Kekhalifahan Rasyidin: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 237:
 
== Tata kelola pemerintahan ==
Para khalifah mengelola pemerintahannya dengan mengikuti sistem pemerintahan dalam Islam. TiapSetiap prinsip politik dan perundang-undangan didasarkan kepada al-Qur'an dan [[Sunnah]]. Kegiatan yang wajib dalam pemerintahan khlaifah adalah musyawarah yang mengikuti contoh dari Nabi Islam Muhammad. Model musyawarah untuk pembangunan politik pada masa Kekhalifahan Rasyidin melalui syura.<ref>{{Cite book|last=Zubaidah|first=Siti|date=2016|url=http://repository.uinsu.ac.id/1562/1/Buku%20SPI.pdf|title=Sejarah Peradaban Islam|location=Medan|publisher=Perdana Publishing|isbn=978-602-6462-15-2|editor-last=Daulay|editor-first=Nurika Khalila|pages=26|url-status=live|access-date=2022-07-06|archive-date=2022-07-06|archive-url=https://web.archive.org/web/20220706082844/http://repository.uinsu.ac.id/1562/1/Buku%20SPI.pdf|dead-url=no}}</ref>
 
=== Khalifah, gubernur, dan pekerja ===
 
Era Khilafah Rasyidin ditandai oleh negara yang mengikuti prinsip-prinsip hukum Islam, dan organisasi administrasi di negara terdiri dari otoritas pusat yang dipimpin oleh [[Khalifah]], dan administrasi daerah yang bercabang darinya untuk mengawasi berbagai negara bagian.<ref>{{Cite web|date=2016-03-04|title=8- الخلفاء الراشدون|url=http://higec.150m.com/08-%20Alkholafaa%20arrachidoune.htm|lang=ar|access-date=2022-07-05|archive-date=2016-03-04|archive-url=https://web.archive.org/web/20160304131711/http://higec.150m.com/08-%20Alkholafaa%20arrachidoune.htm|dead-url=unfit}}</ref> Negara, bekerja seperti administrasi lokal di era modern, dan Khalifah bekerja di administrasi negara. PadaNegara pemisahandibagi otoritasmenjadi legislatifbeberapa yang dipimpin oleh Khalifahprovinsi, daridan otoritassetiap eksekutif yangprovinsi dipimpin oleh seorang gubernur, danyang kekuasaanditunjuk kehakimanoleh dipisahkan dari kekuasaan yang berkuasaKhalifah.<ref>{{Cite web|title=قصة الإسلام|url=http://islamstory.com/|website=islamstory.com|language=ar|access-date=2022-07-05|archive-date=2020-09-26|archive-url=https://web.archive.org/web/20200926023754/http://islamstory.com//|dead-url=no}}</ref>
 
Khilafah dicapai dengan kesetiaan; Dimana orang-orang ber[[baiat|ba'iat]] (berjanji setia) kepada Khalifah dengan syarat mereka mengikuti Sunnah Allah dan Rasul (Muhammad) dalam setiap keputusannya.<ref>Syakir 2000, hlm.39</ref> Jika Khalifah taat, maka kekuasaannya akan berlangsung seumur hidup, dan kekuasaan pertama dan terakhir dalam segala hal adalah untuk Khalifah sendiri.<ref>Syakir 2000, hlm.166</ref> Di era Kekhalifahan Rasyidin, tidak ada kepemimpinan kolektif negara, dan Khalifah tidak memiliki wakil, wali, atau agen, kecuali ketika dia terpaksa absen, maka dia akan menunjuk seseorang untuk menggantikannya dan mengurus urusan negara sampai dia kembali. Negara Kekhalifahan Rasyidin adalah sistem pemerintahan Islam yang ideal dalam [[suksesi Muhammad]], terutama di era Abu Bakar dan Umar, dan model itulah yang dicita-citakan oleh para pendukung Khilafah Islam di era modern.<ref>{{Cite book|last=Helmy|first=Mustafa|date=2006|url=https://books.google.com.sa/books?id=AdbnOjtRltQC&printsec=frontcover&hl=id#v=onepage&q&f=false|title=الخلافة|publisher=Kotobarabia.com|language=ar|trans-title=Al-Khilafah|access-date=2022-07-05|archive-date=2022-08-07|archive-url=https://web.archive.org/web/20220807100029/https://books.google.com.sa/books?id=AdbnOjtRltQC&printsec=frontcover&hl=id#v=onepage&q&f=false|dead-url=no}}</ref> Beberapa sejarawan (terutama yang berasal dari [[Dunia Barat|Barat]]) menganggap Kekhalifahan Rasyidin sebagai negara [[Teokrasi|Teokratis]], tetapi sejumlah peneliti Muslim, menyangkal hal ini.<ref>{{Cite web|title=دعوة الحق - النظام الإداري والإقليمي في صدر الإسلام.|url=https://habous.gov.ma/daouat-alhaq/item/5346|website=habous.gov.ma|access-date=2022-07-05|archive-date=2022-07-05|archive-url=https://web.archive.org/web/20220705191508/https://habous.gov.ma/daouat-alhaq/item/5346|dead-url=no}}</ref><ref name="Syakir 2000"/>
Baris 253:
 
