SMA Negeri 1 Wates: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Pranala luar: pembersihan kosmetika dasar, removed stub tag
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 53:
Dengan terbitnya Surat Keputusan Menteri P dan K Republik Indonesia tanggal 10 September 1962, nomor<nowiki> </nowiki>: 21/SK/B/III tentang pengambilalihan SMA Swasta menjadi sekolah Menengah Negeri Gaya Baru, maka terhitung sejak tanggal 1 Agustus 1962 SMA Persiapan Negeri Wates, secara resmi berubah statusnya menjadi SMA Negeri Wates. Berdasarkan cap sekolah pada saat itu, SMA Negeri Wates merupakan SMA Negeri ke-212 untuk seluruh Indonesia, sehingga SMA Negeri Wates dikenal sebagai SMA 212 atau kemudian berkembang dengan nama popular menjadi SMA 212, atau SMA Casello atau SMA kalih setunggal loro. Pada waktu diresmikan jumlah
kelasnya baru 4 buah kelas 1 gaya baru dan 3 kelas gaya lama yaitu kelas II A (bahasa); kelas IIB (Ilmu Pasti Alam), dan kelas II C (Ilmu-ilmu Pengetahuan sosial). Setelah resmi menjadi SMA negeri, mulailah mendapatkan penempatan guru-guru baik guru-guru pindahan dari luar. Daerah Istimewa Yogyakarta maupun guru-guru pengangkatan baru oleh pemerintah sehingga lambat laun semua guru dari SGA Negeri Wates sudah tidak ada yang mengajar di SMA Negeri Wates.
 
==Kontroversi==
Di SMA Negeri 1 Wates, sebagian siswa terlibat dalam kenakalan remaja yang mencakup tawuran dan vandalisme. Setiap senja, koridor sekolah menjadi saksi bisu pertarungan antara kelompok-kelompok yang saling bersaing, menciptakan ketegangan di antara siswa.
 
Dinding sekolah yang seharusnya penuh dengan karya seni dan inspirasi kini tercoret oleh vandalisme yang menggambarkan ketegangan antarkelompok. Serangkaian insiden ini telah menciptakan atmosfer tegang di sekolah, memaksa siswa dan guru untuk hidup dalam ketidakpastian.
 
Pihak sekolah berupaya keras untuk mengatasi masalah ini dengan melibatkan para guru pembimbing, melakukan pendekatan pencegahan, dan menyelenggarakan kegiatan positif. Namun, tantangan terus muncul, mengingat beberapa siswa terus terlibat dalam perilaku yang merugikan.
 
Situasi ini menunjukkan pentingnya upaya bersama dari seluruh komunitas sekolah, orang tua, dan pihak berwenang untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman dan mendukung bagi semua siswa.
 
== Alumni ==