Konten dihapus Konten ditambahkan
Illchy (bicara | kontrib)
Menghapus tag yang tidak berguna
Tag: halaman dengan galat kutipan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
k pembersihan kosmetika dasar
Baris 112:
[[Kepribadian]] muslim didasarkan kepada perpaduan antara pola pikir dan pola sikap dari individu terhadap nilai-nilai [[Akidah Islam|akidah]] di dalam ajaran Islam.<ref>{{Cite journal|last=Saifurrahman|date=2016|title=Pembentukan Kepribadian Muslim dengan Tarbiyah Islamiyah|url=https://media.neliti.com/media/publications/300410-pembentukan-kepribadian-muslim-dengan-ta-571b37e9.pdf|journal=Raudhah: Proud To Be Professionals: Jurnal Tarbiyah Islamiyah|volume=1|issue=1|pages=65}}</ref> Kepribadian muslim yang sesuai dengan akidah Islam menghasilkan individu yang juga memiliki kesalehan individu dan kesalehan sosial. Kesalehan individu ini tampak melalui tingkat kecerdasan spiritual. Sedangkan kesalehan sosial tampak melalui sikap empati, sikap mengasihi dan menyayangi serta sikap menghargai orang lain dan tolong-menolong.<ref>{{Cite book|last=Burhanuddin|date=2016|url=http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BAHASA_ARAB/198001172005021002-Asep_Sopian/buku/Buku%20islam%20agamaku.pdf|title=Islam Agamaku|location=Subang|publisher=Royyan Press|isbn=978-602-8841-53-5|pages=iv|url-status=live}}</ref> Integrasi kepribadian muslim di dalam Islam menjadi salah satu cita-cita Islam guna menciptakan kebahagiaan dan kebahagiaan universal bagi manusia di dunia dan di [[akhirat]].<ref>{{Cite book|last=Harisah|first=Afifuddin|date=2018|url=http://repositori.uin-alauddin.ac.id/16558/1/Filsafat%20Pendidikan%20Islam.pdf|title=Filsafat Pendidikan Islam: Prinsip dan Dasar Pengembangan|location=Sleman|publisher=Deepublish|pages=97|url-status=live}}</ref> Di dalam Islam, kepribadian muslim yang dianggap sempurna ialah yang memiliki kedasaran mengenai tujuan keberadaannya di dunia dan di akhirat. Pembentuk kepirbadian yang sempurna ini diwujudkan melalui pendidikan Islam.<ref>{{Cite book|last=Idris|first=Saifullah|date=2017|url=https://repository.ar-raniry.ac.id/id/eprint/1244/1/Saifullah-Internalisasi%20Nilai-Full%20OKE.pdf|title=Internalisasi Nilai dalam Pendidikan: Konsep dan Kerangka Pembelajaran dalam Pendidikan Islam|location=Yogyakarta|publisher=Darussalam Publishing|isbn=978-602-71602-5-5|pages=3|url-status=live}}</ref>
 
Allah memerintahkan setiap muslim untuk menjadi muslim yang mengikuti ajaran Islam secara keseluruhan dengan seutuhnya. Perintah ini disampaikan oleh Allah dalam [[Surah Al-Baqarah]] ayat 208. Dalam ayat ini disebutkan bahwa Allah menyeru kepada orang-orang yang beriman untuk mengikuti ajaran Islam secara keseluruhan dan menolak ajakan setan. Muslim yang menyeluruh dalam ayat ini bermakna bahwa ajaran Islam harus diterapkan oleh seorang musliim dalam setiap persoalan di dalam kehidupannya. Persoalan ini utamanya mengenai keimanan, ibadah, [[muamalah]] dan [[akhlak]].<ref>{{Cite book|last=Hambali|first=Muhammad|date=2017|url=https://www.google.co.id/books/edition/Panduan_Muslim_Kaffah_Sehari_hari_dari_K/b1FHEAAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=panduan+muslim+kaffah&pg=PA31&printsec=frontcover|title=Panduan Muslim Kaffah Sehari-Hari: Dari Kandungan hingga Kematian|location=Yogyakarta|publisher=Laksana|isbn=978-602-407-185-1|editor-last=Rusdianto|pages=31|url-status=live}}</ref>
 
