Kota Palu: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Makanan Khas
Tag: Menghilangkan referensi VisualEditor
Baris 42:
}}
 
'''Kota Palu''' adalah sebuah kota yang di tepi laut dan sekaligus [[ibu kota|Ibukota]] dari [[provinsi]] [[Sulawesi Tengah]], [[Indonesia]]. Palu merupakan kota yang terletak di Sulawesi Tengah, berbatasan dengan [[Kabupaten Donggala]] di sebelah Baratbarat dan Utarautara, [[Kabupaten Sigi]] di sebelah Selatanselatan, dan [[Kabupaten Parigi Moutong]] di sebelah Timurtimur. Kota Palu merupakandijuluki sebagai kota lima dimensi yang terdiri atas lembah, lautan, sungai, pegunungan, dan teluk. KoordinatnyaLetak adalahKota Palu dekat dengan garis khatulistiwa, dengan koordinatnya 0,35 – 1,20 LU dan 120 – 122,90 BT. Kota Palu dilewati oleh garis Khatulistiwa. Pada tahun [[2021]], penduduk Kota Palu berjumlah 372.113 jiwa, dengan kepadatan 942 jiwa/km<sup>2</sup>.<ref name="DUKCAPIL"/>
 
== Sejarah ==
Baris 49:
[https://www.responaktual.online/?m=1 Asal usul nama kota Palu] adalah kata '''Topalu'e''' yang artinya ''Tanah yang terangkat'' karena daerah ini awalnya lautan. Pernah terjadi gempa dan pergeseran lempeng (''palu koro'') sehingga daerah yang tadinya lautan tersebut terangkat dan membentuk daratan lembah yang sekarang menjadi Kota Palu.
 
IstilahTeori lain juga menyebutkan bahwa kata asal usul nama Kota Palu berasal dari bahasa Kaili VOLO yang''bolovatu/volovatu,'' berartisejenis bambu yang tumbuh dari daerah Tawaeli sampai di daerah sigiSigi. Bambu sangat erat kaitannya dengan masyarakat sukuSuku Kaili, ini dikarenakan ketergantungan masyarakat Kaili dalam penggunaan bambu sebagai kebutuhan sehari-hari mereka, baik itu dijadikan Bahan makanan (Rebung), Bahan bangunan (Dindingdinding, tikar, dll), Perlengkapanperlengkapan sehari hari, permainan (Tilako), serta alat musik (Lalove).
 
=== Pembentukan kota Palu ===
Baris 167:
 
=== Kondisi Masyarakat ===
Masyarakat Kota Palu sangat heterogen. Penduduk yang menetap di kota ini berasal dari berbagai suku bangsa seperti [[Bugis]], [[Toraja]], dan [[Mandar]] yang berasal dari [[Sulawesi Selatan]] dan [[Sulawesi Barat]], [[Gorontalo]], [[Kota Manado|Manado]], [[Jawa]], [[Arab]], [[Tionghoa]], dan [[Kaili]] yang merupakan suku asli dan terbesar di Sulawesi Tengah.<ref name=":1">Kompas.com. (27 Februari 2012).Kota Palu Bisadan Menjadi Pusat Budaya Sulawesisekitarnya. Diakses pada 4 Juni 2014 11:21 dari http://oase.kompas.com/read/2012/02/27/16481582/Palu.Bisa.Menjadi.Pusat.Budaya.Sulawesi{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>
 
Kota Palu sering diasosiasikan dengan kekerasan dan konflik. Padahal, masyarakat tidak terpengaruh oleh konflik atau bentrokan antarwarga. Bentrokan antarwarga di Kelurahan Nunu dan Kelurahan Tavanjuka yang sempat diberitakan di media massa tidak mempengaruhi aktivitas masyarakat. Warga tetap beraktivitas seperti biasa.<ref name=":1" />
 
== Kesehatan ==
Baris 177 ⟶ 175:
 
