Bank Central Asia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Alex Neman (bicara | kontrib)
Alex Neman (bicara | kontrib)
Baris 52:
 
===Perkembangan pasca-divestasi===
[[Berkas:Menara BCA.jpg|jmpl|[[Menara BCA]], gedung kantor pusat BCA di atas pusat perbelanjaan [[Grand Indonesia]], [[Jakarta Pusat]]. BCA menempati gedung ini sebagai kantor pusatnya sejak 1 September 2008.]]
Sebenarnya, pasca beberapa kali pergantian kepemilikan tersebut, tercatat pemilik lama masih memiliki sedikit saham. Salim Group sendiri awalnya memiliki 7,2% sahamnya pasca BCA diambilalih pemerintah, yang kemudian merosot menjadi hanya 1,76% (milik Anthony Salim) dan sampai saat ini masih dipegangnya.<ref>[https://www.cnbcindonesia.com/market/20210604140643-17-250628/terkuak-tak-ada-anthoni-salim-di-pemegang-saham-bca-dijual Terkuak! Tak Ada Anthoni Salim di Pemegang Saham BCA, Dijual?]</ref> Saham itu berkurang akibat harus diserahkan lagi ke pemerintah dalam rangka pembayaran BLBI BCA.<ref>[https://books.google.co.id/books?newbks=1&newbks_redir=0&hl=id&id=XjJXAAAAMAAJ&dq=BCA+salim+7%2C2%25&focus=searchwithinvolume&q=7%2C2%25 Dunia EKUIN dan PERBANKAN, Volume 15,Masalah 1-2]</ref> Kemudian, pemerintah juga sempat memiliki sisa saham pasca penjualan BCA ke Farallon. Saham ini dilepas pada tahun 2004-2005, masing-masing 1,4% dan 5,02% oleh BPPN dan Pemerintah Republik Indonesia melalui [[Perusahaan Pengelola Aset]] (PPA).<ref name=tirz/> Seperti telah dijelaskan, bahwa pemegang saham BCA pasca divestasi adalah Farindo Investment yang merupakan [[perusahaan patungan]] Alaerka (Djarum) dan Farallon.<ref name=kretex/> Sebenarnya, bisnis perbankan bukan barang baru bagi perusahaan milik keluarga Hartono tersebut, karena sebelumnya mereka sudah memiliki [[Bank Haga]] dan [[Bank Hagakita|Hagakita]]. Awalnya, kendali Djarum di konsorisum Farindo hanya sebesar 5%.<ref>[https://books.google.co.id/books?newbks=1&newbks_redir=0&redir_esc=y&hl=id&id=UYoMAQAAMAAJ&dq=bank+hagakita+djarum&focus=searchwithinvolume&q=hagakita Behind Indonesia's headlines: mengungkap cerita di balik berita : 50 kasus asli Indonesia]</ref>