Suku Kaur: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Blackman Jr. (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 9:
|caption=Suku Kaur tempo dulu dalam buku Sejarah Sumatra Karya Wilham Marsden}}
 
'''Suku Kaur''' atau '''Suku Melayu Kaur'''<ref>{{cite web |url= https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/Kaur|title=Kaur|author=<!--Not stated-->|website=kbbi.kemdikbud.go.id|publisher=Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia|access-date=17 Juni 2021|quote=Kaur merupakan suku bangsa yang mendiami daerah sekitar sungai Kaur, Kabupaten Kaur, Provinsi Bengkulu.}}</ref> adalah salah satu [[sukukelompok bangsaetnis]] yang mendiami daerah sekitar [[sungai Kaur]], di [[Kabupaten Kaur]], [[Provinsi Bengkulu]]. Pemukiman orang Kaur berdekatan dengan kediaman [[suku Serawai]] dan [[Suku Besemah|Besemah]]. Berbeda dengan kedua suku bangsa tersebut yang menggunakan [[bahasa Melayu Tengah]], suku Kaur menggunakan [[bahasa Kaur]].<ref>[http://www.ethnologue.com/language/vkk Ethnologue]</ref>
 
Berdasarkan catatan Belanda, orang Kaur merupakan percampuran dari etnis [[Orang Minangkabau|Minangkabau]] yang datang melalui [[Kerajaan Inderapura|Indrapura]] dengan [[suku Basemah]]. Pada abad ke-18, daerah pesisir pantai muara Sungai Sambat telah berkembang hingga ke Muara Nasal yang terlebih dahulu didiami oleh suku Buai Harung. Kemudian kawasan ini didatangi oleh orang-orang dari [[Kerajaan Pagaruyung|Pagaruyung]] yang kemudian membentuk suku Kaur.<ref>Zusneli Zubir, Peninggalan Sejarah dan Potensi Wisata Kabupaten Kaur Provinsi Bengkulu, 2011</ref>