== Ekonomi ==
Kota Palu saat ini juga menjadi salah kawasan ekonomi khusus (KEK) di Indonesia bagian timur. Berbagai persiapan untuk ditetapkan Kota Palu sebagai kawasan ekonomi khusus telah dilakukan, penyiapan lahan seluas 1.520 hektare di Kecamatan [[Palu Utara, Palu|Palu Utara]], yang meliputi Kelurahan Pantoloan, Baiya, dan Lambara. Lahan seluas 1.520 hektare itu akan dibagi menjadi kawasan industri seluas 700 hektare, kawasan perumahan (500 hektare), kawasan pendidikan dan penelitian (100 hektare), kawasan komersial (100 hektare), daerah olahraga (50 hektare), kawasan pergudangan (50 hektare), kawasan perkebunan dan taman (20 hektare).<ref name=":1">Kompas.com. (27 Februari 2012). Palu Bisa Menjadi Pusat Budaya Sulawesi. Diakses pada 4 Juni 2014 11:21 dari http://oase.kompas.com/read/2012/02/27/16481582/Palu.Bisa.Menjadi.Pusat.Budaya.Sulawesi{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>
 
== Pariwisata ==
Baris 184 ⟶ 182:
'''Jembatan Ponulele'''
 
Jembatan Ponulele atau oleh warga kota Palu, dikenal dengan Jembatan Kuning atau Jembatan IV (empat) merupakan jembatan lengkung pertama yang dibangun di Indonesia. Jembatan Kuning menawarkan pemandangan pengunungan di sisi timur dan barat Kota Palu sekaligus Teluk Palu di sisi utara. Jembatan Kuning memiliki daya tarik tersendiri, terlebih pada sore dan malam hari. Jembatan Kuning terlihat megah dengan gemerlapnya lampu-lampu yang terpasang di sepanjang jembatan. Jembatan yang panjangnya kurang lebih 250 meter, berdiri di muara Sungai Palu dan menghubungkan Kelurahan Besusu Barat di Kecamatan Palu Timur dan Kelurahan Lere di Kecamatan Palu Barat. Namun, sayang pada tanggal 28 September 2018 sore hari pukul 18.02 WITA, gempa & tsunami yang melanda Kota Palu dan sekitarnya mengakibatkan jembatan ini hancur.
Jembatan Ponulele atau oleh warga kota Palu, dikenal dengan jembatan kuning ini, menjadi daya tarik sendiri. Terlebih jika kita menikmatinya pada malam hari, keindahannya jembatan kuning ini lebih nampak dengan gemerlapnya lampu-lampu yang terpasang disepanjang jambatan.
 
Hal inipun menjadi daya tarik bagi mereka yang baru pertama kali berkunjung ke kota Palu. Para pengunjung pun, tidak sungkan-sungkan menyempatkan diri untuk berfoto diatas jembatan Ponulele.
 
Jembatan yang panjangnya kurang lebih 250 meter, berdiri diatas teluk palu dan pantai talise, menghubungkan Kota Palu dan Kab Donggala tersebut, menjadi salah satu objek panorama yang menarik terlebih keindahannya yang menakjubkan. Jika berdiri diatas jembatan Ponulele, kita bisa melihat keindahan teluk palu. Namun, sayang pada tanggal
 
28 September 2018 tepat di sore hari menjelang malam pukul 18.02 WITA Gempa & Tsunami melanda kota palu dan sekitarnya Jembatan yang sangat indah ini nyaris hancur.
 
==== Danau Sibili ====
[[Berkas:Danau sibili.jpg|jmpl|Danau Sibili, Pantoloan,Tawaeli]]
[[Danau Sibili]] merupakan danau alam yang terletak di Kelurahan Pantoloan, Kecamatan Tawaeli, Kota Palu. Danau ini merupakan salah satu objek wisata kebanggaan masyarakat Tawaeli karena pemandangannya yang indah. Danau yang terletak 24&nbsp; km di utara pusat Kota Palu ini awalnya merupakan danau yang dijadikan tempat pemancingan ikan oleh masyarakat sekitar. Tetapi, karena seringnya pengunjung yang datang dari luar Kecamatan Tawaeli untuk datang berwisata akhirnya danau ini dijadikan salah satu objek wisata andalan di kecamatan tersebut.
 
Danau Sibili yang indah telah menjadi tempat wisata bagi masyarakat sekitar maupun dari luar kota Palu. Wisata yang menjadi andalan di sini adalah wisata memancing dengan berbagai jenis ikan seperti mas, bawal, mujair, gabus, dll. Di pinggir danau, ada sarana yang dapat digunakan bagi Anda yang ingin menikmati keindahan danau, seperti perahu tradisional.
Baris 217 ⟶ 209:
Jembatan Palu V atau disebut lalove merupakan jembatan penghubung dua kelurahan di Kecamatan Tatanga dan Kecamatan Palu selatan yang terpisah oleh sungai Palu. pembangunan Jembatan ini dibangun pada sejak Juni 2019 lalu dan diresmikan oleh bapak walikota '''''Drs. Hidayat, M.Si''''' pada tanggal 26 Agustus 2020.
 
