Lie Kim Hok: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
→‎Guru dan penerbit: Perbaikan terjemahan
Baris 49:
Pasca kematian orang tuanya, Lie menjual sekolah umum miliknya ke Oey Kim Hoat dan keluar dari Zending Press untuk bekerja sebagai surveyor tanah. Dalam empat tahun berikutnya, Lie pun bekerja di berbagai bidang.{{sfnm|1a1=Tio|1y=1958|1p=58|2a1=Suryadinata|2y=1995|2pp=81–82}} Pada tahun 1881, Oey Pek Nio kembali melahirkan anak, tetapi ia [[kematian maternal|kemudian meninggal]], sehingga anaknya dititipkan ke kakeknya yang tinggal di [[Gadog, Megamendung, Bogor|Gadog]]. Namun, pada tahun 1886, anak tersebut juga meninggal.{{sfn|Tio|1958|pp=46–47}} Pada tahun 1884, Lie menerbitkan buku-buku pertamanya. Dua buku di antaranya, yakni ''Kitab Edja'' dan ''Sobat Anak-Anak'', diterbitkan oleh Zending Press. ''Kitab Edja'' adalah sebuah buku pelajaran untuk membantu para siswa dalam belajar menulis bahasa Melayu, sementara ''Sobat Anak-Anak'' adalah kumpulan [[sastra anak-anak|cerita anak]] yang disebut oleh Aprinus Salam dari [[Universitas Gadjah Mada]] sebagai karya [[budaya populer|sastra populer]] pertama di Hindia Belanda.{{sfnm|1a1=Sumardjo|1y=2004|1p=47|2a1=Salam|2y=2002|2p=201}} Dua buku lain karya Lie diterbitkan oleh W. Bruining & Co., yang berbasis di Batavia (sekarang [[Jakarta]]). Salah satu buku di antaranya, yakni ''[[Malajoe Batawi]]'', adalah buku mengenai tata bahasa Melayu yang dimaksudkan untuk menstandardisasi pengucapan bahasa Melayu.{{sfn|Tio|1958|p=114}} Satu buku lainnya adalah [[syair]] empat volume berjudul ''[[Sair Tjerita Siti Akbari]].'' Buku tersebut menceritakan seorang pejuang [[berlintas-busana|yang menyamarkan jenis kelaminnya]] dan kemudian berhasil menaklukkan Kesultanan Hindustan untuk menyelamatkan suaminya. Buku tersebut pun menjadi salah satu karya Lie yang paling terkenal.{{sfnm|1a1=Tio|1y=1958|1pp=46–47|2a1=Koster|2y=1998|2pp=98–99}}
 
Setelah kematian van der Linden meninggal pada tahun 1885, Lie membayarmembeli paraZending janda guru-gurunyaPress dengan jumlahharga 1,.000  gulden. untukSebagian memperolehdari Zending Press; danauang tersebut sebagianberasal dipinjamdari daripinjaman teman-temannya.{{sfn|Adam|1995|pp=64–66}} Ia menggantilalu mengubah nama pencetakperusahaan percetakan tersebut menjadi Lie Kim Hok setelahnya. Ia kemudian menghabiskan banyaksebagian besar waktunya di tempatperusahaan percetakan tersebut, dan mengembangkannyaperusahaan denganpercetakan cepattersebut pun tumbuh pesat, dengan mencetak karya penulis lainnyalain dan mencetak ulang beberapasejumlah tulisankarya Lie dari masa sebelumnya. NamunWalaupun begitu, tempatperusahaan percetakan tersebut tidakbelum mendapatkandapat mencetak keuntunganlaba.{{sfn|Tio|1958|pp=49–50}} Pada tahun itu1885 juga, iaLie menerbitkan sebuah syair baru, berjudul ''Orang Prampoewan'' yang berisi 24  [[kuartet]], yang berjudul ''Orang Prampoewan''.{{sfn|Tio|1958|p=125}} IaLie juga menulis karya opini di berbagai surat kabar, termasuk di ''Bintang Betawi'' dan ''Domingoe''.{{sfn|Tio|1958|p=51}}
 
