Kota Kediri: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Referensi
Kembangraps (bicara | kontrib)
Baris 71:
[[Artefak]] [[arkeologi]] yang ditemukan pada tahun 2007 menunjukkan bahwa daerah sekitar [[Kediri]] menjadi lokasi [[Kerajaan Kadiri]], sebuah kerajaan [[Hindu]]-[[Buddha]] pada abad ke-11.<ref>[http://www.tourismindonesia.com/index.php?option=com_content&task=view&id=524&Itemid=33 Kediri archeological discovery offers clues on ancient kingdom] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20070328004059/http://www.tourismindonesia.com/index.php?option=com_content&task=view&id=524&Itemid=33 |date=2007-03-28 }}, ''[[The Jakarta Post]]'', 24 March 2007.</ref>
 
Menurut [[Serat Calon Arang]], awal mula wilayah Kediri sebagai permukiman perkotaan dimulai ketika raja [[Airlangga]] memindahkan pusat pemerintahan kerajaannya dari istana [[Kahuripan]] ke ''[[Daha]]napura''. ("Kotadahana" = api, Api")pura" = kota), selanjutnya lebih dikenal dengan singkatannya sebagai ''[[Daha]]''. yang berlokasi di wilayah sekitar Kota [[Kediri]]. Sepeninggal [[Airlangga]], wilayah [[kerajaan Panjalu|Panjalu]] dibagi menjadi dua, yaitu [[Kerajaan Kadiri|Kediri]] di barat dan [[Kerajaan Janggala|Jenggala]] di timur. [[Daha]] menjadi pusat pemerintahan [[Kerajaan Kediri|Kerajaan Kadiri]] dan [[Kahuripan]] menjadi pusat pemerintahan [[Kerajaan Jenggala|Kerajaan Janggala]]. Panjalu oleh penulis-penulis periode belakangan juga disebut sebagai [[Kerajaan Kadiri]]/Kediri, dengan wilayah kira-kira [[Kabupaten Kediri]] sampai [[Kabupaten Madiun]] sekarang.
 
Semenjak pengaruh wilayah [[Tumapel]] atau (yang berpusat di [[Singhasari]]) menguat, ibukota Dahanapura diserang{{Facts}} dan kota ini menjadi kedudukan [[raja]] [[vazal]], yang terus berlanjut hingga [[Kerajaan Majapahit|Majapahit]] hingga [[Kesultanan Demak|Demak]] dan [[Kesultanan Mataram|Mataram Islam]].
 
[[Berkas:Storming of Kediri 1689 - The Crown of Mataram (1890).png|jmpl|Pasukan VOC menyerbu Kediri–ketika itu dijadikan ibukota oleh [[Trunajaya]]–pada tahun 1678 dalam [[Perang Trunajaya]].]]