Keunikan dari jembatan ini adalah berdirinya dua tiang duplikat seruling berwana kuning atau Wargawarga Palu menyebutnya Lalove, merupakan alat musik tiup tradisional sukuSuku kailiKaili yang mendiami lembah Palu, Sulawesi Tengah.
 
Disamping jembatan juga terdapat cafe/jajanan makanan yang tersedia pula wahana permainan anak - anak dibawah jembatan. di hari sabtu - minggu ramai warga datang kesini untuk sekedar jogging, sepatu roda, dan berfoto.
 
==== Masjid 'Apung' Argam Bab Al Rahman ====
Baris 262 ⟶ 252:
Simbol perdamaian berupa Gong Perdamaian atau Monumen Nosarara Nosabatutu ini, diresmikan pada tanggal 11 Maret 2014 oleh Brigadir Dewa Parsana Kapolda Sulawesi Tengah, selaku pencetus Ide pembuatan monumen sebagai simbol perdamaian bertujuan sebagai dasar dalam membangun kebersamaan, kerukunan, dan mengajak seluruh komponen bangsa untuk ikut berperan aktif dalam mewujudkan keamanan, kedamaian, dan kesejahteraan masyarakat Indonesia, khususnya di Sulawesi Tengah.
 
'''''Monumen ini terletak di Kelurahan Tondo, Kecamatan Mantikulore, Kota Palu. Berada di atas bukit yang berjarak 2 km di belakang Mako Polda Sulawesi Tengah,''''' tempat ini bisa dicapai melalui jalan Soekarno-Hatta dengan jalan mendaki sekitar 10 menit dengan menggunakan kendaraan.
 
Gong Perdamaian Nosarara Nosabatutu memiliki beberapa tulisan disetiap bagiannya. Pada bagian depan gong terdiri dari 3 bagian lingkaran dan 1 bagian yang menonjol keluar. Lingkaran yang paling luar terdapat 444 logo beserta nama Kota dan Kabupaten yang ada di Indonesia. Lingkaran tengah terdapat 33 logo beserta nama Provinsi yang ada di negeri tercinta Indonesia, dan juga tulisan “GONG PERDAMAIAN NUSANTARA, SARANA PERSAUDARAAN DAN PEMERSATU BANGSA”. Bagian dalamnya terdapat 5 logo agama yang ada di Indonesia, yaitu agama Islam, Buddha, Kristen, Katolik dan Hindu. Sedangkan pada bagian tengah gong yang menonjol keluar terdapat gambar pulau Indonesia dan di atas gong terdapat tulisan UUD 1945.
Baris 285 ⟶ 275:
== Makanan Khas ==
 
=== Kaledo/Uvempoi ===
Kaledo/uvempoi merupakan olahan daging sapi. Kaledo berasal dari kata ''nakaa'' yang berarti keras, dan ''ledo'' yang berarti tidak dalam Bahasa Kaili dialek Ledo. Sedangkan uvempoi berasal dari kata ''uve'' yang berarti air, dan ''poi'' yang berarti asam. Kaledo/uvempoi berarti daging yang dimasak hingga empuk (tidak keras) dan memiliki kuah yang berasa asam. Makanan ini memiliki bumbu yang cukup sederhana, hanya asam jawa yang masih muda, garam, dan cabai rawit. Terdapat sedikit perbedaan antara kaledo dan uvempoi yaitu kaledo menggunakan bagian tulang kaki sapi yang masih memiliki sedikit daging yang menempel (di pasar tradisional sering disebut "tulang" saja), sedangkan uvempoi menggunakan bagian rusuk. Kadang masyarakat Palu memelesetkan kata kaledo menjadi "kaki lembu Donggala", walau sebenarnya kaledo bukan hanya berasal dari Donggala. Kaledo disajikan beserta dengan nasi putih atau singkong/ubi kayu rebus.
Kaledo merupakan Sup Tulang Sapi yang dimasak hingga empuk. Kuahnya yang bening memiliki rasa bumbu yang kuat yang merupakan campuran berbagai bumbu seperti asam jawa, cabe rawit, dan garam. Kaledo disajikan beserta dengan Nasi atau Ubi. Kuahnya pun menyegarkan badan dengan rasa asam yang dominan dicampur rasa pedas cabe rawit.<ref>Kompas.com. (1 Januari 2014). Asam Pedas Kaledo Khas Palu. Diakses pada 4 Juni 2014 11:56 dari http://travel.kompas.com/read/2014/01/01/0928497/Asam.Pedas.Kaledo.Khas.Palu.</ref>
 
