Kesultanan Peureulak: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 68:
Pada tahun 986 M, Kedatuan Sriwijaya (Kerajaan bercorak Buddha di Nusantara) menyerang Kesultanan Peureulak Pesisir. Peperangan hebat pun pecah yang melibatkan pasukan kedua kerajaan tersebut. Dalam perang ini, Sultan Peureulak Pesisir, yaitu Sultan Alaiddin Syad Maulana Mahmud Syah gugur dalam peperangan.
 
Pascagugurnya Sultan Peureulak Pesisir, wilayah kesultanan Perlak secara keseluruhan akhirnya dikuasai oleh Sultan Peureulak Pedalaman yang beraliran ahlusunnah waljama'ah pula. Kehadiran pasukan Sriwijaya di wilayah Peureulak, segera direspon oleh Sultan Malik Ibrahim Syah dengan mengobarkan semangat rakyat Peureulak untuk melawan Sriwijaya.
 
Pertempuran besar pun terjadi selama bertahun-tahun. Perang antara kedua kerajaan itu baru berakhir pada tahun 1006 M, ketika Sriwijaya memutuskan mundur dari pertempuran untuk bersiap menghadapi serangan raja [[Dharmawangsa]] dari [[Kerajaan Medang]] di Jawa.
 
Dengan berakhirnya perang antara Kesultanan Peureulak dan Kedatuan Sriwijaya, wilayah Peureulak secara keseluruhan dipimpin oleh keturunan Sultan Malik Ibrahim Syah yang juga berasal dari golongan ahlusunnah waljama'ah. Pada masa ini kondisi Kesultanan Perlak relatif damai, tanpa adanya peperangan melawan kerajaan luar..<ref>{{Cite web|url=https://www.historyofcirebon.id/2017/08/serangan-sriwijaya-ke-kesultanan-perlak.html|title=Minta Merdeka, Sriwijaya Menyerang Kesultanan Peureulak|website=Sejarah Cirebon|language=id|access-date=2020-06-12}}</ref>
 
== Penyatuan dengan Samudera Pasai ==