Sultan Agung dari Mataram: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tag: kemungkinan perlu pemeriksaan terjemahan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 191:
===Mataram dan VOC (1613-1624)===
 
Ketika Sultan Agung berkuasa, ia mengadakan kontrak dengan Duta Belanda [[Vanvan Surck]] mengenai pembangunan Loji di [[Jepara]]. Kontrak tersebut akhirnya menimbulkan permasalahan. Pihak Belanda yang merasa dirugikan karena pembangunan Loji berlansung lambat berusaha meninjau kembali kontrak dengan mengutus Andries Soury tahun ([[1615]]), Druyff tahun ([[1616]]) dan Cornelis van Maseuck tahun ([[1618]]).
 
Perilaku kasar yang ditunjukkan oleh van Eynthoven dan Cornelis Maseuck terhadap para pedagang Jepara, pada akhirnya menjadi perhatian Sultan. Mereka memaksa agar para pedagang Jepara menjual dagangannya pada VOC, dan bila tidak dituruti, para pedagang VOC melakukan penjarahan dan penganiayaan, maka 18 Agustus [[1618]], Kantor Dagang VOC yang ada di Jepara diserbu habis. Pasukan VOC ada yang meninggal dan ada yang ditawan oleh pasukan [[Bahurekso]]. Sebelum penyerbuan ini, pimpinan dari kantor dagang, yaitu [[Balthasar van Eynthoven]] dan [[Cornelis van Maseuck]] dipanggil oleh [[Hulubalang]] dan kemudian ditahan.
Pada tahun [[1618]] Loji Belanda di Jepara diserang [[Koja Hulubalang]] atas perintah Raja Mataram. Sebelum penyerbuan ini, pimpinan dari kantor dagang, yaitu Balthasar van Eynthoven dan Cornelis van Maseuck dipanggil oleh Hulubalang dan kemudian ditahan, karena Belanda merampas kapal kapal pribumi yang singgah di Jepara dan mencoba mengingkari kontrak yang telah disepakati antara utusan VOC pertama van Surck dengan pihak Mataram.
 
Inilah awal situasi dan kondisi yang memanas. [[Jan Pieterszoon Coen]], Gubernur Jenderal Dagang VOC di [[Jakarta]] merasa tersinggung. Dengan pura-pura berbuat baik pada pedagang Jepara dan pemerintah Mataram, Jan Pieterszoon Coen menemui penguasa dagang Mataram di Jepara yang berpangkat Hulubalang itu, Jan Pieterszoon Coen ingin membeli beras dan keperluan lainnya dari masyarakat. Setelah itu seratus enam puluh prajurit VOC menyerang rumah-rumah rakyat, dan menewaskan tiga puluh orang. Jung-jung yang ada di pelabuhan Jepara semua dibakar habis.
Pihak Belanda dalam hal ini [[Jan Pieterszoon Coen]] membalas serangan itu dengan merusak Jepara, tahun [[1618]]-[[1619]]. Karena keretakan hubungan antara Belanda dan Mataram, Belanda kembali menjalin hubungan dengan Raja Surabaya. Belanda juga berusaha melakukan perundingan kembali dengan Mataram untuk menghilangkan ketegangan , namun perundingan tersebut tidak menghilangkan ketegangan yang terjadi.<ref>DE GRAAF, H. J. (1958). MATARAM EN DE V.O.C.: 1613—24. In De regering van Sultan Agung, vorst van Mataram (1613-1645) en die van zijn voorganger Panembahan Séda-ing-Krapjak (1601-1613) (Vol. 23, pp. 53–76). Brill. [http://www.jstor.org/stable/10.1163/j.ctvbqs60v.6]</ref>
 
Peringatan dari VOC itu mendorong Bahurekso memperkuat pertahanan Jepara. Prediksi akan adanya serangan ulang dari pihak VOC, ternyata benar. Sebanyak 400 prajurit Belanda ([[1619]]) menyerang Jepara. Namun dapat dipukul mundur oleh pasukan Bahurekso, dan mereka harus kembali ke laut. Persaingan dagang di pantai utara antara Mataram dengan Belanda sudah mulai memanas dan saling menjepit.
 
Pihak[[Kerajaan Belanda dalam hal iniSukadana]], ([[JanKalimantan Pieterszoon CoenSelatan]]) membalasberhasil seranganlebih itudahulu dikuasai oleh Mataram. Belanda berusaha melakukan ekspansi dagang lewat laut dengan merusakdaerah Jepara,yang tahundituju [[1618Gresik]]- dan [[1619Madura]]. KarenaMalang keretakanbagi hubunganKompeni, antarakarena Belandatahun dan[[1624]] Mataram,Kamar BelandaDagang kembaliVOC menjalinyang hubunganada dengandi RajaGresik Surabaya.hancur Belandaoleh jugapasukan berusahaMataram. melakukanPersaingan perundingansemakin kembalipanas, dengandan MataramSultan untukAgung menghilangkansendiri keteganganmerasa ,bahwa namuncepat perundinganatau tersebutlambat tidakKompeni menghilangkanakan keteganganmenguasai yang[[Pulau terjadiJawa]].<ref>DE GRAAF, H. J. (1958). MATARAM EN DE V.O.C.: 1613—24. In De regering van Sultan Agung, vorst van Mataram (1613-1645) en die van zijn voorganger Panembahan Séda-ing-Krapjak (1601-1613) (Vol. 23, pp. 53–76). Brill. [http://www.jstor.org/stable/10.1163/j.ctvbqs60v.6]</ref>
 
===Kemenangan Atas Surabaya (1620-1625)===