=== Uta Kelo/Sayur Kelor ===
Uta Kelo merupakan sayur yang berbahan dasar daun kelor. Kuahnya gurih terbuat dari campuran santan kelapa dan biasanya dicampur dengan berbagai bahan seperti palola ngura/terong muda, loka ngura/pisang muda, pusu/jantung Pisang, kasubi/ubi, dan lamale/udang rebon. Pendatang di Kota Palu mungkin kurang familiar dengan olahan kelor, terutama yang berasal dari Jawa di mana daun kelor sering dikaitkan dengan ritual mistis dan bukan untuk dimakan. Sebenarnya kelor yang tumbuh di Palu sedikit berbeda dengan kelor yang tumbuh di Jawa. Daun pohon kelor di Palu biasanya lebih kecil dan tipis dibandingkan kelor di Jawa yang lebih lebar dan tebal, sehingga daun kelor di Palu lebih nikmat jika dibuat sayur, apalagi masyarakat Palu khususnya Suku Kaili akan memilih daun kelor yang dekat dengan pucuknya saja untuk dibuat sayur. Daun kelor sudah terbukti memiliki nilai gizi yang tinggi, dan kini juga diolah menjadi teh herbal.
Uta Kelo merupakan sayur yang berbahan dasar daun kelor. Kuahnya bersantan dan gurih terbuat dari campuran santan kelapa, daun kelor, dan biasanya dicampur dengan berbagai bahan seperti Palola Ngura/Terong Muda, Loka Ngura/Pisang Puda, Pusu/Jantung Pisang, Kasubi/Ubi, dan Lamale/Udang Kecil.
 
=== Putu ===
Berbeda dengan kue putu yang dikenal oleh sebagian besar masyarakat Indonesia, putu khas Kota Palu memiliki cita rasa yang jauh berbeda. Putu khas Palu terbuat dari ketan/pulut putih atau hitam yang dikukus, berbeda dengan kue putu yang terbuat dari tepung beras dan diwarnai dengan daun suji. Pulut yang sudah matang kemudian dicetak meggunakan bambu dan dibaluri kelapa yang dikukur. Putu sering disantap sebagai sarapan. Putu mudah dijumpai di sekitar Pantai Talise/Kampung Nelayan, pasar tradisional, bahkan di pinggir jalan.
 
=== Duo Sole/Teri Goreng ===
Duo sole adalah makanan khas masyarakat Kota Palu. Duo sole memiliki cita rasa asin, gurih, dan pedas. Ikan duo atau dikenal juga dengan penja atau ikan nike sering disamakan dengan ikan teri, namun sebenarnya berbeda. Ikan duo adalah larva dari ikan yang memiliki nama latin ''Awaous melanocephalus'', yang masih berkerabat dengan ikan ''guppies.'' Duo sole sering disantap dengan putu, atau uta kelo.
 
=== Palumara/Sayur IkanPallumara ===
Pallumara merupakan makanan yang berbahan dasar ikan, kunyit, asam jawa dan cabai untuk rasa pedas. Pallumara juga merupakan makanan khas Makassar. Namun terdapat sedikit perbedaan di mana pallumara di Makassar memiliki kuah cenderung kuning dan rasa yang lebih segar, sedangkan pallumara di Palu seringkali berkuah merah dan lebih pedas.
Palumara atau biasa di sebut Sayur Ikan merupakan sayur yang berbahan dasar ikan. Kuahnya berwarna kuning karena campuran kunyit, asam jawa dengan sedikit cabe untuk rasa pedas.
 
=== Bau Ngau/Ikan Kering ===
Bau Ngaungau atau Ikanikan Keringkering adalah salah satu makanan khas di kotaKota Palu, berbahan dasar ikan yang dikeringkan dan disirami oleh air laut sehingga membuat rasanya asin. Bau Ngau biasa disajikandiolah dengan cara digoreng atau dibakar dan disajikan dengan irisan cabai, bawang merah, tomat juga perasan jeruk nipis.
 