== Demografi ==
Baris 156:
Para nabi itu ibarat saudara seibu. Ibu mereka berbeda-beda, agama mereka adalah satu.” (HR. Bukhari 3443, dan Muslim 2365).</ref> dan Al Qur'an menjelaskan pula tentang semua [[nabi]], dan [[rasul]] adalah sebagai muslim, dari [[Adam]], [[Nuh]],<ref>"...dan aku diperintahkan untuk menjadi muslim.” (Yunus: 72)</ref> [[Ibrahim]],<ref>“Ketika Tuhannya berfirman kepadanya: “Tunduk patuhlah!” Ibrahim menjawab: “Aku tunduk patuh kepada Tuhan semesta alam”. (Al-Baqarah: 131)</ref><ref>"...(Ikutilah) agama orang tuamu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orang-orang muslim dari dahulu,...(Al-Hajj (22):78)</ref> [[Yaqub]],<ref>"... dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya’qub. (Ibrahim berkata): “Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam.” (Al-Baqarah: 132)</ref> [[Musa]],<ref>"Berkata Musa: “Hai kaumku, jika kamu beriman kepada Allah, maka bertawakkallah kepada-Nya saja, jika kamu benar-benar orang muslim." (Yunus: 84)</ref> [[Isa]]<ref>“Saksikanlah bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang muslim.” (Al Imran: 52).</ref> dan [[Muhammad]]. Al Qur'an menyatakan bahwa mereka adalah muslim karena mereka hanya berserah diri kepada [[Tuhan]], memberikan firman, dan menegakkan agama Allah. Demikian pula dalam surah Al-Imran dalam Al-Qur'an, {{cquote|''Para [[Isa#Al-Hawâriyyûn (Pengikut)|hawariyyin]] (sahabat-sahabat setia) berkata kepada Isa: "Kamilah penolong-penolong (agama) Allah, kami beriman kepada Allah; dan saksikanlah bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berserah diri." (Al-Imran 3:52)}}
 
Dalam Al Quran dijelaskan pula bahwa penyihir [[Fir’aun]]<ref>"...dan kamu tidak menyalahkan kami, melainkan karena kami telah beriman kepada ayat-ayat Tuhan kami ketika ayat-ayat itu datang kepada kami." (Mereka berdoa), "Ya Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami, dan wafatkanlah kami dalam keadaan muslim (berserah diri)." (Al-A’raf: 126)</ref> dan [[Ratu Balqis]]<ref>"Bahwa janganlah kamu sekalian berlaku sombong terhadapku, dan datanglah kepadaku sebagai muslim (orang-orang berserah diri)." (An-Naml:31)</ref> adalah muslim pula.
 
Dalam sebuah hadits dikatakan bahwa Nabi Muhammad adalah penutup [[Nabi Islam|para nabi]], dan diibaratkan sebagai sekelompok orang yang membangun sebuah bangunan, Nabi Muhammad adalah pelengkap dari sebuah bangunan tersebut.<ref>Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah {{saw}} bersabda, “Perumpamaan aku dengan nabi sebelumku ialah seperti seorang lelaki yang membangun sebuah bangunan kemudian ia memperindah, dan mempercantik bangunan tersebut kecuali satu tempat batu bata di salah satu sudutnya. Orang-orang ketika itu mengitarinya, mereka kagum, dan berkata, “Amboi, jika batu bata ini diletakkan, akulah batu bata itu dan aku adalah penutup para nabi.” (HR. Bukhari, no. 3535 dan Muslim, no. 2286)</ref>
Baris 165:
== Ibadah umat muslim ==
{{Utama|Rukun Islam}}
Dalam [[Islam]], ibadah yang ditentukan oleh [[Allah]] dan dibagi hukumnya menjadi dua, yaitu wajib, dan sunnah. Dalam rukun Islam disebutkan ibadahnya adalah [[shalat|salat lima waktu]], [[saum]], [[zakat]], [[haji]] atau [[umroh|umrah]].
 
=== Ibadah wajib ===
Baris 173:
Salat wajib dibagi lagi hukumnya menjadi menjadi dua, yaitu salat ''fardhu 'ain'', dan ''fardhu kifayah''. Salat [[Subuh]], salat [[Dzuhur]], salat [[Ashar]], salat [[Maghrib]], salat [[Isya]] hukumnya ''fardhu 'ain''. Salat [[Salat Jumat|Jumat]] hukumnya ''fardhu 'ain'' bagi laki-laki. Sedangkan, [[salat jenazah]] hukumnya ''fardhu kifayah''.
 
Hukum salat [[Salat Ied|'Ied]] ada tiga pendapat masyhur di kalangan [[ulama]], di antaranya hukumnya sunnah,<ref>Pendapat ini di dukung oleh sejumlah Ulama diantaranya Ibnu al-Mundzir dalam “Al-Ausath IV/252”.</ref> ''fardhu kifayah'',<ref>Al-Mughni II/224.</ref> dan ''fardhu 'ain''.<ref>Imam Shana’ani, Imam Syaukani, Syaikh [[Al-Albani]], dan Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin berpegang kepada pendapat bahwa shalat ‘Ied adalah “Wajib ‘Ain.</ref>
 
=== Ibadah sunnah ===