Inalum: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Merapikan |
→Sejarah: penambahan referensi |
||
Baris 44:
Pada tahun 1976, pemerintah juga membentuk [[Otorita Asahan]] untuk memastikan kelancaran Proyek
Asahan,<ref name="otorita">{{Cite web|url=https://jdih.setkab.go.id/puu/buka_puu/584/KP0051976.pdf|title=Keputusan Presiden nomor 5 tahun 1976|publisher=Sekretariat Kabinet Republik Indonesia|language=id|access-date=14 Maret 2023}}</ref> karena investasi awal yang dikeluarkan untuk Proyek Asahan mencapai 411 miliar yen. Pada tahun 1978, Nippon Asahan Aluminium mengurangi kepemilikan sahamnya di perusahaan ini menjadi 75%, sehingga pemerintah dapat memegang sisanya. Pada tahun 1987, Nippon Asahan Aluminium kembali mengurangi kepemilikan sahamnya di peusaahan ini menjadi 58,87%.
Pada tanggal 1 November 2013, sesuai perjanjian induk yang diteken pada tahun 1975, pemerintah Indonesia memutus kontrak dengan Nippon Asahan Aluminium, sehingga pada tanggal 9 Desember 2013, seluruh saham perusahaan ini resmi dipegang oleh pemerintah Indonesia. Pada tanggal 21 April 2014, pemerintah pun menetapkan perusahaan ini sebagai sebuah [[persero]].<ref name="persero">{{Cite web|url=https://jdih.setkab.go.id/puu/buka_puu/174082/PP%20Nomor%2026%20Tahun%202014.pdf|title=Peraturan Pemerintah nomor 26 tahun 2014|publisher=Sekretariat Kabinet Republik Indonesia|language=id|access-date=14 Maret 2023}}</ref> Pada bulan November 2017, pemerintah menyerahkan mayoritas saham [[Aneka Tambang]], [[Bukit Asam]], dan [[Timah (perusahaan)|Timah]] ke perusahaan ini sebagai bagian dari upaya untuk membentuk holding BUMN yang bergerak di industri pertambangan.<ref name="holding">{{Cite web|url=https://jdih.setkab.go.id/puu/buka_puu/175344/PP%20Nomor%2047%20Tahun%202017.pdf|title=Peraturan Pemerintah nomor 47 tahun 2017|publisher=Sekretariat Kabinet Republik Indonesia|language=id|access-date=14 Maret 2023}}</ref>
Pada pertengahan tahun 2018, pemerintah membubarkan Otorita Asahan, karena pengembangan PLTA dan pabrik peleburan aluminium di Asahan telah selesai.<ref name="asahan">{{Cite web|url=https://jdih.setkab.go.id/puu/buka_puu/175978/Perpres_73_Tahun_2018.pdf|title=Peraturan Presiden nomor 73 tahun 2018|publisher=Sekretariat Kabinet Republik Indonesia|language=id|access-date=14 Maret 2023}}</ref> Pada akhir tahun 2018, perusahaan ini resmi memegang 51% saham PT [[Freeport Indonesia]]. Pada tahun 2019, perusahaan ini meluncurkan "MIND ID" sebagai identitas dari holding BUMN industri pertambangan.<ref name="mind"/> Pada bulan Juli 2020, perusahaan ini membeli seluruh saham Indometal Corporation (Asia Pacific) Pte. Ltd. yang sebelumnya dipegang oleh [[Timah (perusahaan)|Timah]]. Nama perusahaan tersebut kemudian diubah menjadi [[MIND ID Trading]] Pte. Ltd. Pada bulan Oktober 2020, perusahaan ini resmi memegang 20% saham PT [[Vale Indonesia]] Tbk. Pada tahun 2021, bersama [[Aneka Tambang]], [[Pertamina]], dan [[PLN]], perusahaan ini mendirikan PT [[Industri Baterai Indonesia]] untuk mengembangkan ekosistem baterai kendaraan listrik di Indonesia.<ref name="annual"/><ref name="profil">{{Cite web|url=https://www.inalum.id/id/about/profil-perusahaan|title=Sejarah Perusahaan|publisher=PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero)|language=id|access-date=8 Maret 2023}}</ref> == Infrastruktur utama dan penunjang ==
|