=== UveMpoiUta Dada/Sayur AsamSantan ===
Uta Dadadada <ref>{{Cite web|title=Uta Dada, Kuliner Khas Palu dan Rahasia Memasaknya {{!}} aginamo|url=https://aginamo.blogspot.com/2016/04/uta-dada-kuliner-khas-palu-dan-rahasia.html|website=aginamo.blogspot.com|access-date=2022-05-23}}</ref>merupakan kuliner khas TanahKota KailiPalu yang tidak hanya digemari masyarakat asli daerah ini, tetapi juga menu kesukaan masyarakat  pendatang. Uta Dadadada merupakan jenis kuliner  bersantan, agak pedas, dengan aroma dan rasa khas antara ayam bakar/asap . dengan Terdapat dua jenis Uta dada, yakni Uta dada ayam dan ikan, yang keduanya sama-sama dibakar/diasap. Kekuatan rasa Uta dada adalah dari proses pembakaran/pengasapan. Oleh karena itu Uta dada tidak membutuhkan bawang putih dalam campuran bumbunya karena bawang putih dapat menenggelamkan aroma asap tersebut. Bahkan, masakan khas Kaili pada umumnya juga tidak menggunakan bawang bumbuputih.
Uvempoi merupakan makanan berupa sop daging sapi dengan bumbu khas Palu. Daging yang dimasak adalah bagian tulang rusuk. Kuah sop terasa gurih dan berwarna cokelat. Berbeda dengan kaledo dari yang menggunakan tulang kaki lembu Donggala, uvempoi menyajikan kesegaran kala memakannya. Makanan ini sering dihidangkan dengan Burasa, yaitu nasi santan yang dimasak dalam daun pisang. Uvempoi selalu muncul pada saat perayaan Idul Fitri ataupun Idul Adha.
 
Jenis ayam yang digunakan untuk memasak Uta dada biasanya ayam kampung, dan jenis ikan yang biasa digunakan adalah ikan cakalang asap atau ikan teri medan yang telah diasapi (''rono tapa'' dalam Bahasa Kaili). Antara Uta Dadadada Ayamayam dan ikan hanya terdapat sedikit perbedaan bumbu. Jika utaUta dada ayam menggunakan sereh dan sedikit air asam jawa, bukan menggunakan tomat. Sedangkan uta dada ikan tidak menggunakan sereh  tetapi menggunakan tomat, bukan air asam jawa.
Masakan Uvempoi ini meroket di zaman pemerintahan Presiden Soeharto. Masakan ini wajib dihidangkan pada menteri-menteri yang melakukan kunjungan kerja ke Palu.[https://www.liputan6.com/lifestyle/read/2454249/uvempoi-sop-daging-kesukaan-para-menteri-era-presiden-soeharto]
 
=== UtaTabaro Dada / Sayur SantanDange ===
Dange terbuat dari sagu (''tabaro'', dalam Bahasa Kaili berarti sagu, dan ''dange'' yaitu panggang) sehingga tabaro dange berarti sagu panggang. Sagu dicampur dengan kelapa parut, kemudian dipanggang di atas kayu bakar menggunakan wajan khusus yang terbuat dari tanah liat yang bentuknya lebih ceper seperti piring. Proses pembakarannya unik, di mana campuran sagu dipanggang di antara dua wajan tanah yang panas sehingga matang merata. Tabaro dange dapat dinikmati dengan ikan, atau gula merah/gula aren jika ingin rasa manis. Makanan serupa juga dikenal dengan nama ''ambal'' di Kabupaten Buol, ''jepa'' oleh Suku Mandar di Sulawesi Barat, dan juga ''dange'' di Kabupaten Pangkep Sulawesi Selatan. Bedanya, dange di Palu dan ambal terbuat dari sagu, dange di Pangkep terbuat dari beras ketan, sedangkan jepa terbuat dari parutan singkong.
Uta Dada <ref>{{Cite web|title=Uta Dada, Kuliner Khas Palu dan Rahasia Memasaknya {{!}} aginamo|url=https://aginamo.blogspot.com/2016/04/uta-dada-kuliner-khas-palu-dan-rahasia.html|website=aginamo.blogspot.com|access-date=2022-05-23}}</ref>merupakan kuliner khas Tanah Kaili yang tidak hanya digemari masyarakat asli daerah ini, tetapi juga menu kesukaan masyarakat  pendatang. Uta Dada merupakan jenis kuliner  bersantan agak pedas, dengan aroma dan rasa khas antara ayam bakar/asap  dengan  bumbu.
 
