Gunung Wilis: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kopijawi (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 28:
== Legenda Sejarah ==
Gunung Wilis menyimpan banyak cerita misteri yang kental dengan aroma mistis <ref>{{cite web |title=Menguak Gunung Wilis, dari Sejarah Hingga Cerita Mistis |url=https://www.selingkarwilis.com/travel/pr-8505828278/menguak-gunung-wilis-dari-sejarah-hingga-cerita-mistis |website=Selingkar Wilis |publisher=Gema Wilis |access-date=13 Februari 2023}}</ref>
Legenda Gunung Wilis sangat erat dengan kisah penciptaan manusa yanghyang tertulis dalam [[Tantu Panggelaran]]<ref>{{cite web |last1=Tantu Panggelaran |first1=Kitab |title=Kitab Tantu Panggelaran |url=https://budaya-indonesia.org/Kitab-Tantu-Panggelaran |website=Budaya Indonesia |publisher=Sobat Budaya |access-date=10 Februari 2023}}</ref> yang ditulis dalam bahasa Jawa Pertengahan pada zaman Majapahit. Suntingan teks yang sangat penting telah terbit pada tahun 1924 di Leiden oleh Dr. [[Theodoor Gautier Thomas Pigeaud]]
 
Dikisahkan, pada mulanya [[pulau Jawa]] tidak berpenghuni dan selalu bergoncang sehingga pulau Jawa membutuhkan gunung untuk menancapnya. Proses pengaturannya berjalan sebagai berikut: para Dewa mengangkat puncak gunung Mahameru (Gunung Semeru) dari [[India]] dan ditempatkan di sebelah barat pulau Jawa dan berceceran di sepanjang jalan, sehingga terjadilah gunung Lawu, Gunung Wilis, [[Gunung Kelud|Kelud]], [[Gunung Kawi|Kawi]], [[Gunung Arjuno|Gunung Arjuna]], [[Gunung Kumukus]] dan pada akhirnya [[Gunung Semeru]]
Baris 34:
Dalam literatur klasik Jawa, [[Gunung Wilis]] atau Gunung [[Pawinihan]] memiliki peran penting dalam sejarah terciptanya manusia. Penggambaran kisah penciptaan manusia bersumber dari Jagad Gumelar – Manusia Tercipta <ref>{{cite web |last1=Gumelar |first1=Jagad |title=Jagad Gumelar Manusia Tercipta |url=https://archive.org/stream/BerbagaiAGAMA-FILSAFAT_201510/Jagad_Gumelar_v2_djvu.txt |access-date=10 Februari 2023}}</ref>yang di tulis oleh Agung Bimo Sutejo dan Timmy Hartadi, inilah kisahnya :
 
Adalah Sang Hyang [[Brahma|Batara Brama]] yang pertama kali menciptakan manusia, diambil dari tanah dan dibuat dengan kepalan tangannya, karena Sang Hyang Batara Brama adalah Dewa Api maka wujud manusia yang dibuat terlalu gosong, makanyakarena itulah kemudian disebut dengan Bangsa Keling. Proses penciptaan manusia <ref>{{cite web |last1=Panggelaran |first1=Tantu |title=Proses Penciptaan Manusia |url=https://candi.web.id/gunung-wilis/ |website=Candi Web Id |access-date=10 Februari 2023}}</ref> pertama itu terjadi di daratan Jawa di [[Gunung Bromo]], dan manusia yang diciptakan saat itu suhunya sangat panas untuk tinggal di dataran rendah sehingga mereka hanya dapat hidup di ketinggian yang suhunya lebih dingin.
 
Kemudian Sang Hyang [[Wisnu|Batara Wisnu]] juga menciptakan manusia dan terwujudlah sosok manusia yang lebih baik dan sempurna [seperti manusia sekarang ini], kejadian itu masih di daratan Jawa di Gunung Pawinihan [sekarang Gunung Wilis]. Tetapi saat itu manusia ciptaan Sang Hyang [[Wisnu|Batara Wisnu]] kondisi suhunya masih sama karena hanya mampu tinggal di tempat dingin. Manusia ciptaan itu menjadi rebutan dari para [[Hapsara]] dan [[Hapsari]] untuk dimomong oleh mereka.