Revisi per 24 Januari 2023 21.27 sunting Arya-Bot (bicara \| kontrib) Bot, Pengecualian blokir IP 261.428 suntingan k →top: clean up Tag: AWB ← Revisi sebelumnya		Revisi terkini sejak 4 April 2024 06.13 sunting balikkan Jejak-Jejak (bicara \| kontrib) 15 suntingan k Persamaan kata biar lebih enak dibaca Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Tugas pengguna baru Newcomer task: copyedit
Baris 15: '''Dayeuh Luhur''' adalah suatu [[desa]] di Kecamatan [[Ganeas, Sumedang\|Ganeas]], [[Kabupaten Sumedang\|Sumedang]], [[Jawa Barat]], [[Indonesia]]. Dayeuh Luhur adalah sebuah tempat yang terletak di Kecamatan Ganeas. ~~Kira-kira~~Sekitar empat puluh lima menit jika melakukan perjalanan dari Desa Ganeas. Dayeuh Luhur berasal dari [[bahasa Sunda]], kata "''Dayeuh''" yang artinya kota dan "''Luhur''" artinya adalah tinggi. Karena letaknya di tempat yang tinggi, maka dinamakanlah Dayeuh luhur. [[Sejarah]] pernah mencatat bahwa di tempat ini pernah menjadi pusat pemerintahan kerajaan [[Kabupaten Sumedang\|Sumedang]] ketika melawan penjajahan [[Belanda]]. Di tempat ini pula terdapat makam Putri Haribaya istri dari [[Prabu Geusan Ulun]]. Karena itu, tempat ini telah dikenal oleh masyarakat sumedang sebagai tempat wisata ziarah. Sepanjang perjalanan ke tempat ini, akan terlihat [[pemandangan]] yang sangat indah. Di sisi kanan dan kiri akan terlihat bukit-bukit kecil nan elok. Setiap bulan [[Muharam]] tiba, tempat ini akan ramai dikunjungi oleh masyarakat, baik dari masyarakat Sumedang maupun masyarakat dari kota lain. Ada masyarakat yang hanya [[ziarah]] ataupun hanya sekadar melihat-lihat. Dan di atas bukit ini terdapat pula peninggalan tongkat yang dikenal oleh masyarakat Sumedang sebagai tongkat dari Mbah Jaya Perkoso yang tidak lain adalah seorang [[Patih]] dari kerajaan [[Kabupaten Sumedang\|Sumedang]]. Dan dari tempat inilah kita dapat melihat Kota Sumedang dan sekitarnya.

Dayeuh Luhur, Ganeas, Sumedang: Perbedaan antara revisi