Mpu Sindok: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
fixing vandalism Tag: Pembatalan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 12:
|spouse = Sri Parameswari (Dyah Kebi)
}}
'''Mpu Sindok''' atau '''Sindok''' dikenal juga dengan nama '''Dyah Sindok''' adalah
==Sejarah==
''Maharaja Mpu Sindok'' sangat dikenal dalam sejarah [[Nusantara]] karena meninggalkan banyak prasasti dari masa pemerintahannya, dan karena ialah tokoh yang memindahkan pusat kekuasaan kerajaan Medang dari
Pusat kerajaan yang baru ada di
Sindok memiliki dua istri, salah satunya, Sri Parameswari Dyah Kbi, kemungkinan adalah putri Dyah Wawa, raja Mataram sebelumnya. Dengan demikian, Sindok berhasil naik takhta Mataram karena pernikahannya.
Baris 35:
Istana [[Kerajaan Medang]] pada awal berdirinya diperkirakan terletak di daerah [[Mataram]] (dekat [[Yogyakarta]] sekarang). Kemudian pada masa pemerintahan [[Rakai Pikatan]] dipindah ke Mamrati (daerah [[Kedu]]). Lalu, pada masa pemerintahan [[Dyah Balitung]] sudah pindah lagi ke Poh Pitu (masih di sekitar Kedu). Kemudian pada zaman [[Dyah Wawa]] diperkirakan kembali ke daerah Mataram.
Mpu Sindok kemudian memindahkan istana Medang ke wilayah [[Jawa Timur]] sekarang. Dalam beberapa prasastinya, ia menyebut kalau kerajaannya merupakan kelanjutan dari Kerajaan Medang di [[Jawa Tengah]]. Misalnya, ditemukan kalimat ''Kita prasiddha mangraksa kadatwan rahyangta i Bhumi Mataram i
Menurut teori van Bammelen, istana Medang di Mataram hancur akibat letusan [[Gunung Merapi]] yang disertai gempa bumi dan hujan material vulkanik. Tidak diketahui dengan pasti apakah bencana alam ini terjadi pada masa pemerintahan [[Dyah Wawa]] ataukah pada pemerintahan Mpu Sindok.
Mpu Sindok memimpin penduduk Medang yang selamat pindah ke timur. Ia membangun ibu kota baru di daerah Tamwlang ([[prasasti Turryan]], 929). Kemudian istana dipindahkan ke
== Riwayat Pemerintahan ==
|