Lie Kim Hok: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Perbaikan terjemahan
Glorious Engine (bicara | kontrib)
Baris 53:
Lie dan keluarganya pulang ke Buitenzorg pada tahun 1866. Pada waktu itu, di sana tidak ada sekolah yang dijalankan dengan pendidikan bergaya Eropa, dan kemudian ia dikirim ke sebuah sekolah yang dijalankan oleh orang yang beretnis Tionghoa. Selama tiga tahun, belajar dibawah tiga kepala sekolah yang berbeda pada masa mudanya, ia mempelajari frasa [[dialek Hokkien|Hokkien]] tradisional dan [[aksara Tionghoa]] yang tidak ia pahami. Tio berpendapat bahwa Lie hanya mendapatkan sedikit ilmu pengetahuan di sekolah tersebut, dan sampai kematiannya, Lie tidak pernah memahami [[bahasa Mandarin]].{{sfn|Tio|1958|p=35}} Pada waktu di Buitenzorg, ia belajar menulis dibawah pengarahan [[Raden Saleh]], seorang teman dari ayahnya. Meskipun ia dilaporkan menunjukan kemampuannya, ia tak melanjutkan hobinya karena ibunya menentangnya. Ia juga menunjukan kemampuan dalam bentuk-bentuk sastra tradisional seperti ''[[pantun]]'' (sebuah bentuk puisi) dan gemar membuatnya sendiri.{{sfn|Tio|1958|p=41}}
 
Ketika [[Sierk Coolsma]] membuka sebuah sekolah misionaris di Buitenzorg pada 31 Mei 1869, Lie berada di kelas satu dari sepuluh kelas. Ia kembali belajar dengan menggunakan bahasa Sunda, subyek yang sama yang ia dapatkan waktu ia berada di Cianjur. Pada waktu itu, ia mulai mempelajari [[bahasa Belanda]]. Setelah sekolah yang dijalankan oleh pemerintah dibuka pada 1872, kebanyakan teman sekolah Lie adalah orang-orang yang beretnis Tionghoa; para pelajar Sunda, yang kebanyakan Muslim, yang ditransfer ke sekolah baru untukkarena khawatir dikonversidimurtadkan ke agama Kristen.{{sfn|Tio|1958|pp=32–34, 36}} Pada 1873, Coolsma dikirim ke [[Sumedang]] untuk menerjemahkan Alkitab ke dalam bahasa Sunda dan menggantikan misionaris D. J. van der Linden.{{efn|Sumber tersebut tidak mengindikasikan nama pertama-nya.}} Pembelajarannya dilanjutkan di tanah Melayu, karena van der Linden belum dapat berbicara dalam bahasa Sunda. Hubungan Lie dan kepala sekolah baru-nya kemudian menjadi tertutup.{{sfnm|1a1=Setyautama|1a2=Mihardja|1y=2008|1pp=175–176|2a1=Adam|2y=1995|2pp=64–65}} Dua tahun kemudian, ia bekerja di sekolah van der Linden dan mendirikan rumah dan menyebarkan pemahaman mengenai teater tradisional, termasuk [[wayang]].{{sfn|Setiono|2008|pp=234–235}}
 
== Guru dan penerbit ==