=== Syura ===
Para Khalifah Rasyidun bervariasi dalam pendekatan mereka terhadap penerapan syura dan pendekatan mereka terhadap politik. [[Abu Bakar]] misalnya, biasa bermusyawarah lalu memutuskan, sedangkan [[Umar]] bermusyawarah lalu dieksekusi. Dewan Syura di era Kekhalifahan Rasyidin tidak terdiri dari sejumlah orang tertentu, dan pendapat orang-orang Syura tidak mengikat khalifah. Namun, dan keputusan di dalamnya tidak diambil olehmelalui pemungutan mayoritassuara.<ref>[[#Syakir2000|Syakir, 2000]] hlm. 39</ref> atau oleh kelompok,Atau lebih tepatnya, keputusan akhir tentang masalahsuatu inipermasalahan adalahdiserahkan untukkepada Khalifah itu sendiri. [[Abu Bakar]], [[Umar bin Khattab]] dan [[Utsman bin Affan]] sangat bergantung pada syura; Ia memiliki efek positif yang besar selama pemerintahan mereka, dan membantu untuk mengambil dan menyelesaikan keputusan dan perselisihan dalam menjalankan urusan negara.<ref>[[#Syakir2000|Syakir, 2000]] hlm. 205</ref> Namun,Situasi di sisi lain, situasi inimenjadi berbeda pada eramasa kekuasaan Ali. Pada awal pemerintahannya, ia berkonsultasi dengan para sahabat Madinah, seperti para khalifah lainnya, dan masalah Syura berjalan dengan baik,; tetapi setelah pindahia memindahkan ibukota ke [[Kufah]], tidak ada seorang pun di sekitarnya yang dapat diandalkan dari antara mereka.<ref>[[#Syakir2000|Syakir, 2000]] hlm. 231</ref> Para sahabat, Sebagian besar dari orang-orang di sekitarnya berasal dari generasi pengikut denganyang memiliki status lebih rendah, dan Syura kehilangan hasilhak yang diinginkan yang telah dicapai selama era mereka yang mendahuluinya dari khalifah.<ref>[[#Syakir2000|Syakir, 2000]] hlm. 238</ref> Meskipun syura berlanjut di negara Islam setelah berakhirnya era Kekhalifahan Rasyidin, syura tidak pernah mendapatkan kepentingan dan kekuatan yang diperolehnya selama era mereka.<ref>[[#Syakir2000|Syakir, 2000]] hlm. 220</ref><ref>[[#Syakir2000|Syakir, 2000]] hlm. 241</ref>
 
Syura di era Khalifah Rasyidin memiliki banyak contoh, di antaranya adalah Abu Bakar yang segera mengikuti kematian Muhammad, dimana Muhammad telah mempersiapkan pasukan yang dipimpin oleh [[Usamah bin Zaid]] untuk menyerang negara [[Byzantium]],<ref>[[#Syakir2000|Syakir, 2000]] hlm. 39</ref> dan tentara tersebut berkemah di luar kota menunggu para pejuang berkumpul, namun Muhammad telah meninggal saat itu, dan gerakan murtad pun dimulai.<ref>[[#Syakir2000|Syakir, 2000]] hlm. 221</ref> Abu Bakar memerintahkan Usamah untuk berbaris dengan pasukannya, tetapi sejumlah sahabat khawatir tentang ancaman murtad ke kota sementara semua anak buahnya sedang menuju untuk menyerang Romawi, sehingga mereka datang ke Abu Bakar, Umar, Utsman, [[Abu Ubaidah bin Jarrah]], [[Sa'ad bin Abi Waqqash]] dan [[Sa'id bin Zaid]],<ref>[[#Syakir2000|Syakir, 2000]] hlm. 221</ref> dan mereka memintanya untuk menunda Pengiriman Pasukan Usamah Sampai setelah gerakan murtad dilenyapkan, sehingga mereka aman dari bahaya murtad, namun Abu Bakar meyakinkan mereka setelah mengingatkan mereka tentang rekomendasi Muhammad untuk melaksanakan Pengiriman Pasukan Usamah saat Muhammad sedang sakit menjelang kematiannya.<ref>[[#Syakir2000|Syakir, 2000]] hlm. 222</ref>