'''Kopyor''' (yang oleh sebagian masyarakat di Jawa Tengah disebut [[garoh]]) adalah kelainan [[genetika|genetik]] pada [[buah]] [[kelapa]]. Ciri kelainan ini adalah "daging buah" yang empuk atau terlepas dari tempurungnya, jumlah air kelapa sedikit, dan aroma yang khas yang berbeda dari daging kelapa biasa.<ref>{{Cite journal|last=Sukendah|first=S.|last2=Volkaert|first2=Hugo|last3=Sudarsono|first3=S.|date=2009-12-04|title=Isolation and Analysis of DNA Fragment of Genes Related to Kopyor Trait in Coconut Plant|url=https://jurnal.ugm.ac.id/ijbiotech/article/view/7814|journal=Indonesian Journal of Biotechnology|language=en-US|volume=14|issue=2|pages=1169-1178|doi=10.22146/ijbiotech.7814|issn=2089-2241}}</ref> Sifat ini merupakan hasil mutasi spontan di bagian [[mayang]] yang bersifat setempat (biasa dikenal dalam botani sebagai ''[[chimera]]''). Perubahan sifat ini dapat terjadi pada saat setelah pembuahan atau bahkan sebelumnya. Buah kelapa kopyor dapat dikenali dengan menggoyang-goyangkan buah ke kiri dan ke kanan, dan akan terdengar bunyi seolah buah kelapa tersebut bukan terisi air tetapi terisi pasir.
Buah kopyor sangat disukai karena rasanya yang menyegarkan bila disajikan sebagai minuman. Kegunaan lainnya ada sebagai bahan kue, baik kue kering maupun kue basah. Nilai ekonomisnya juga sangat tinggi. Jika dibandingkan dengan kelapa biasa, harga kelapa kopyor dapat mencapai empat sampai lima kalinya. Dengan teknik [[kultur jaringan]] orang dapat membuat kelapa yang mampu menghasilkan 70-90% buah kelapa kopyor.