Fondrakö: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k clean up, added underlinked tag
k fix
 
Baris 15:
Bila suatu daerah yang belum mencanangkan Fondrakӧ mengalami bala, para tetua adat akan mencari penyebab masalah. Mereka mencari siapa yang dituakan untuk diangkat menjadi ''Tuhe Wondrakӧ'' yang memimpin penyelesaian masalah. Segala biaya pelaksanaan ditanggung bersama. Bila di daerah itu tinggal berpuluh-puluh kelompok yang berdekatan dan berbatasan ladangnya serta terdiri dari beberapa ''mado'', daerah ini akan menjadi ''Si Sambua Fondrak''ӧ ‘yang satu Fondrakӧ-nya’.{{Sfn|Harefa(1939)||p=26}}
 
Fondrakӧ mengajak orang berperilaku menurut jiwa Fondrakӧ.  Jiwa Fondrakӧ yaitu ''masi-masi'' ‘kasih sayang’, ''mӧli-mӧli'' ‘pengasuhan/pencegahan’, dan ''rou-rou'' ‘pendorong/pengasahan’. Berbanding dengan istilah asah asih asuh. Fondrakӧ bagi ''Ono Niha'' adalah sumber segala hukum yang menjadi landasan hidup, baik secara perorangan maupun masyarakat. Fondrakӧ tidak tertulis karena ''Li Niha'' adalah bahasa lisan. Ia berasaskan lima nilai, yaitu ''fo’adu''’ ‘perbuatan baik’, ''fangaso'' ‘mata pencarian’, ''fabarahao'' ‘tata pemerintahan dan stratifikasi sosial’, serta ''bӧwӧ masi-masi'' ‘adil dan saling mengasihi’ yang menjamin hak-hak anggota masyarakat atas hak kepemilikan, kekayaan, kehormatan, dan keamanan.{{Sfn|Harefa(1939)||p=26}}<br />
== Ketentuan-ketentuan dan Hukuman ==
Bagi pelanggar Fondrakӧ, ditentukan hukuman menurut kesalahan yang dilakukan. Hukuman itu mulai dari yang ringan seperti membayar emas, menyerahkan babi beberapa ekor, hingga hukuman mati dengan cara dipancung. Kesalahan yang pasti dijatuhi hukuman pancung yaitu berzinah. Zina adalah dosa terbesar bagi masyarakat Nias. Jika pelanggaran ini didapati, wanita maupun prianya akan menerima hukuman pancung.<ref name=":0" />