Berbagai macam penghargaan telah diterima sejak tahun 2003. Pada tahun 2010, beliau menerima Penghargaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dari [[Indonesia Toray Science Foundation (ITSF)]]. Beliau dinilai aktif dan konsisten menghasilkan jurnal- jurnal ilmiah yang terbit dalam skala nasional maupun internasional. Beliau mengajukan penelitian tentang karbon aktif dengan memanfaatan limbah pertanian seperti kulit ketela pohon. Hal ini dinilai dapat menjadi solusi pemurnian minyak kelapa sawit dengan teknologi yang efisien.<ref>{{Cite web|url=https://tekno.tempo.co/read/312690/suryadi-ismadji-terima-penghargaan-itsf-2010|title=Suryadi Ismadji Terima Penghargaan ITSF 2010|date=2011-02-10|website=Tempo|language=en|access-date=2019-09-14}}</ref> Pada tahun yang sama, Suryadi Ismadji juga menerima penghargaan Australia Alumni Award untuk bidang Research and Innovation dari Kedutaan Australia. Pada tahun 2012, Suryadi Ismadji menerima penghargaan Anugerah Kekayaan Intelektual Luar Biasa dari Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan dan Kabudayaan, Republik Indonesia. Pada tahun 2015 beliau menerima penghargaan Ahmad Bakri Award XIII dan APTIK Award 2015. Pada tahun 2017, perhargaan Habibie Award XIX pada bidang Teknik dan Rekayasa berhasil diperoleh Suryadi Ismadji. Tahun 2018, predikat Dosen Berprestasi tingkat nasional (peringkat 2) berhasil diraih oleh Suryadi Ismadji. Dalam waktu 4 tahun berturut-turut (2019-2022), Suryadi Ismadji masuk dalam [https://ecebm.com/2021/10/26/stanford-university-names-worlds-top-2-scientists-2021/ WORLD’S TOP 2% SCIENTISTS].