Macapat: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Firman Mustaqim (bicara | kontrib)
Penambahan informasi & penyuntingan tanda baca.
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Firman Mustaqim (bicara | kontrib)
Penambahan informasi, pembuangan informasi tidak perlu & serta penyuntingan tanda baca.
Tag: kemungkinan perlu pemeriksaan terjemahan VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 402:
=== Pucung ===
 
Ngelmu iku kalakone kanthi laku<br />Lekase lawan kas<br />Tegese kas nyantosani<br />Setya budya pengekesing dur angkara
Pucung adalah salah satu dari 12 puisi jawa (tembang macapat) yang sangat sederhana. Pucung biasa disebut juga dengan ''pocung''. Pucung adalah tetembangan yang digunakan untuk mengingat pada kematian, karena dekat dengan kata [[pocong]] yaitu pembungkusan mayat saat akan dikubur. Selain itu, pucung juga berarti woh-wohan (buah-buahan) yang memberikan kesegaran. Kata “cung” sendiri mengingatkan pada kuncung yang lucu. Oleh sebab itu perkembangan dari tembang ini merujuk kepada hal-hal lucu atau parikan atau ''bedhekan'' (tebakan).
 
Pucung sendiri memiliki watak kendur, tanpa adanya klimaks dan tujuan dalam cerita. Dalam membuat pucung tidak boleh asal-asalan karena ada aturannya.
 
'''Contoh lain dalam versi tebak-tebakan jawa klasik:'''
Berikut aturan dari tembang pucung.
 
Bapak Pocung, dudu watu, dudu gunung
1. Guru gatra = 4<br />
Artinya tembang ini memiliki 4 larik kalimat.
 
''(Ayo tebak, dia bukan batu bukan pula gunung)''
2. Juru wilangan = 12, 6, 8, 12<br />
Maksudnya tiap kalimat harus bersuku kata seperti diatas. Kalimat pertama 12 suku kata. Kalimat kedua 6 suku kata. Kalimat ketiga 8 suku kata. Kalimat keempat 12 suku kata.
 
Sabane ing sendhang
3. Guru lagu = u, a, i, a<br />
Akhir suku kata dari setiap kalimat harus bervokal u, a, i, a
 
''(Dia suka tinggal di sungai)''
Berikut ini adalah contoh tembang pucung.
 
Ngon-ingone sang Bupati
Ngelmu iku kelakone kanthi laku --> u<br />
 
Lekase lawan kas --> a<br />
''(Dipelihara orang kaya seperti Si Bupati)''
Tegese kas nyantosani --> i<br />
 
Setya budya pengekesing dur angkara --> a
Yen lumaku si Pocung lembehan grono
 
''(Kalau berjalan Si Dia suka melqmbaikan hidung)''
 
 
 
Dan jawaban dari tebak-tebakan tembang pucung tersebut adalah Gajah. Inilah sebabnya tembang pucung amat populer dikalangan anak-anak. Karena menarik untuk dijadikan lagu permainan tebak-tebakkan. Pun demikian syarat pakem dari guru lagu dan guru wilangan harus tetap terpenuhi.
 
=== Jurudemung ===