Rudolf Puspa: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Jonas Carsten (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Tugas pengguna baru Newcomer task: copyedit
Wagino Bot (bicara | kontrib)
Baris 2:
{{tone}}
{{wikify}}
'''Rudolf Puspa''' ({{lahirmati|Solo|29|6|1947}} dengan nama Rudolf Puspa Heruana) adalah seorang seniman [[teater]] indonesia dan [[sutradara]] dari komunitas Teater Keliling. Ia memulai karirnya dalam dunia teater sejak duduk di bangku SMA. Pada tahun 2016 Rudolf dinobatkan sebagai Abdi Abadi FTI saat malam penganugerahan Federasi Teater Indonesia (FTI) Award XI. FTI memberikan penghargaan kepada Rudolf atas jasanya di bidang seni pertunjukan dan kebudayaan.<ref>{{Cite web|title=Rudolf Puspa|url=https://www.datatempo.co/foto/detail/P2712201600055/rudolf-puspa|website=Datatempo.co|access-date=26 Agustus 2022}}</ref>
 
Bersama istrinya Dery Syrna, Buyung, dan Paul Pangemanan, Rudolf Puspa membentuk komunitas "Teater Keliling" yang didukung oleh Saraswaty, [[Jajang C. Noer]], Wit, Syaeful Anwar, dan RW Mulyadi. Hingga saat ini Rudolf Puspa masih aktif menjadi sutradara dari Teater Keliling.<ref>{{Cite news|url=https://m2indonesia.com/tokoh/sastrawan/rudolf-puspa.htm|title=Rudolf Puspa|date=2015-10-13|newspaper=M2Indonesia|language=en-US|access-date=2017-07-14}}</ref>
Baris 14:
 
* Alm. Ibunya mendekap bayi kecil tengah malam berjalan melalui rel kereta api tanpa takut dengan desingan peluru serdadu Belanda; menuju rumah sakit untuk berobat. Ternyata tak ada dokter jaga dan rumah sakit gelap gulita namun sang ibu tabah mendampingi sang bayi menangis sakit hingga pagi.
 
* Ketika harus mengungsi ke kota [[Ambarawa (disambiguasi)]] ia menangis harus berpisah dengan anjing kampung kesayangannya. Dan peristiwa dengan anjing; suatu hari bapaknya yang tidak berani dengan anjing harus dan nekat menggendong anjing anaknya yang diketemukan setelah beberapa lama hilang. Sang anak gembira melihat anjing dan keberanian bapaknya mengorbankan rasa takut dan jijik demi anaknya. Sifat berani berkorban terekam di benak sang anak.
* Tiap hari lebaran selalu berada di rumah kakeknya di desa Ngemplak Delanggu dimana sang kakek nanggap wayang kulit sehari semalam. Beberapa lama disana dan bergaul dengan anak anak desa. Suasana pedesaan; sawah, sungai, gunung banyak membuatnya suka pada alam. Dunia pewayangan yang dia senangi adalah sang dalang. Ia suka duduk di dekat kotak wayang di mana dia bisa memperhatikan sang dalang memainkan anak anak wayangnya. Kegemaran kakeknya menghibur warga desa serta dalang wayang kulit memberi arti baginya.