=== Tetu ===
Terdapat dua jenis Uta Dada, yakni Uta Dada Ayam dan ikan Cakalang keduanya sama-sama di bakar/asap. Karena kekuatan rasa Uta Dada sebenarnya adalah dari proses bakar/asap.  Karena itulah, sebenarnya memasak Uta Dada tidak membutuhkan bawang putih, karena bawang putih justru akan menenggelamkan aroma ayam/ikan bakar/asap tersebut. Bahkan, umumnya masakan khas Kaili pada umumnya juga tidak membutuhkan bawang putih.
Tetu merupakan kue basah yang berbahan dasar terigu, tepung beras, santan, dan gula aren atau gula putih. Tetu dicetak dengan wadah yang terbuat dari daun pandan besar yang telah dibentuk seperti perahu/mangkuk. Gula aren yang telah disisir atau gula putih dimasukkan ke dalam cetakan daun pandan, lalu dituangi adonan dan dikukus hingga matang. Ada petuah yang mengatakan untuk tidak membuka kukusan sebelum tetu benar-benar matang, karena akan memengaruhi hasilnya. Tetu memiliki tekstur lembut, adonan yang tawar, manis gula yang meleleh di bagian bawah, serta wangi pandan. Tetu sangat mudah dijumpai di bulan Ramadan dan dijadikan sebagai takjil. Tetu juga dikenal oleh masyarakat Suku Mandar di Sulawesi Barat. Tetu disebut juga sebagai kue perahu atau kue lampu-lampu di Sulawesi Utara dan Gorontalo.
 
=== Nasi Kuning ===
Antara Uta Dada Ayam dan ikan hanya terdapat sedikit perbedaan bumbu. Jika uta dada ayam menggunakan sereh dan sedikit air asam jawa, bukan menggunakan tomat. Sedangkan uta dada ikan tidak menggunakan sereh  tetapi menggunakan tomat, bukan air asam jawa.
Kota Palu juga memiliki jenis nasi kuning yang khas. Nasi kuning di Palu biasanya disajikan dengan ikan saus (dimasak dengan cabai, tomat bawang, dll), ayam saus, telur rebus, atau gore-gore (daging yang direbus, digoreng, dan ditumis dengan bumbu dengan cita rasa manis pedas berempah, dengan tambahan ubi kayu goreng), serta sambal. Nasi kuning menjadi pilihan sarapan dan makan malam bagi masyarakat Palu.
 
=== LabiaBawang DangeGoreng ===
Meski tidak untuk dimakan begitu saja, bawang goreng menjadi pelengkap di berbagai hidangan dan merupakan salahsatu buah tangan yang cukup populer di Kota Palu. Bawang goreng Palu terbuat dari bawang varietas lokal, bukan bawang merah biasa. Bentuknya mirip seperti bawang merah, namun dengan warna yang lebih pucat nyaris putih dan sedikit kehijauan. Jenis bawang seperti ini konon kurang enak untuk digunakan sebagai bumbu masakan, dan lebih cocok untuk dijadikan bawang goreng. Bawang goreng khas Palu memiliki tekstur yang lebih padat, renyah, dan warna yang kuning keemasan dibandingkan bawang goreng dari bawang merah biasa yang biasanya lebih kecoklatan. Bawang goreng dapat dengan mudah ditemukan di toko oleh-oleh, dan di pasar tradisional. Bahkan di beberapa pasar ada yang menjual bawang goreng mentahan yang sudah diiris dan siap digoreng.
Labia Dange<ref>{{Cite web|date=2018-10-01|title=Labia Dange, Olahan Sagu Terkenal dari Sulawesi Tengah|url=https://merahputih.com/post/read/labia-dange-olahan-sagu-terkenal-dari-sulawesi-tengah|website=MerahPutih|access-date=2022-05-23}}</ref> terbuat dari Sagu dan Dalam bahasa daerah setempat, ''labia'' berarti sagu dan ''dange'' yaitu pangang. Makanan ''labia dange'' berarti sagu panggang. Pengolahannya dengan cara memanggangnya di atas bara dengan wajan tanah liat.
 
== Transportasi ==