Foreign Office London: File 8/62 Muscat State Affairs: Principal Shaikhs and Tribes of Oman [146r] (291/296).] British National Archive. Page 291. QDL.</ref> Pada bulan Mei 1954, Imam Alkhalili wafat dan Ghalib Alhinai terpilih sebagai Imam.<ref>{{cite book|last=Peterson|first=John E.|title=Oman in the Twentieth Century: Political Foundations of an Emerging State|url=https://books.google.com/books?id=YsUOAAAAQAAJ&pg=PA182|publisher=Croom Helm|page=182|isbn=9780856646294|year=1978}}</ref> Hubungan antara Sultan Said bin Taimur dan Imam Ghalib Alhinai renggang karena sengketa konsesi minyak. Di bawah ketentuan perjanjian Seeb tahun 1920, Sultan, yang didukung oleh pemerintah Inggris, mengklaim semua urusan dengan perusahaan minyak sebagai hak prerogatifnya. Imam, di sisi lain, menyatakan bahwa karena minyak berada di wilayah Imamah, apapun yang menyangkut itu adalah masalah internal.<ref name="meagher"/>
== Geografi ==
|