Kota Tebing Tinggi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 34:
| web =
}}
'''Tebing Tinggi''' (Melayu[[Abjad Jawi|Jawi]]: تبڠ تنڠي) adalah sebuah [[kota]] di provinsi [[Sumatra Utara|Provinsi Sumatra Utara]], [[Indonesia]]. Kota Tebing Tinggi berada ditengah-tengah kabupaten [[Kabupaten Serdang Bedagai|Serdang Bedagai]], dengan luas wilayah 38,44&nbsp; km² dan pada tahun [[2020]] memiliki penduduk sebanyak 172.838 jiwa, dengan kepadatan 4.496 jiwa/km².<ref name="TEBINGTINGGI"/>
 
== Geografi ==
Baris 52:
 
=== Hidrologi ===
Di Tebing Tinggi terdapat empat sungai yang mengalir dari barat menuju timur. Keempat sungai tersebut adalah [[Sungai Padang]], [[Sungai Bahilang]], [[Sungai Kalembah]], dan [[Sungai Sibaran]]. Daerah sekitar Sungai Padang dan Bahilang merupakan wilayah potensi banjir, yaitu [[Bandar Utama, Tebing Tinggi Kota, Tebing Tinggi|Kelurahan Bandar Utama]], [[Persiakan, Padang Hulu, Tebing Tinggi|Persiakan]], [[Bandar Sono, Padang Hulu, Tebing Tinggi|Bandar Sono]], [[Mandailing, Tebing Tinggi Kota, Tebing Tinggi|Mandailing]], Bagelan, [[Rambung, Tebing Tinggi Kota, Tebing Tinggi|Rambung]], Tambangan, Brohal dan [[Rantau Laban, Rambutan, Tebing Tinggi|Rantau Laban]].
 
== Sejarah ==
{{rapikan}}
=== Datuk Bandar Kajum Damanik ===
Daratan yang terhampar di sepanjang pinggiran sungaiSungai [[Padang]] dan sungaiSungai Bahilang itu mulai dihuni sebagai tempat tinggal sekitar tahun 1864. Inilah pernyataan resmi pertama yang dibuat oleh sejumlah tokoh masyarakat Kota Tebing Tinggi pada tahun 1987. Pernyataan ini terdapat dalam makalah berjudul ''"Kertas Kerja Mengenai Pokok-Pokok Pikiran Sekitar Hari Penetapan Berdirinya Kotamadya Daerah Tingkat II Tebing Tinggi"''. Makalah ini kemudian dijadikan sebagai Perda yang menetapkan bahwa awal berdirinya Kota Tebing Tinggi adalah 1 Juli 1917.
 
Dalam makalah itu dipaparkan bagaimana perkembangan daerah ini pasca tahun 1864. Dimana dalam tahun berikutnya, berdasarkan penuturan lisan, seorang bangsawan dari wilayah Bandar Simalungun (sekarang masuk wilayah Pagurawan) bernama ''Datuk Bandar Kajum'' bersama pengikut setianya menyusuri sungai Padang untuk mencari hunian baru, hingga kemudian mendarat dan bermukim di sekitar aliran sungai besar itu. Pemukiman itu bernama Kampung Tanjung Marulak (sekarang [[Tanjung Marulak, Rambutan, Tebing Tinggi|Kelurahan Tanjung Marulak]], [[Rambutan, Tebing Tinggi|Rambutan]]).