Pada tahun berikutnya1886, Lie mendapatkanmembeli hak percetakanuntuk pada surat kabar berbahasa Melayumencetak ''[[Pembrita Betawi]]'', bermarkassebuah surat kabar berbahasa Melayu yang berbasis di Batavia dan dituliseditornya dipimipin oleh W. Meulenhoff, dengan harga 1,.000  gulden. IaSebagian lagi-lagidari meminjamuang tersebut juga berasal dari pinjaman teman-temannya. Pada pertengahan tahun 1886,{{efn|{{harvtxt|Tio|1958|p=55}} tanggalnyamenyatakan mulai 1 September, tanggal yang juga dikutip padaoleh {{harvtxt|Adam|1995|pp=64–66}}. Namun, dalam sebuah kutipan, {{harvtxt|Tio|1958|p=145}}, menyatakan tanggal yang diberikan adalah 1 Juni.}} Lieperusahaan membukapercetakan sebuahmilik tempatLie (ketikayang iatelah pindahdipindah ke Batavia) untukpun digunakanmulai disebut sebagai percetakanpencetak suratPembrita kabarBetawi.{{sfn|Tio|1958|p=55}} KetikaDi bosantengah dengankesibukannya pekerjaandi persperusahaan percetakan tersebut, iaLie tetap menulis atau berkontribusi dalamdi duniaempat perbukuanbuku. Dua karyabuku pertama bergenre nonfiksi, satuyakni buku koleksi nubuatanramalan Tiongkok dan yangbuku terakhir adalah uraianmengenai hukum penyewaansewa. YangSementara buku ketiga adalahmerupakan terjemahan sebagian terjemahandari ''[[Seribu Satu Malam]]'', sebuah koleksi yang kemudiantelah populer di kalangan Melayu. YangSedangkan terakhirbuku keempat adalah novel pertamanyapertama karya Lie, yakni ''[[Tjhit Liap Seng]]''.{{sfn|Tio|1958|pp=84–86}} Novel tersebut menceritakan tentang sekelompok orang terdidikterpelajar di daratan utama Tiongkok,. ''Tjhit Liap Seng'' yangpun dianggap sebagai novel Tionghoa Melayu pertama.{{sfn|Salmon|1994|p=126}}
 
Hingga tahun 1887, Lie melanjutkanjuga penerbitanmenulis 5lima novel lain yang berlatar belakang Tiongkok sampai 1887. Beberapa kisahnyanovel tersebut berdasarkandidasarkan pada ceritakisah-ceritakisah Tiongkok yang diceritakan oleh teman-temannya yang dapat berbicara dalam bahasa Mandarin.{{sfn|Tio|1958|pp=72–73}} PelukisPada tersebuttahun menjual1887, sahamnyaLie padamenjual saham ''Pembrita Betawi'' sampaike Karsseboom  &  Co. pada 1887, tetapi ia melanjutkantetap pencetakanmencetak surat''Pembrita kabarBetawi'' sampaihingga perusahaansurat kabar tersebut – dan cetakanperusahaan suratpercetakan kabar milik Lie –miliknya diakuisisi oleh Albrecht  &  Co. pada tahun berikutnya1888.{{sfnm|1a1=Adam|1y=1995|1pp=64–66|2a1=Tio|2y=1958|2p=55}} Lie kemudian tidak lagi bekerjaberbisnis sebagaidi penerbitbidang penerbitan, meskipuntetapi iatetap melanjutkanberkontribusi penulisandi pada berbagaisejumlah surat kabar, termasuk penerbitandi surat kabar baru milik Meulenhoff, yakni ''Hindia Olanda''.{{sfn|Tio|1958|p=55}} Pada tigaHingga tahun berikutnya1891, iaLie pun tidak memiliki pekerjaaan yang tetap, mengambildan melakukan berbagai pekerjaan, meliputitermasuk menjadi penjual bambu, kontraktor, dan kasir.{{sfn|Setyautama|Mihardja|2008|pp=253–254}}
 
== Tiong Hoa Hwe Koan, penerjemahan, dan kematian ==