Indonesia tidak pernah bisa lepas dari sejarah. apalagi yang berkaitan dengan penjajahan. Rata-rata di setiap daerah Indoesia sendiri punya cerita berbeda mengenai hal tersebut. Tak terkecuali Masjid Jami' Dukung Tawangsari ini sendiri. Karena posisinya yang strategis, Masjid ini pernah menjadi pos para pejuang dibawah komando Komarudin pada saat serangan 1 maret 1949 waktu terjadi pemberontakan PKI tahun 1960. Seperti Masjid pada keraton lain, masjid ini dulunya dikelola oleh abdi dalem yang karena perkembangan waktu masjid ini sekarang dielola oleh seorang muadzin saja. Menilik dari sejarahnya dan awal didirikan masjid ini ada hubungannya dengan keraton maka masjid ini begitu di hormati keberadaanya oleh masyarakat setempat. Ada beberapa masyarakat sekitar yang percaya kalau cungkup makam Pangeran Puger tidak bisa dinuka kalau orang tidak memberi hormat terlebih dahulu, selain itu ada aturan yang telah dibuat dari dulu yaitu dilarang dibunyikan gong diarea masjidMasjid Tawangsari. Hal ini berkaitan dengan berita bahwa gong lanang ( gong yang di gantung) yang digunakan untuk acara gamelan sekitar masjid, selalu tidak bisa digunakan. Hal ini konon kabarnya salah satu hal yang diarang oleh pangeran puger. hal ini menurut H. Fadlan, ketua takmir masjid memberikan arti agar seorang senantiasa menjaga kesucian dan keagungan masjid.